16 | 𝐤𝐞𝐧𝐲𝐚𝐭𝐚𝐚𝐧 (𝟐)

106 12 28
                                    

Seseorang berperawakan tak terlalu tinggi keluar dari bangunan besar bernuansa putih setelah dua hari ke belakang ia merasakan nyeri yang luar biasa pada perutnya. Shoyo namanya. Ia tidak sendiri. Ada Kageyama Tobio bersamanya. Ya, benar, Tobio juga pergi ke rumah sakit karena merasakan hal yang sama. Ada apa?

Masih ingat dengan jus jeruk yang Tobio sajikan ketika Shoyo menginap di rumahnya? Ternyata, jus tersebut sudah expired dan Tobio kurang teliti karena tidak melihat tanggal pada kemasan. Akibatnya, kedua pria itu mengalami sakit perut yang luar biasa.

Entah takdir atau hanya kebetulan mereka dipertemukan di rumah sakit. Dengan tujuan yang sama untuk menemui dokter yang sama.

"Kenapa?"

Satu pertanyaan singkat Tobio layangkan untuk pemuda kecil di sampingnya yang terlihat sedikit murung.

"Kau marah padaku gara-gara jus itu?"

Shoyo menggeleng.

"Maaf kalau begitu."

"Tidak, tidak," Shoyo mengibaskan tangan di depan wajah, "aku tidak marah padamu, Kageyama."

Tobio terdiam sebentar. Lalu ia teringat satu perbuatannya yang mungkin saja hal tersebut membuat Shoyo marah padanya.

"Atau gara-gara aku menindihmu sambil menjilat lehermu? Aku juga minta maaf, aku tidak bermaksud melakukannya padamu."

Sontak pipi Shoyo memerah sempurna mendengarnya. Lantas ia pun memukul punggung lebar pria di sampingnya.

"Lupakan itu Bakageyamaaaaaaa..."

"Hah.." Tobio mendengus dibarengi tawa kecil.

Mereka melanjutkan perjalanan mereka. Cuaca pagi hari itu terlihat cukup cerah, Shoyo pun tidak memiliki jadwal masuk kerja hari ini. Hal sama juga berlaku untuk Tobio. Oleh karena itu, mereka sengaja menghabiskan waktu sejenak untuk berjalan-jalan setelah dari rumah sakit. Mereka pikir ini lebih baik daripada berdiam diri di rumah. Hanya akan membuat mereka mati kebosanan.

Jalanan kota Kanagawa memang tidak sepadat Tokyo. Itulah alasan mengapa Shoyo lebih suka tinggal disini daripada di ibu kota Jepang tersebut. Sebenarnya, mereka tidak tahu tujuan mereka kemana. Mereka hanya berjalan mengikuti kemana pun langkah kaki mereka membawanya.

Di sisi lain, seorang pria berambut pirang keemasan baru saja keluar dari dalam toko sepatu. Matanya melihat sosok bersurai mencolok yang tak asing. Bersama pria berperawakan tinggi di sampingnya.

"Shoyo-kun?"

Mendengar namanya dipanggil, lantas Shoyo pun menoleh. Melihat Atsumu berlari kecil menghampirinya sambil menenteng satu kantong kecil berwarna coklat.

"Atsumu-san?"

"Sedang apa kau disini?" matanya melirik bergantian Shoyo dan Tobio.

"Hanya jalan-jalan." jawab Shoyo. Tersenyum ke arah Atsumu.

"Kau bohong, Hinata. Kita berdua habis dari rumah sakit." Tobio tiba-tiba menyela mengoreksi jawabannya.

"Diamlah, Bakageyamaaa..!!" Shoyo mencubit keras pinggang Tobio. Yang bagi Tobio itu tidak ada apa-apanya.

"Rumah sakit?" Atsumu menghapus jaraknya dengan Shoyo. "Kau sakit? Atau ada yang terluka?" punggung tangan pria itu diletakkan di atas kening Shoyo. Bermaksud untuk mengecek suhu tubuh si jingga.

"Hanya sakit perut biasa." tak lama kemudian kekehan kecil terdengar dari bibir ranum Shoyo. "Itu karena orang ini tidak mengecek tanggal expired hahaha.. Ppffttt.."

"Diam, boge!" yang dimaksud pun sedikit jengkel. Mengacak pelan rambut jingga miliknya. Sontak wangi vanilla langsung menguar memasuki hidung kedua dominan.

𝐂𝐀𝐍 𝐘𝐎𝐔 𝐁𝐄 𝐌𝐈𝐍𝐄? • KagehinaatsuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang