27

3.2K 249 45
                                        

Pekikan tertahan lolos dari bibir Laras saat merasakan pelukan tiba-tiba dari arah belakangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pekikan tertahan lolos dari bibir Laras saat merasakan pelukan tiba-tiba dari arah belakangnya. Sontak ia menoleh, tetapi satu kecupan di pipi kiri ia dapatkan hingga membuatnya kembali memekik. Kini diiringi renyah tawa karena kecupan itu berubah menjadi ciuman bertubi-tubi di sisi kiri wajahnya.

"Mas Dirga!" protesnya manja.

Dirga malah mengencangkan pelukan, kini sambil mengayunkan tubuh mereka ke kanan dan ke kiri. Laras yang semula tengah mencuci buah stroberi untuk topping cake terpaksa menunda pekerjaannya.

"Ngagetin aja sih, Mas! Minimal tuh ucap salam dulu sebelum masuk rumah."

"Aku udah ucap salam tadi. Kamunya aja yang nggak denger!"

"Lagian cepat banget sudah sampai ke dapur. Padahal aku lihat tadi, kamu baru aja turun dari mobil," tunjuk Laras dengan gerakan kepalanya ke arah jendela di mana mobil Dirga terparkir di halaman rumah.

"Iya, aku nggak sabar ketemu kamu. Sampai aku lari-lari tadi, Yas! Tuh aku sampai ngos-ngosan!" Dirga sedikit memaju-mundurkan dadanya berpura-pura tersengal.

Punggungnya yang terdorong dada bidang Dirga dibarengi embusan nafas tak biasa lelaki itu yang menerpa tulang selangkanya, membuat Laras kegelian. Ia berusaha melepaskan diri, tetapi Dirga semakin bar-bar mengembuskan napas pura-pura kelelahan ke tengkuknya.

"Mas, udah!" pinta Laras dengan wajah memerah.

Dirga lantas merenggangkan pelukan, memutar tubuh Laras menjadi menghadapnya. "Sesuai janjiku, aku pulang cepat hari ini."

Laras melirik jam dinding yang baru menunjukkan pukul dua siang. Ia mengangguk pelan, menyetujui ucapan sang suami.

"Ibu kemana, Yas?"

"Di kamar. Istirahat. Baru pulang fisioterapi setengah jam yang lalu."

"Diantar kamu?"

Laras mengangguk.

"Baru pulang antar ibu, kamu langsung ke dapur?"

"Iya." Laras melepaskan rengkuhan tangan Dirga dari pinggangnya. "Sebenarnya pesanan ini untuk aku kerjakan nanti malam, cuma sekarang mau prepare aja sekalian cek stok bahan untuk aku belanjakan besok pagi."

"Yas, menurutku kamu perlu rekrut pekerja tetap untuk bantu kamu di Ayas Kitchen."

Laras yang sudah kembali menghadap sink mencuci stroberi, tampak menggeleng pelan. "Aku masih sanggup sendiri kok, Mas."

Dirga kini berdiri bersisian dengan Laras. "Kamu sanggup, tapi kamu capek."

"Nggak ah," sahut Laras tampak sambil berpikir. "Sehari-harinya aku kalau nggak ada kamu di rumah sebenarnya senggang, Mas. Karena nggak ada tuh yang ganggu kerjaan aku tiba-tiba peluk aku di dapur terus nyeret aku ke kamar, yang bikin kerjaan aku kelihatan banyak dan nggak selesai-selesai."

Waktu Yang Dinanti ✅️ | LENGKAP DI KK DAN EBOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang