Part 10

481 43 15
                                    

"Yang mau aku tanyain ke kamu yaitu kenapa sih kamu cantik banget Baek Harin? Bikin jantung ini berdebar tiap melihatmu" ucap Sooji sambil tertawa terbahak-bahak karena melihat wajah Harin sudah serius banget untuk menjawab pertanyaan Sooji wkwkwkwk.
"Najis bucin"
"Iuuhhh geli"
"Gombal banget please"
"Sooji elahhh"
Komen sana sini dan itu membuat Sooji makin tertawa keras. Sedangkan Baek Harin sendiri jangan ditanya wajahnya saat ini udah kaya kepiting rebus wkwkwkwk.
"Udah udah balik kamar ah, geli woy ada pasangan bucin disini" komen Yerim.
"Rin, jalan-jalan yuk ke pantai sama ayang kamu ini. Mau kan?" bisik Sooji ke telinga Harin.
"Mau banget sayang" jawab Harin antusias.
Kemudian Sooji pun langsung menarik tangan Harin untuk ikut pergi keluar villa bersamanya.

Di tengah hembusan angin malam itu mereka berdua berjalan bersisian sambil bergandengan tangan.
"Baek Harin, boleh aku minta kamu sesuatu?" tanya Sooji tiba-tiba.
"Apa itu sayang?" balas Harin sambil menghadap ke arah Sooji.
"Boleh gak aku minta kamu berhentiin pyramid game? Sekarang kan kamu udah ada aku, kamu gak perlu game itu lagi kalau kamu butuh hiburan atau pelampiasan rasa lelah kamu" tanya Sooji serius.
"Boleh kasih aku waktu Sooji? Aku janji akan segera menghentikan game itu tapi aku butuh waktu" ucap Harin sambil memegang kedua bahu Sooji.
Sooji pun mengangguk setuju. Kemudian langsung menarik Harin kedalam pelukannya.
"Aku nunggu kamu mencintaiku balik Sooji" ucap Harin ditengah sesi berpelukan mereka.
"I'm promise Harin saat tiba saatnya aku udah lupain Jiwoong seutuhnya kamu orang pertama yang aku biarkan untuk mengisi kekosongan hatiku itu dan saat itu tiba mari kita buat cerita baru dalam hidupku yang isinya semua tentang kita" ucap Sooji serius.
"Aku akan tunggu Sooji, karena rasaku padamu sudah terlalu dalam dan jangan pernah minta aku untuk berhenti" ucap Harin tulus.
"Terima kasih Harin karena sudah mencintaiku dengan tulus. Baru kali ini aku merasakan rasanya dicintai dengan tulus bukannya jadi bayangan orang lain" ucap Sooji dan tanpa terasa matanya meneteskan air mata.
"Sung Sooji" panggil seseorang dari kejauhan.
Sooji dan Harin pun melepaskan pelukan mereka kemudian menghadap ke arah suara yang memanggil Sooji barusan.
Dan betapa terkejutnya Sooji ternyata orang yang memanggilnya adalah Jiwoong yang sedang menggandeng Chung Ah.
Harin pun reflek maju ke depan Sooji.
Jiwoong dan Chung Ah pun menghampiri mereka berdua.
"Apa kabar Sooji?" tanya Jiwoong.
"Masih gak malu ya lu nanya keadaan Sooji?" ucap Harin dingin.
"Dia siapa kamu Ji?" tanya Jiwoong penasaran.
"Pacar aku" jujur Sooji.
"Sorry sekarang kamu lesbi? Bukan karena aku kan kamu jadi gak suka lagi sama cowok?" kaget Jiwoong.
"Kamu tidak seistimewa itu Jiwoong sampai aku harus seperti yang kamu maksud. Aku pacaran sama perempuan karena orang itu Baek Harin" ketus Sooji.
"Sepertinya kita harus bicara Sooji. Mari kita selesaikan permasalahan kita hingga jika nanti kita bertemu kembali tidak ada rasa benci dan rasa bersalah diantara kita" ajak Jiwoong.
"Aku temenin Ji" bisik Harin.
"Gak perlu Harin, kamu balik aja ke villa. Sepertinya ini saatnya aku berdamai dengan masa laluku" ucap Sooji sambil tersenyum pada Harin.
Harin pun dengan terpaksa akhirnya setuju.
"Hubungi aku jika sudah selesai dan beritahu aku jika dia melakukan sesuatu yang membuat hatimu sakit" pesan Harin pada Sooji.
"Dan untuk kamu jangan coba-coba lebih menyakiti lagi hati kekasihku. Atau kamu akan rasakan akibatnya. Aku tidak akan tinggal diam jika ada seseorang yang menyakiti hati orang yang paling berharga untukku" kecam Harin pada Jiwoong kemudian Harin pun menuju villa dengan langkah berat karena sesungguhnya hatinya tidak tega meninggalkan Sooji dengan mantannya itu.
"Chung Ah kamu tunggu aku di kafe sebelah sana ya" pinta Jiwoong ke Chung Ah sambil mengelus rambut Chung Ah.
Chung Ah pun mengangguk sambil tersenyum. (Chung Ah disini gak jahat ya guys sebenarnya cuma karena dari awal aja gak jujur ke Jiwoong huhu).
Kemudian Chung Ah meninggalkan Sooji dan Jiwoong berdua.

(Backsong: Mahen-Pura Pura Lupa)
Kini hanya tersisa Sooji dan Jiwoong di pantai tersebut ditemani oleh suara desiran ombak yang memecah keheningan diantara mereka berdua.
"Mungkin kata maaf gak akan pernah bisa menutupi rasa sakit hati kamu ke aku Ji, tapi aku gak akan pernah lelah untuk terus memohon maaf padamu" ucap Jiwoong sungguh-sungguh.
"Seandainya dari awal kamu jujur ke aku dan gak dibiarkan berlarut sampai 5 tahun lamanya mungkin aku gak bakal sesakit itu Woong" ucap Sooji.
"Maaf Sooji karena seperti yang aku bilang awalnya aku rasa aku tertarik sama kamu, aku nyaman sama kamu tapi ternyata yang aku cinta itu Chung Ah hanya saja aku masih denial karena merasa mana mungkin aku mencintai sahabatku sendiri" jujur Jiwoong.
"Pelajaran untukmu Jiwoong lain kali untuk memastikan dulu siapa yang sebenarnya ada di hatimu sebelum kamu malah menyakiti orang lain untuk meyakinkan hal yang kau ragukan itu" pesan Sooji.
"Sepertinya itu juga berlaku untukmu Sooji. Kamu harus memastikan kesungguhan hatimu ke wanita tadi jangan sampai kamu jadikan dia pelampiasan agar kamu bisa segera move on. Karena aku masih tidak menyangka saja kamu jadinya malah berpacaran dengan wanita" ucap Jiwoong sambil menatap Sooji.
"Dia memperlakukan aku dengan tulus Jiwoong dan saat bersamanya aku merasa sangat dicintai dan dibutuhkan. Dan yang pasti aku juga seperti ingin melindunginya" jujur Sooji.
"Ah sepertinya kamu benar-benar mulai menyukai wanita itu" komen Jiwoong.
"Ya, cepat atau lambat saat semua memori soal kita betul-betul lenyap aku akan mengisinya dengan semua hal tentang Baek Harin" ucap Sooji sambil tersenyum.
"Ah ya waktu itu setelah kita putus kenapa kamu hanya masuk sekolah sehari kemudian tidak masuk-masuk lagi? Bukankah seharusnya masih ada waktu hingga hari Jumat untuk kamu berpamitan?" tanya Jiwoong penasaran.
"Ah kenapa kamu ingetin soal itu lagi" keluh Sooji.
"Ada apa Sooji? Coba ceritakan padaku" tanya Jiwoong makin penasaran.
"Entah gimana setelah kita putus itu satu sekolah langsung tahu mungkin karena kita yang langsung saling bersikap dingin dan kamu yang langsung bermesraan dengan Chung Ah. Dan itu membuat mereka menatap kasihan padaku dan malah ada yang bilang kalau selama ini malah aku yang jadi orang ketiga bagi kalian karena sebenarnya menurut mereka kalau mereka sudah merasa dari awal kalau kamu tidak pernah mencintai aku dan berbeda dengan saat kamu menatap Chung Ah. Entah mengapa aku merasa jadi yang jahat di antara hubungan kalian. Aku menjadi korban dan terdakwa disaat yang bersamaan" ucap Sooji sambil menahan air matanya.
"Aku sungguh tidak tahu mengenai hal itu Sooji dan aku betul-betul minta maaf kamu harus mengalami hal itu" ucap Jiwoong merasa sangat bersalah pada Sooji.
"Udah gapapa Woong sekarang aku udah mulai bisa menerima atas semua yang udah terjadi. Aku akan mulai berdamai dengan masa lalu. Dan terima kasih untuk 5 tahun yang udah kita jalanin bareng. Setidaknya walaupun ternyata hatimu bukan untukku tapi saat kita bersama ada saat dimana aku merasa benar-benar bahagia saat itu karena memiliki kamu dan ada kamu disampingku. Dan sekarang tugas lo yaitu jaga Chung Ah dengan baik. Jangan pernah lepasin dia, masa udah lepasin gue demi Chung Ah eh lu lepasin dia udahannya? Rugi double dong lu" ucap Sooji sambil tertawa.
"Ah iya mulai sekarang pake lo gue aja ya biar lebih nyaman, gue maunya aku kamuannya sama Harin aja" ucap Sooji masih sambil tertawa.
"Najis bucin, tapi gue kayak pernah liat Harin deh tapi dimana ya?" ucap Jiwoong sambil mengingat-ingat.
"Ya pernah lah pasti dia kan pewaris tunggal Baekyeon Group, keren kan gue bisa dapetin pacar spek Baek Harin" ucap Sooji membanggakan dirinya.
"Bukan di majalah tapi di suatu tempat, tapi dimana ya?" Jiwoong masih berusaha mengingat-ingat.
"Ih jangan bilang lu naksir cewek gue? Fight dah yok kalau urusan Harin mah dan lagian inget Chung Ah woy dasar buaya" kesal Sooji.
"Bukan bukan enak aja masa gue naksir cewek lain selain Chung Ah? Gue aja udah mendem perasaan dari bocah masa oleng gitu aja?" 
"Lah buktinya lu macarin gue njingan" balas Sooji sambil menepuk bahu Jiwoong.
"Buset sakit keras banget sih. Ya khilaf gue dan lagian mana bisa menolak pesona anak letnan" ucap Jiwoong sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Ah anjir lu jangan godain gue lagi, gue lagi otw move on kampret" kesal Sooji.
"Udah move on juga gak usah denial lu, gue liat-liat lu kesemsem gitu sama Harin" balas Jiwoong.
"Ah iya tapi masih ada memori lu sedikit sih tapi setelah kita ngobrol barusan jujur gue jadi lega dan ya seperti kata lu sampai nanti disaat kita ketemu lagi, nama dan segala kenangan tentang lu udah beneran lenyap dari hati dan pikiran gue" ucap Sooji sambil tersenyum.
"Oke sekarang kita baikan ya" ucap Jiwoong sambil menjulurkan tangannya.
Sooji pun menyambut tangan Jiwoong yang mengajak bersalaman tersebut.
"Oke goodbye my first love" ucap Sooji sambil menjabat tangan Jiwoong.
"Mari kita berpelukan untuk terakhir kali dan sebagai tanda persahabatan kita tentunya" ucap Jiwoong kemudian merentangkan tangannya.
Sooji pun tersenyum kemudian langsung memeluk Jiwoong.
Sejujurnya saat itu masih ada sedikit rasa sakit di hati Sooji namun di saat yang bersamaan juga ada rasa lega di hatinya.
Setelah melepaskan pelukan mereka masing-masing, Sooji langsung pamit ke Jiwoong.
"Salam buat Chung Ah ya dan bilang ke dia jangan terus merasa bersalah ke gue, justru akan dirasa salah kalau lu tetep maksain jalanin hubungan sama gue tapi rasa cinta untuk gue aja gak pernah ada. Jadi anggap aja gue mengembalikan seseorang ke tempat yang seharusnya ia berada" ucap Sooji sambil tersenyum kemudian berbalik meninggalkan Jiwoong.
"Bye Sooji gue juga akan mendoakan untuk kebahagiaan lu" teriak Jiwoong.
Saat sudah agak menjauh Sooji merogoh saku nya dan mengambil hp nya.
Kemudian ia mengganti lock screen nya menjadi foto Baek Harin yang tadi sore diambilnya saat di pantai.
"Oke Rin gue udah selesai sama masa lalu gue, dan sekarang gue akan fokus untuk mulai belajar balas perasaan lo" ucap Sooji sambil memandang foto Harin sambil tersenyum.
"Ahhh ternyata cinta pertama gue bukanlah cinta terakhir gue. Mulai saat ini gue akan bener-bener hapus rasa cinta gue itu ke Jiwoong dan membiarkan orang lain itu masuk dan gue harap orang itu Harin hehe. Dan biarlah cerita tentang cinta pertama gue saat gue membicarakannya nanti kelak dengan siapapun hanya akan ada tawa yang tersisa bukan lagi perasaan menyakitkan yang masih tersisa" ucap Sooji dan jujur saat ini ia masih terus menahan air mata nya untuk keluar.

Di Villa (Ini kita alur mundur dulu ya pas tadi Harin baru sampai di villa)
Ternyata yang lainnya pada belum tidur. Ada yang sedang bermain UNO, ada yang bermain game di hp nya sendiri dan Doah tentu saja sedang membaca buku.
Mereka pun bingung melihat Harin balik ke villa sendiri.
"Loh kok lo balik sendiri? Dimana Sooji?" tanya Yerim.
"Sooji lagi ngomong sama Jiwoong" jawab Harin.
"Jiwoong? Eh mantannya maksud lo?" tanya Jae memastikan.
"Ya" jawab Harin singkat.
"Ih kok lu tinggalin dia berdua Jiwoong njir?" omel Yerim.
"Gapapa kayaknya mereka emang butuh deep talk dan sepertinya mantan Sooji kalau gue liat-liat orang yang baik sebenarnya cuma dia telat nyadar aja atas perasaannya sendiri ke sahabatnya itu" gumam Harin sambil memainkan hp nya berusaha sok tegar padahal dalam hati mah pikirannya travelling ke Sooji wkwkwkwk.
Mereka pun tidak bertanya lebih lanjut ke Harin karena tidak ingin menambah bad mood Harin.

Hampir 1 jam lama nya akhirnya yang mereka tunggu-tunggu kembali juga yaitu Sooji.
"Hy guys kok belom pada tidur? Nungguin gue ya?" teriak Sooji.
"Ah ini kayaknya udah waktunya tidur, yuk masuk kamar masing-masing besok kita liat sunrise bareng-bareng" ucap Yerim.
Mereka pun setuju dan ingin memberi waktu untuk Sooji dan Harin berbicara berdua dulu. Bukannya mereka semua tidak ada yang penasaran akan hal yang terjadi pada Sooji namun akan lebih baik jika orang pertama yang mengetahuinya adalah Harin yaitu kekasih Sooji terlebih dahulu.
Harin dan Sooji pun langsung masuk ke kamar mereka berdua.

(Backsong: Crush-Love You With All My Heart)
"Nangis aja Sooji gak perlu kamu tahan, aku tahu daritadi kamu berusaha menahannya. Jangan pikirin aku dulu, malam ini anggap aja aku sahabat yang akan dengerin semua hal yang mau kamu omongin. Luapin aja Ji biar kamu lega juga" ucap Harin sambil menatap lekat ke Sooji.
Sooji pun langsung jatuh terduduk dan mulai menangis sesenggukan.
"Sakit banget Rin rasanya, aku cinta banget sama dia. Dia orang pertama yang ada di hati aku dan selalu ada buat aku. Kamu tau kan appa aku jarang ada dirumah? Dia yang bikin aku gak ngerasa kesepian, dia yang selalu hibur dan nemenin aku. Aku kadang masih berasa ini semua mimpi kalau dia gak pernah cinta sama aku padahal itu kenyataannya tapi aku masih gak bisa terima karena kadang ada disaat aku merasa dia beneran cinta sama aku. Bantu aku Rin buat hapus perasaan ini seutuhnya" mohon Sooji ke Harin.
"Iya Ji aku bakal bantu kamu dan kita sama-sama berjuang ya. Aku akan berjuang dapetin cinta kamu seutuhnya dan kamu berjuang untuk lupain Jiwoong" ucap Harin kemudian memeluk Sooji.
Sooji pun membalas pelukan Harin setelah mereka melepaskan pelukan mereka, Sooji langsung menarik wajah Harin kemudian mencium bibir Harin lembut.
Tidak ada ciuman nafsu malam itu hanya ciuman sepasang kekasih yang sedang membagi perasaan yang dimiliki.

Keesokan harinya
Saat itu Jenna, Seokyung dan Eunbyeol sedang nongkrong di kafe dekat pantai.
"Gue mau ngasih pelajaran ke Jaeun" ucap Seokyung tiba-tiba.
"Eh? Lu mau ngapain?" kaget Eunbyeol.
"Lu berdua bantuin gue ya. Rencananya entar malem gue pengen siksa dia di gudang belakang villa" pinta Seokyung.
"Ih gara-gara apa anjir?" tanya Jenna.
"Ya siapa suruh dia ngedeketin gebetan gue si Jaehyeong. Kenapa dia baru jujur suka sama Jae pas Jae udah ada yang naksir? Kenapa gak dari dulu aja kampret" kesal Seokyung.
"Tapi jangan parah-parah Kyung biar gimana dia sohibnya Sooji" ucap Jenna memperingatkan.
"Ya tenang aja gue cuma pengen lampiasin kekesalan gue aja kok biar gue ikhlas Jae pacaran sama Jaeun dan gue pengen Jae sadar kalau pacarnya itu pecundang" ucap Seokyung dengan nada meremehkan.

Di lain tempat
Sooji, Harin, Doah dan Se Kyung sedang menaiki perahu.
"Dipakai pelampungnya Rin buat jaga-jaga. Mau gue bantu pakein?" Se Kyung menawarkan bantuan ke Harin.
Harin pun langsung menatap ke Sooji namun Sooji hanya bisa pasrah karena ia juga kurang tahu caranya.
"Sooji sini gue bantu. Gue tau kok caranya dari buku yang gue baca" ucap Doah kemudian mulai membantu Sooji memakai pelampungnya.
"Wah makasih Doah, udah cantik, pinter, mandiri lagi" puji Sooji.
"Ngajak perang Ji?" tanya Harin ketus.
"Eh gak ada ngajak perang loh sayang aku cuma muji Doah aja kok" jawab Sooji sok polos.
"Ah tau ah mentang-mentang aku gak mandiri" kesal Harin.
"Gue siap kok manjain lo Rin" ucap Se Kyung.
Sooji yang mendengar itu tidak terima kemudian langsung memeluk pinggang Harin untuk merapat padanya.
"Jangan jauh-jauh dari aku nanti jatoh terus dimakan buaya" ucap Sooji sambil melirik Se Kyung.
"Ini kan laut Sooji, hiu kali bukan buaya" koreksi Harin.
"Buaya darat yang nyasar di laut, paham sekarang?" ucap Sooji sambil menatap mata Harin lekat.
"Ah itu oke paham siap salah Ji" ucap Harin sambil tersenyum.
Sooji langsung mencium pipi kanan Harin. "Pinter deh pacarku" ucapnya.
Sedangkan Doah dan Se Kyung langsung mengalihkan pandangan mereka.


Part selanjutnya akan terjadi kesalahpahaman antara Sooji dan Harin.
Sooji menjadi mulai dekat dengan Doah.


Ditunggu ya part selanjutnya para readers kesayangan Sooji dan Harin 😘


My Last LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang