PROLOG

25 3 5
                                    


HELLO GUYSS. WELCOME TO MY SECOND STORY.

Setelah dipikir pikir, mungkin cerita berlatar tragis itu nggak cukup ya. Ada satu cerita lagi nih, temanya itu romansa. Tapi nggak terlalu romansa, tapi romansanya menarik. Intinya itu dah....kalian baca aja sampai akhir. Buehhh.....

This is sad ending.....intinya ceritanya bakalan krenn...

Jgn lupa vote dan comment yaa.. Soo happy reading
.
.
.
🦋🌹🦋

"Naura." Wanita dengan darah yang mengguyur tubuh berusaha menggapai anaknya yang tak jauh darinya, anaknya terdengar menangis di rerumputan. Tak jauh dari sang wanita, ada laki laki yang terkapar lemah dengan nafas yang terhenti dan berlumuran darah.

Tragedi kecelakaan baru saja terjadi, ayu dan suaminya tergeletak di aspal jalanan. Sedangkan anak mereka terlempar ke pinggir jalan. Untungnya anak mereka jatuh di rerumputan, hingga membuatnya tak terluka. Anak itu kisaran berumur masih 1 tahun.

Ayu tak kuasa menahan rasa sakit tubuhnya. Suaminya langsung meninggal di tempat. Motor yang mereka gunakan pun terlempar cukup jauh. Bagaimana tidak, motor vario 25 mereka bertabrakan dengan truk pengangkut barang.

Ini terjadi karena supir truk yang hilang kendali. Supir truk tiba tiba pingsan membuat truk yang di kemudikannya oleng tak karuan. Bagas suami ayu tak sempat menghindar membuat mereka terpental jauh, karena laju motor mereka juga cukup cepat. Bukan mereka saja yang menjadi korban, banyak korban lain juga yang tergeletak.

"Nauraaa, mas." Ayu melirih berusaha menggapai anak dan suaminya. Namun, jarak mereka cukup jauh, ia tak bisa. Badan ayu rasanya sangat sakit. Darah menyebar disekelilingnya. Memberi warna pada jalanan beraspal tempatnya jatuh.

"Pak pakk!.. Cepetttt kita harus membawa korban kerumah sakitt!"

Suara riuh warga sekitar terdengar jelas. Ayu masih bisa mendengarnya, walau tubuhnya penuh dengan luka parah. Satu persatu para korban dibawa kerumah sakit. Sebagian besar kehilangan nyawa. Termasuk suami ayu.

Ayu merasakan tubuhnya diangkat. Ia pasrah saja, ia tak mampu bergerak sedikitpun. Ini terasa sangat sakit.

Kulit kepala ayu terlihat terbuka. Tangan kirinya patah, kedua kakinya penuh gores luka. Darah ayu keluar terlalu banyak, harus segera dibawa kerumah sakit.

Ayu berusaha memberitahu warga, anaknya berada di sana, di rerumputan pinggir jalan. Namun tenang aja, anaknya sudah di amankan. Sesegera mungkin ambulans membawa tubuh ayu yang dipenuhi darah segar.

🦋🌹🦋

Suster yang bertugas segera membawa cepat tubuh korban kecelakaan. Termasuk ayu, terhitung ada 14 korban. 5 orang luka berat dan 9 lainnya mati ditempat. Diantara mereka 3 orang terlindas, sedangkan sisanya yang 6 mati kehabisan darah karena luka mereka yang sangat mengenaskan.

Dokter secara cepat menangani para korban. Ayu telah hilang kesadaran sewaktu dibawa ke rumah sakit. Namun urat nadinya masih terdeteksi, walau itu sangat kecil.

Berjam jam para dokter habiskan waktu untuk bergelut dengan pasien, demi keselamatan mereka. Segala tenaga telah mereka kerahkan, mengamalkan ilmu yang telah mereka dapatkan. Tak lepas juga doa dari warga yang masih setia menunggu di luar. Mereka memang bukan siapa siapa nya korban, saudara? Sahabat? Sanak? Keluarga? Bukan kan?. Hanya orang gila yang tak memiliki empati. Sudah sewajarnya, karena mereka memiliki rasa kemanusiaan.

Salah satu warga menggendong anak ayu, yang terlihat masih menangis hebat. "Sungguh keajaiban, anak ini tak terluka sedikitpun." Orang yang menggendong anak ayu terus berusaha menenangkan, kalau dilihat dari raut wajahnya, masih muda. Kisaran berumur 26 tahun. Dia terlihat tampan. Karena realitanya dia tampan.

Dokter terakhir yang menangani ayu keluar, seluruh dokter telah keluar dari tadi, ini dokter yang terakhir. Orang yang menggendong anak ayu sontak langsung berdiri.

"Dok gimana keadaan korban?" Tanya laki laki itu.

"Mohon maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Namun allah berkehendak lain, korban sempat memberi pesan sebelum menghembuskan nafas terakhirnya. tolong siapapun yang memungut anaknya supaya merawatnya dengan kasih sayang, kami turut berduka cita atas kepergian korban. Kami pamit." Dokter dan kedua suster dibelakangnya segera meninggalkan tempat. Warga pun satu persatu pergi juga, sebagian masuk menemui korban.

Jaya, orang yang menggendong anak ayu segera masuk ke ruang tempat ayu menghembus akan nafas terakhirnya. Entah kenapa rasa sedih menyelimuti Jaya. Membuatnya ingin menangis. Jaya menatap wajah anak di gendongannya. Ia merasakan sangat iba.

Anak ini harus menjadi yatim piatu di usianya yang masih bayi. Jaya mengusap matanya yang berkaca. "Tenang saja, saya yang akan merawat mu sesuai permintaan ibu mu, kamu anak yang kuat," ucap saja sembari mengusap kepala anak ayu.

Jaya segera meninggalkan rumah sakit. Membawa anak ayu kerumahnya. Kata warga, mereka yang akan mengurus jenazah ayu beserta korban yang lainnya.

Inilah awal kisah anak yatim piatu, ditinggal mati oleh orang tua yang tak ia kenali.

aku bukan wanita tangguhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang