Guyssss nggak banyak berkata
Vote
Comment
Happy reading🦋🌹🦋
"Assalamualaikum pakk!" Ica melangkah masuk ke dalam rumah, ia mendapati bapaknya yang tengah tertidur pulas di sofa. Ica tersenyum.
"Bapak pasti capek." Ica pergi mengambil selimut dikamar bapaknya. Sekembalinya, ia langsung menutup tubuh bapaknya yang hanya mengenakan baju kaos oblong berwarna putih.Jaya memiliki pekerjaan sebagai petani. Cukup untuk menghidupi dirinya dan Ica saja.
Istrinya meninggal di ruang rawat inap rumah sakit, itu diwaktu satu tahun setelah pernikahan mereka.
Jaya tak mampu membayar biaya rumah sakit, ia telah meminjam uang di sana sini, satupun tak ada yang membantu. Hingga di saat Jaya harus terpaksa membawa istrinya pulang, Tuhan berkata lain.
Tuhan sepertinya sangat menyayangi Jaya, dengan menghilangkan beban hidupnya sedikit. Namun bagi Jaya, itu merupakan ujian terberatnya. Laki laki mana yang tak sakit di tinggal pergi selamanya setelah memendam rasa kepada seseorang dari semasa sma.
Ya, Jaya telah menaruh hati terhadap istrinya dari semasa sma. Jaya tak mau mencari wanita lain, baginya istrinyalah satu satunya. Ia sangat yakin bahwa sampai sekarang istrinya masih mencintainya. Dan itu berlaku selama lamanya.
Setelah tubuh bapaknya tertutup selimut, Ica melangkah menuju kamarnya, melepas segala atribut sekolah yang menempel. Setelahnya, ica segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket.
Selesai mandi, Ica kembali ke kamar, ia melihat bapaknya terbangun.
"Loh pakk, udah bangun." Ica mendekat ke bapaknya, gadis itu hanya mengenakan celana pendek dan baju kaus oblong bergambar kucing.
"Bapak denger suara kamu mandi, jadi bangun," jawab jaya.
"Ica pijit gimana pak. Bapak pasti capek habis dari sawah." Ica menawarkan dengan menjulurkan tangan, Jaya tersenyum. "Boleh tu, pijit kaki bapak aja." Jaya mengubah posisi duduknya, menelentangkan kakinya yang berbulu lebat.
Ica segera memijit kaki Jaya, itu terasa nikmat. Dari paha sampai ujung kaki tak ada satupun yang terlewatkan. Sebagai bentuk bakti seorang anak kepada bapaknya.
Ica merasa sangat sedih kala melihat telapak kaki bapaknya yang retak retak. Bapaknya terlalu lelah bekerja, tanpa memikirkan kondisinya. Ica juga baru sadar, ternyata kulit bapaknya sangat jauh berbeda dari kulitnya, ini bukan tentang kulit pria dan wanita. Ini tentang kulit seorang bapak yang rela menjemur diri seharian demi anak gadis semata wayangnya.
"Udah ca, pegelnya udah ilang. Mending sekarang kamu siap siap. Udah mau jam 2,nanti telat kerja di marahin sama bosnya."
Jaya mengelus rambut anak semata wayangnya, Ica membalasnya dengan senyuman ramah. "Yaudah pak, Ica pergi berangkat kerja ya, do'ain Ica semoga sukses pak, biar Ica bisa bikin bapak bahagia nanti."
Ica mendekat memeluk bapaknya, Jaya membalas pelukan Ica erat. "Sudah pasti nak, bapak selalu do'ain yang terbaik buat kamu, kamu lah segala hidup bapak." Jaya mengecup kening Ica, sebagai penutup pembicaraan mereka siang ini.
"Ica siap siap dulu." Ica beranjak menuju kamar, mempersiapkan diri untuk menghadapi kehidupan yang pahit ini. Setelah merasa siap, gadis itu segera pergi meninggalkan perkarangan rumah. Menuju cafe tempatnya bekerja, sebagai pelayan.
Jaya sempat melarang Ica untuk bekerja, cukup dirinya saja sebagai petani. Namun Ica menolak keras, ia tetap ingin bekerja. Ia ingin menjadi wanita mandiri, tidak menyusahkan orang tua.

KAMU SEDANG MEMBACA
aku bukan wanita tangguh
Romanceini real hasil pemikiran sendiri. dilarang plagiat! manfaatkan otak kalau mau membuat cerita. Pierisa alessa putri, nama yang cantik, tak jauh banding dari rupanya. gadis cantik ini kerap di panggil ciek. melenceng jauh dari nama kelahirannya. pie...