ICA AND THE GANK

4 2 0
                                    


Hai Hai haiiiii
Ketemu lagi bersama saya dalam. Bentuk tulisan bukan pertemuan.
Semoga kalian sehat selalu. Aaminn

Sebelum baca pastikan votenya guysss.
Setelah baca pastikan comment juga. Okeee!

Lanjut ke ceritaa, happy reading

🦋🌹🦋

"Nihh, denger nih usaha gue tadi malem." Rebecca menaikkan volume hpnya full, tanpa sisa. Ia segera memulai vedio rekam layar yang ia rekam tengah malam kemarin.

"Tap tap ya sayangg, andi kosongg, asep setan genitt, hati hati asep yaa, khodam kamu setan genit."

"Rebecca, nama kamu seksi sekali sayang, Rebecca ular buntung, khodam kamu ular buntung ya sayang."

Vedio terhenti, Rebecca menarik hpnya kembali.

"Lo berdua nggak usah macam macam sama gue, khodam gue ular buntung yaaa, ati ati kalian."

" Heh, diamana mana, semua ular itu buntung anjir. Sama kayak otak lo, buntung," ejek lana lalu meneguk jus jeruk di hadapannya.

"Dih, bilang aja lo nggak berani battle khodam kan?"

"Khodam gue kuyang kepala banteng, mau apa lo."

Rebecca menoleh ke samping, ia mendapati dua gadis yang datang ke arah mereka. Yang satunya pendek, sedangkan yang satunya lagi tinggi.

"Lu nggak di ajak," ucap Rebecca, kedua gadis itu mengambil tempat duduk di samping ica, gadis itu terlihat hanya diam sedari tadi.

"Tega lo bertiga, ke kantin nggak ngajak ngajak," ucap si gadis pendek, namanya vaela, panggil aja vael, atau ela, terserah kalian saja, yang penting seneng.

"Iya ih, jahat banget kalian," sahut si tinggi tak terima. Kita panggil saja sazfia, yang tingginya setiang listrik.

"Lo nggak liat kita menggeliat kepanasan nunggu lo diluar kelas," jawab ica. Mereka bertiga telah menunggu sazfia dan vaela cukup lama didepan kelas. Mereka beda kelas. Ica, lana dan Rebecca menempati kelas XII ipa c. Sedangkan sazfia dan vaela menempati kelas XII ips b.

"Salahin tuh pak mamang, cerita cerai sampe nangis nggak jelas," Ketus vaela. Entahlah mulut gadis pendek ini tercipta dari apa, sangat pedas kala berucap. Gadis ini sangat tidak cocok ikut ekstra kulikuler debat, sekali tersinggung habis tu isi kebun binatang dilontarkan.

"Si kerdil, kasihan pak mamang, seandainya lo di posisi beliau gimana?" Berbanding terbalik dengan vaela, justru sazfia kelewatan lembut sama semua orang. Dikit dikit kasihan, dikit dikit empati, jangan sampai dikit dikit jual harga diri. Kan bahaya.

Ingat guys, jangan sampai rasa kasihan memperbudak kalian, faham!

"Caa, tadi lo di cari sama vion, katanya mau minta berkas proposal kegiatan class meeting yang kemarin." Sazfia meneguk sedikit jus jeruk lana, menghilangkan sedikit rasa haus yang menerpa.

"Nanti, lagi males gue." Ica menjawab malas, kenapa tiba tiba tubuhnya terasa tak enak, mungkin gara gara ia begadang tadi malam.

"Jadi ketos nggak usah letoy dong. Gimana sih, semangatt." Vaela memberi sedikit semangat, walau itu terdengar mengejek. Itu hal biasa bagi Ica and the gank, sudah menjadi ciri khas karismatik vaela si kerdil mungil.

"Tau ah mau balek ke kelas gue." Ica merasa bosan, gadis itu melangkah keluar dari kantin sekolah. Hari ini terasa berbeda dari hari hari biasanya, apa karena berita yang di bawa oleh lana? Zereen kecelakaan?, nggak nggak nggak. Ica nggak mungkin peduli sama manusia sialan yang telah mengganggu hidupnya selama 3 tahun, amit amit. Dah lah, mending Ica ke kelas baca buku aja, lebih bermanfaat.

aku bukan wanita tangguhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang