Hari berganti Sabtu dan Kinanti diam di rumah. Lututnya kini terasa lebih baik daripada kemarin; perih dan sakit. Setengah mati di Kamis malam ia mencoba berdiri dan membereskan serpihan kaca. Aroma amis darah memasuki hidungnya. Kinanti tak ingin mengingat betapa hebat sakitnya tiap ia bergerak melangkah. Amaura tak menampilkan raganya meski ia tahu adiknya penuh luka. Dasar tega, ungkapnya dalam hati.
Kinanti mengecek ponselnya, ia membaca informasi terkait tugas dari teman satu kelasnya, yakni, Gianna dan Rahayu. Informasi telah ia terima Jumat kemarin, tapi, lantaran lututnya yang masih setia dengan rasa perih maka Kinanti memutuskan untuk beristirahat seharian. Beruntung Ibu tidak ada di rumah──entah kemana Ibu pergi Kinanti pun tak ingin mengetahui. Setidaknya ia bisa beristirahat full seharian tanpa adanya usik.
Ujung lidahnya menyentuh pipi bagian dalamnya. Kinanti mendengkus lantaran mendapatkan berita tugas dari dosen killer nya. Meski sudah membaca kabar tersebut sedari Jumat kemarin, tetap saja rasa jengkel bertamu. Pak Dariel memang mendapatkan julukan demikian akibat dari sifatnya yang selalu mengintimidasi anak didiknya bila tak melaksanakan tugas. Seminggu yang lalu, Kinanti masih ingat bagaimana salah satu teman kelasnya harus presentasi selama dosen itu tidak mengajar untuk menggantikan
beliau. Pak Dariel tak mau tahu apakah anak didiknya paham dengan materinya atau tidak. Menurutnya, hal itu ia jadikan sebagai sangsi atas kejadian ceroboh dalam kelasnya. Bahu Kinanti bergidik sempurna setelah mengingat nasib temannya.Kinanti kembali memfokuskan diri pada ponselnya. Dirinya membuka aplikasi Instagram lalu mengecek notif. Ah, Kinanti lupa bahwa Henggar Jagawana telah mengikutinya sehari yang lalu. Kebiasaan buruk Kinanti ialah hanya membaca kabar pesan melalui notif, kemudian ia jawab dalam hati. Atau, ia akan melupakan sapaan notifikasi di layar ponselnya selama beberapa hari.
Saat ini, Kinanti memandang profil Henggar,
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever Your Keeper
Fanfic"Kinanti, di bawah renungan langit yang menjatuhkan segelintir air aku akan tetap menikmati hujaman air-air itu demi menyamai langkahmu. Setiap deru nafasmu akan aku imbangi bersamaan goresan lukamu yang meluas mewarnai tubuh. Aku tetap menjagamu, A...