maaf ya

81 12 4
                                    

setelah sampai dirumah, hanan langsung ke kamarnya menidurkan Lele lalu ke dapur menata bahan makanan untuk segera dimasak supaya makan siang Lele bisa makan lebih banyak.

" anu... mba hanan,"

hanan yang di panggil namanya menoleh. sang supir keluarga Adhiwijaya memanggil hanan.

"iya Pak Aryo?" jawab hanan.

"amit ngge mba, saya boleh minta tolong hantarkan berkas Den Mahesa ke kantornya? nanti mba akan naik taxi yang sudah saya pesan. sehabis ini saya ingin mengantar nyonya Tiya dan mba Jemima, ndak berani saya membatalkannya."

hanan menimang-nimang, ia takut. kalau nanti dirinya di usir bagaimana? hanan tidak memiliki baju bagus, ia sedikit Kumal. mungkin pakaian dari Jemima sedikit membantu namun tetap saja dirinya yang sekarang akan terlihat lebih kucal.

hanan tidak pernah memiliki ide untuk menghampiri Mahesa di kantornya. jangankan membawakan makan siang, menelpon Mahesa saja hanan sudah takut.

" minta tolong ngge mba, saya sudah konfirmasi ke Den Mahesa dan di iya kan."

" yasudah saya ganti baju dulu ya pak"

hanan menghela nafas lelah. sudah hampir tengah hari dan bayinya belum makan. hanan juga belum istirahat.

hanan segera mengganti pakaiannya dengan yang tadi, lalu kembali menggendong Lele yang masih tertidur.

setidaknya hanan menggunakan taxi, jadi bayinya tidak akan kepanasan.

" ini berkasnya ya mba, suwon. nggeh" Pak Aryo menyerahkan sebuah Tote bag berisikan berkas penting milik Mahesa.

hanan diarahkan pak Aryo untuk memasuki taxi dan segera melaju ke kantor Mahesa.

ini pertama kalinya hanan akan menginjakkan kaki di kantor Mahesa.

tak sampai 15 menit hanan sudah tiba di kantor milik keluarga Adhiwijaya.

kabar rumor yang beredar, perusahaan ini merupakan salah satu milik Mahesa seorang, diluar dari dirinya yang meneruskan perusahaan keluarga, Mahesa merintis sendiri perusahaan ini.

hanan menghela nafas sedikit dan mencoba masuk kedalam kantor.

ada pak satpam yang mengenal hanan karena dulu hanan beberapa kali mampir menemani papanya kunjungan ke kantor Mahesa.

tentunya dengan penampilan super nyentrik ala hanan pada saat itu.

hanan mencoba masuk kedalam kantor Mahesa yang sudah terdapat loby super elegan. demi Tuhan hanan sangat malu, semua mata memandangnya. hanan sadar dirinya terlihat kumal, namun ia sudah berusaha wangi dan bersih.

hanan melangkah gugup ke meja resepsionis, " permisi mba. maaf, saya mau nganterin berkas Pak Mahesa"

staff resepsionis merasa asing dan tidak pernah melihat ada saudara Mahesa yang seperti hanan.

" maaf, tapi mba ini pembantu keluarga Pak Mahesa ya?" sang resepsionis skeptis dan memicingkan matanya.

hanan hanya tersenyum, jika di tempat umum dirinya pasti selalu di sangka wanita.

" bukan mba, saya istrinya Pak Mahesa" langsung saja staff resepsionis itu sedikit banyak terkejut.

" mba nya gak bohong kan? yang benar saja Bapak Mahesa memiliki seorang istri berpenampilan seperti anda? bahkan bayi yang anda gendong terlihat sangat tidak mirip dengan Mahesa"

hanan ingin menangis saja rasanya, ia sangat malu karena suara staff resepsionis yang memakinya sedikit keras juga membuat Lele terganggu hingga menangis

Semesta [Markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang