01

1.5K 66 1
                                    

19.00

Obrolan santai terdengar di kediaman mewah milik seorang pengusaha terkenal di Korea. Malam ini, Jung Woo-sung mengundang Kim Tae-hee untuk makan malam dirumah nya.
Wanita itu tak sendiri, ia datang bersama seorang gadis cantik. Tentu saja, Woo-sung juga mengajak gadis itu agar ia bisa lebih akrab nantinya.

"Sebentar lagi putriku akan datang. Aku sudah memberitahunya agar pulang lebih awal." Ucap pria itu kepada kedua wanita dihadapannya. Sedari tadi mereka berbincang diruang tamu yang luas, sambil menyesap teh yang telah tersedia.

Tak lama dari itu, terdengar suara motor yang cukup bising masuk ke dalam halaman rumah. Ya, itu suara motor Lalisa. Ia masuk ke dalam rumah dengan wajah datarnya, ia dibuat bingung dengan kehadiran dua wanita dirumahnya.

"Lalisa, kemarilah." Ucap Woo-sung

Lalisa mengambil nafas kasar, kemudian ia duduk di sofa.

Tanpa basa basi Woo-sung langsung memperkenalkan kedua wanita tersebut. "Lisa, ini Kim Tae-hee. Ia yang akan menjadi Ibu sambung untukmu dan ini Jennie Kim ia akan jadi adikmu."

Sedikit terkejut dengan ucapan Appa nya. Lisa melihat kedua wanita itu secara bergantian, ia tak tersenyum atau menyapanya. Sedangkan Tae-hee, ia tersenyum menatap Lisa, sedangkan Jennie. Ia menatap sebentar lalu menunduk, ia sedikit takut melihat Lisa.

Lisa hanya diam, dia melihat sebentar pria disampingnya lalu berdiri. Saat Lisa akan melangkah Woo-sung berkata. "Turunlah kembali, makan malam akan dimulai."

Lisa hanya diam dan melangkahkan kaki menuju kamarnya yang berbeda lantai. Woo-sung mengajak Tae-hee dan Jennie ke meja makan yang telah disiapkan.

Setelah masuk kamar, Lisa langsung merebahkan diri di ranjang luasnya. Terdengar ia mengambil nafas dalam beberapa kali. Jika tahu, aku tak akan pulang malam ini. Batin Lisa berucap, ia sangat kesal dengan ucapan appa nya itu. Lisa menarik nafas dalam sekali lagi.

Setelah cukup tenang, Lisa akhirnya turun dan duduk di meja makan. Ia berhadapan langsung dengan kedua wanita yang nantinya akan menjadi Ibu dan adiknya itu.

Tak ada obrolan selama beberapa saat, hanya dentingan sendok dan garpu yang terdengar.

"Appa akan melaksanakan pernikahan diakhir bulan ini. Appa harap kau bisa menerima." Lisa hanya diam mendengar dan fokus dengan makan malamnya.

"Kau tak pernah membicarakan ini sebelumnya." ucapnya datar.

Lisa berdiri dan memakai jaket kulit hitamnya. "Kemana kau akan pergi, Lalisa?." tanya Woo-sung.

Lisa hanya diam tak menjawab, ia langsung beranjak begitu saja.

"Tak apa... ia butuh waktu." ucap lembut Tae-hee menenangkan kekasihnya itu yang terlihat sedikit kesal dengan Lalisa.

Sepertinya, meluluhkannya harus dengan extra. Tae-hee berucap dalam hati.

Jennie yang sedari tadi hanya menyimak, dia melihat ke arah pria yang akan menjadi appa nya itu.

"Mm... apa eonnie memang memiliki sikap yang sangat dingin, Paman?" Ucapnya dengan hati hati.

Tae-hee melirik ke gadis yang ada disampingnya itu. Ia sedikit canggung dengan pertanyaan putrinya itu.

Woo-sung tersenyum menatap Jennie. "Sejujurnya... Yaa, dia cukup dingin. Terlebih, dengan orang baru di lingkungannya."

"Aku sudah dapat merasakannya." timpal Tae-hee yang membuat Woo-sung tertawa pelan.

Jennie diam mendengarnya.

"Tak perlu dipikirkan, sayang. Aku akan mengaturnya..." ujar Woo-sung menenangkan "Dan kau.. jangan takut untuk mendekati eonnie mu. Aku akan senang jika kalian akrab, aku akan membantumu." lanjut Woo-sung sambil tersenyum melihat Jennie.

Tentu saja, kedua wanita itu sangat senang mendengarnya. Mereka melanjutkan aktivitas makan malamnya.

_____

Markas Stronghold

Sesampainya dimarkas, Lisa menaruh Harley Sportster 48 nya disamping motor yang lain. Wanita dengan perawakan tegas dan jangkung itu masuk kedalam, rekan rekannya langsung melihat ke arah Lalisa. Semuanya langsung diam menghentikan aktivitasnya, semuanya dapat merasakan aura yang Lisa bawa. Cukup dingin dan membuat tegang, padahal Lisa hanya diam saja.

"Lanjutkan." ucap Lisa. Lalu dia mengambil kursi dan duduk, Lisa bersandar pada kursi itu, kemudian memejamkan mata.

Rekan rekannya melanjutkan aktivitasnya.

Ya, Lalisa adalah anggota dari sebuah club motor yang terkenal di Korea. Geng motor itu terkenal dengan kekejamannya jika sudah terusik, Lisa bukanlah ketua dari club motor tersebut, ia hanyalah anggota.

Seorang wanita berambut blonde menghampiri Lisa, ia tahu dengan melihat wajah sahabatnya itu. Lisa sedang tidak baik baik saja.

"Sedang ada masalah, huh?" tanya Park Chaeyoung atau yang lebih sering dikenal Chaeng, ia mengambil kursi lalu duduk dihadapan Lalisa.

Tak ada jawaban dari wanita dihadapannya. Chaeng menuangkan minuman beralkohol ke gelas, lalu ia menyimpan gelas itu dimeja kecil dihadapannya."Cobalah minum.. ini akan membuatmu sedikit tenang"

Lisa mengambil nafasnya dalam dalam lalu membuka mata. Ia mengambil gelas dihadapannya lalu ia meminum dalam satu kali tegukan.

Chaeng memperhatikan Lisa dari tadi, dia sedikit kebingungan dengan apa yang sahabatnya alami. "Bicaralah.. aku akan mendengarkan." pintanya pada Lisa.

Lisa menatapnya, dia terdiam berpikir sebelum mengatakannya. "Appa ku akan menikah akhir bulan ini." setelah mendengarnya Chaeng terkejut "Huh!?"

Lisa mengerutkan keningnya menatap wanita dihadapannya, ia sedikit kesal dengan reaksi berlebihan sahabatnya.

"Maafkan aku.. aku hanya terkejut mendengarnya." ujarnya "Mm.. bukankah akhir bulan hanya tersisa satu minggu lagi?" tanya nya hati hati.
Lisa hanya diam sambil menuangkan kembali minuman pada gelasnya.

"Aku tak tahu darimana ia mendapatkan wanita itu." ia memasukan minuman itu ke mulutnya lagi. "Terlebih, dia mempunyai seorang gadis."

Chaeng diam mendengarnya, ia tahu bagaimana masa lalu yang dialami oleh seseorang dihadapannya ini.
Ia dapat merasakan keraguan yang Lisa rasakan sekarang, mengingat Lisa telah ditinggalkan oleh Ibunya ketika dia masih berumur 6 tahun. 12 tahun Lisa terbiasa hidup tanpa seorang Ibu dan ketika berumur 18 tahun tiba tiba Appa nya akan menikah dengan seorang wanita yang telah mempunyai anak.

Chaeng mengerti keraguan yang Lisa rasakan. "Aku tak bisa banyak membantu untuk masalah ini. Ini keputusan Appa mu, aku yakin ia tak akan salah mengambil keputusan." jelasnya.

Lisa hanya diam menatap gelas dihadapannya. Chaeng memperhatikannya terus. "Yakinlah pada keputusan Appa mu Lis.. calon Eomma mu pasti berbeda dengan Eomma mu dulu. Appa mu pasti belajar dari pengalamannya." tambahnya.

Haruskah aku menerimanya? batinnya bergelut.

______

Tbc

____________

Hi everyone !

Ini pertama kalinya author membuat cerita, jadi mohon bantuannya! Hehe

Maaf jika ada beberapa kosa kata yang mungkin kurang pas, mengingat author bukan seorang penulis.

Maka dari itu dengan senang hati author menerima kritik dan saran dari readers semua.

Sedikit dulu ya hhe. Jangan lupa untuk vote & comment 🖐

Terimakasih semoga suka dengan ceritanya!

Anti RomanticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang