ㅡㅡㅡㅡㅡㅡ ◕ ☆ ◕ ㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
"(Name), ayo."
Kamu tersenyum kecil sembari bangkit dari tempat tidur milikmu.
Bibi Cha ㅡwanita yang mengajakmu itu, segera menggandeng lenganmu dengan hati-hati.
"Berhati-hatilah dalam melangkah."
Kamu terkekeh kecil. "Tidak perlu mengkhawatirkanku sampai seperti itu, Bibi."
Namun Bibi Cha menatapmu dengan pandangan tidak setuju, "Aku tidak mengkhawatirkanmu, tapi aku khawatir dengan calon keponakanku," ucapnya.
Melihat raut wajahmu yang berubah datar, membuat wanita yang lebih tua darimu itu tertawa pelan. "Aku bercanda. Tentu saja aku mengkhawatirkan kalian berdua."
"Iya-iya, aku percaya," balasmu.
Mendengar suaramu yang bernada malas membuat Bibi Cha kembali terkekeh. "Tidak baik jika calon ibu mudah marah begitu," ucapnya.
Setelah berjalan sebentar menuju lorong yang biasa menjadi tempat absensi, kini kamu berdiri di sebelah Bibi Cha. Kalian masih asik berbincang, hingga suara bising dari orang-orang di sekitar mulai menghilang sontak membuatmu ikut berhenti berbicara dan menoleh ke arah pandangan orang-orang.
Terlihat dua tentara dari peleton gagak baru saja datang. Mereka yang kali ini bertugas untuk absensi segera melakukan pengecekan para penyintas, dimulai dari barisan pojok.
Kamu berada di posisi tengah-tengah barisan. Hal itu memberimu kesempatan untuk mengamati kedua tentara itu yang sedang melakukan tugasnya.
Hingga akhirnya salah seorang tentara berdiri di hadapanmu. Kamu sempat menatapnya lama sampai suara deheman pelan dari tentara itu membuatmu segera mengalihkan pandangan.
"Apa keadaanmu baik-baik saja?" Tentara yang bernama Kang Seokchan itu bertanya.
Kamu kembali melihat kearahnya, lalu tanpa diminta kenangan-kenangan itu berputar secara acak bak layar lebar di dalam kepalamu.
"(Name), kau baik-baik saja?"
Tatapan itu. Tatapan yang kamu rindukan setelah sekian lama. Tatapan lembut dari sosok di hadapanmu, yang tidak berubah sama sekali.
Tetap terasa hangat dan penuh perhatian.
"(Name)?"
Kamu hampir menangis, jika saja Bibi Cha tidak memanggilmu dan menepuk pelan pundakmu. Kamu segera berdehem dan mengangguk kecil pada Seokchan.
Namun, pria berseragam yang ada di hadapanmu itu masih terdiam menatapmu. Saat melihat kearahnya, kamu sempat mendapati tatapan khawatir dari pria itu. Tapi hanya sekejap, karena Seokchan harus bergeser untuk melanjutkan tugasnya mengecek para penyintas yang lain.
Kamupun menatap punggungnya yang semakin menjauh dari tempatmu berdiri.
Kamu tak bisa berbohong. Kamu benar-benar merindukannya.
ㅡ ㅡ ㅡ ㅡ
Mentari kala itu bersinar sangat terang, membuat sebagian besar teman-temanmu merasa kepanasan karena tengah mengikuti pembelajaran olahraga di lapangan.
Kamu sedang duduk di pinggir lapangan sembari menunggu giliranmu untuk melakukan penilaian. Hingga tiba-tiba datanglah seseorang yang langsung berdiri di depanmu, membuat pandanganmu ke arah lapangan terhalangi sekaligus menutupimu dari panasnya terik matahari.
Kamu mendongak dan mendapati bahwa sosok itu adalah Seokchan, kekasihmu.
Seokchan menempelkan dua botol minuman dingin yang ia bawa di kedua pipimu. Hal itu membuatmu terkekeh kecil, begitupun dirinya yang tersenyum lembut.
![](https://img.wattpad.com/cover/361764450-288-k947168.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Home Imagines
Fanficayo menghalu bersama! ╰ you x male characters ╰ written in bahasa Indonesia © kuebandung, 2024.