bab 5

223 10 2
                                    

Namun Gista tetap memaksa untuk bertemu Raden.

Karena dari tadi Gista terus memaksa, akhirnya Sherly dan Kiran pun pasrah dan mengantarkan Gista ke ruangan Raden.

*
*
*
*
"Gista? Sher, Ran, kalian ngapain bawa Gista kesini?" Tanya Rizta.

"Dia dari tadi maksa buat ketemu sama Raden. Jadi kita bawa aja dia kesini" jawab Sherly.

"Gis, mending lu balik aja ke ruangan lu, kondisi lu masih lemah... Masalah Raden, ada kita berdua yang jagain" ucap Khadafie.

"Nggak, gua mau liat kondisi Raden... Gua istri nya, gua berhak tau kondisi dia" balas Gista.

"Yaudah lah Daf, kasih dia kesempatan aja buat liat Raden, kasian kan kalo di larang terus" ucap Rizta berbisik.

"Hufftt, yaudah, tapi jangan lama lama ya, lu juga harus istirahat Gis... " ucap Khadafie.

Gista segera mendekati Raden, melihat nya dengan penuh rasa khawatir. Ia berharap Raden bisa bangun secepatnya.

"Sayang, sayang ayo bangun. Kamu harus kuat ya kamu harus bertahan. Aku selalu ada disini, nungguin kamu sadar... " ucap Gista yang tak bisa menahan nangis nya.

"Sher, gua khawatir ni sama Gista, gua masuk ke dalem ya" ucap Kiran lalu masuk ke ruangan Raden.

Ia melihat Gista sedang menangis sambil menunggu Raden siuman. Ia pun segera menghampiri Gista dan berusaha menenangkannya.

"Gis, lu tenang aja, Raden pasti baik baik aja kok. Mungkin dia cuma butuh waktu buat istirahat, jadi lu balik ke ruangan lu ya, Lu juga butuh istirahat... " ucap Kiran.

Gista berusaha menenangkan dirinya. Karena merasa dirinya tidak enak badan, ia pun menuruti perkataan Kiran dan keluar dari ruangan Raden.

*
*
*
"Sher, ayo temenin gua nganterin Gista ke ruangannya" ucap Kiran.

Sherly dan Kiran pun membawa Gista ke ruangannya untuk istirahat.

"Kasihan gua sama Gista, mana dia lagi hamil... " ucap Khadafie.

"Namanya juga musibah Daf, musibah kan gak ada yang tau. Mending kita doa in aja supaya Raden cepet sadar dan cepet pulih, begitu pun dengan Gista, biar mereka jadi keluarga cemara lagi... " balas Rizta.

*
*
*
*
Hari sudah gelap, sekarang pukul 20.06.

Kiran masuk ke ruangan Gista dan membawakan Gista sepiring makanan dan segelas air putih yang sudah di beri obat.

"Guys, emang gua harus banget nginep dan di rawat ya?" Ucap Gista.

"Harus Gis, ini tuh demi kesehatan lu dan kandungan lu juga. Soalnya kata dokter lu itu terlalu panik, makanya bisa kaya gini, dan lu harus di rawat dulu, soalnya badan lu masih lemah" balas Sherly.

"Tapi gua gak mau di rawat... " ucap Gista pasrah.

"Makanya, kalo gak mau di rawat, jangan berfikir yang aneh aneh, jadi nya lu panik dan kaya gini kan... " ucap Kiran.

"Yeee, gua kan panik gara gara denger Raden kecelakaan. Siapa yang gak panik coba, denger suami tersayang nya kecelakaan, di tambah kritis" balas Gista.

"Udah udah, dari pada lu banyak omong, mending lu makan biar cepet sehat" ucap Kiran sambil menyodorkan makanan kepada Gista.

Tetapi Gista menolak nya. "Kenapa?" Tanya Kiran.

Gista menyengir... Memberikan kode kepada Sherly dan Kiran.

"Apa? Ngidam lagi iya?" Ucap Sherly.

"Hehe... " balas Gista.

I will restore your memoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang