Semua orang begitu menikmati pesta penyambutan hari ini.
Dengan terpaksa selir jisoo berusaha terlihat baik-baik saja dihadapan semua orang, padahal tubuhnya masih terasa sakit, pasca percobaan bunuh dirinya.
Kini tangannya terpaksa harus ditutupi sebuah gelang, untuk menutupi lukanya.Kedatangan selir jisoo di aula istana utama, membuat semua orang tidak berhenti menatapnya. Bahkan diantara semua selir raja yang tak kalah cantik, semua orang hanya memandang selir jisoo.
Kemudian, wanita itu duduk disebuah kursi yang disediakan untuk para selir raja.Dikursi kekuasaan miliknya, raja kim bum menatap tajam selir jisoo. Dan pandangan meraka saling tertaut, saat ini.
Apa yang wanita itu pikirkan?!, beraninya dia bermain main denganku. Gumamnya.
"Wo seok ah, tutup mulutmu"
Ucap pangeran joo hyuk yang melihat pangeran wo seok terus mematung karena melihat selir jisoo."Apa dia manusia? Wah kau benar-benar tidak salah"
"Sudah kubilang, kau pasti jatuh hati padanya"
Beberapa menit kemudian, selir jisoo berjalan jalan disekitar mengikuti raja kim bum didepannya untuk menyapa para tamu.
Lalu, sebuah senyuman terukir diwajah selir jisoo, ketika melihat kedatangan kakaknya."Senang bertemu anda yang mulia" Ucap putra mahkota haein dengan hormat pada raja kim bum.
"Kau datang sendiri?"
"Ah benar yang mulia, aku datang mewakili joseon. Maaf karena ayahku tidak bisa hadir, tapi dia menitipkan salamnya untukmu"
"Tidak masalah, kehadiran mu saja sudah cukup"
Putra mahkota haein melirik kearah adiknya yang berdiri dibelakang raja, ia sedikit tersenyum melihat tingkah adiknya yang sudah pasti sedang menahan kesal. Ia sangat mengenal adiknya itu, jika kesal maka jari-jari tangannya akan memainkan gaunnya.
"Bolehkah aku berbicara dengan selir anda sebentar"
"Baiklah"
Disebuah taman yang agak jauh dari acara, kedua kakak beradik itu berdiri ditaman yang dekat dengan sebuah kolam.
"Haruskah kakak pergi saja? Kau tidak mau mengatakan apapun pada kakakmu?"
Sedari tadi selir jisoo memang diam, rasanya sulit untuknya berbica seperti dulu lagi. Apalagi ia takut kakaknya akan kecewa, jika tahu adiknya melakukan percobaan bunuh diri. Kakaknya itu selalu merawatnya dengan baik, bahkan ketika jarinya tergores sedikit, ia akan sangat khawatir.
"Baiklah, jaga dirimu. Kakak akan kembali ke acaranya"
"Jangan..."
Selir jisoo memeluk tubuh kakaknya, dan laki-laki itu tersenyum sambil mengusap surai hitam milik adiknya itu.
"Aku sangat merindukanmu, bawa aku kembali"
"Jangan bicara sembarangan jisoo, kau bukan anak kecil lagi. Kau sudah menikah sekarang"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sovereign ( Endless Revenge )
Teen FictionKisah seorang raja yang terobsesi dengan putri kerajaan