6. Sad

658 66 3
                                    

Dipagi hari terlihat Asa yang sedang duduk di pinggir kolam, kepalanya benar-benar sakit memikirkan masalah keluarganya, setelah apa yang dia lihat tadi malam membuat dia benar-benar kecewa pada Eomma dan Appanya.

"Asa..." Teriak Pharita

"Ah Kamjagia" kaget Asa

"Apa yang kau lakukan di sini, ayok sarapan" ajak Pharita

Asa pun berdiri dan mengikuti Pharita untuk sarapan bersama.

"Anak-anak mau makan yang mana" tanya Haein sambil menunjuk-nunjuk makanan yang tersedia di meja.

"Ruka mau Roti aja Eomma"

"Ahyeon mau mi goreng"

"Pharita apa aja Eomma"

Asa yang melihat itu langsung bertanya-tanya kenapa Eomma dan saudaranya baik-baik saja, seolah tidak ada beban pikiran sedangkan dirinya seperti mau gila memikirkan adik-adiknya yang dibawa pergi

"Apa mereka tidak tahu kalau Appa sudah pergi membawa adik-adik?"
Batin Asa, tiba-tiba asa tersadar dari lamunannya saat Haein mengajaknya bicara

"Asa mau makan apa Sayang?" Tanya Haein

"Aku mau susu aja Eomma" melihat gerakan tangan Eommanya untuk menuangkan susu ke gelasnya Asa langsung memberhentikan gerak Eommanya.

"Biar aku saja yang ambil sendiri Eomma" kata Asa dengan suara datarnya.

Asa benar-benar kecewa melihat sifat Eommanya dan saudara-saudaranya, setelah dia menghabiskan susunya ia langsung beranjak.

"Aku selesai" baru juga Asa berdiri Ruka langsung bicara

"Duduk Asa, itu tidak sopan" Marah Ruka kepada Adiknya

"Sudah lah Unnie, mungkin dia mau melakukan sesuatu, tadi dia bangun terlalu awal, mungkin saja dia mau membereskan kamarnya" kata Pharita yang tahu Asa lagi memikirkan sesuatu

Pharita benar-benar tidak tau kalau Appa dan ketiga adiknya sudah tidak ada lagi di Mansion, Eomma dan saudaranya bahkan sudah tau lebih dulu

Setelah mereka sarapan Pharita langsung menemui Ahjumma Hana

"Ahjumma, apa Ahjumma sudah menghantarkan sarapan pada Appaku" belum di jawab Ahjumma, pharita bertanya lagi

"Oh ya kok aku tidak melihat Babysitter Rami dan Rora, biasanya pagi-pagi begini mereka sudah mengajak adik-adik ku ke taman belakang"

"Itu nak, ehh... Appa mu sudah pergi tinggalkan Mansion tadi malam, dia membawa ketiga adikmu dan babysitter" jawab Ahjumma dengan suara bergetar

"Ahjumma, kenapa ahjumma tidak memberitahu ku, aku bahkan belum pernah melihat adik bungsu ku" kata pharita dengan ekspresi shock

Pharita berlari ke kamar Asa. Ruka dan Ahyeon yang melihatnya sangat heran.

"Asa...Asa buka pintunya, ini Unnie" kata pharita sambil menggedor pintu kamar Asa.

Tak lama Asa membuka pintunya, dan ya benar dugaan Pharita Asa sedang menangis, bahkan keadaanya sangat terpuruk. Pharita masuk dan langsung memeluk Asa

"Unnie" lirih Asa dan memeluk erat Kaka keduanya itu

"Unnie, aku bahkan belum melihat uri maknae bagaimana dengan Rami dan Rora, unnie kenapa Appa tega membawa mereka" lanjut Asa dengan isak tangisnya

"Tenanglah Asa-ya Appa pasti melakukan itu semua karna ada sebabnya, yang terpenting sekarang kita harus menjaga sikap di depan Eomma" kata pharita menenangkan adiknya.

Asa melepas pelukan Pharita

"Emangnya Eomma kenapa Unnie?, kenapa kita harus jaga sikap?, Unnie tau sendirikan Appa pergi membawa adik-adik karna Eomma yang mengusirnya" kesal Asa.

"Asa, Eomma baru saja melahirkan, kata Ahjumma orang yang baru melahirkan tidak boleh stres nanti psikisnya terganggu atau sebutannya tu baby blues, jadi kamu harus bersikap seolah baik-baik saja..arraseo" jelas Pharita

"Hmmmmmm" balas Asa kepada Pharita

"Yasudah kamu tenangkan pikiran dulu, Unnie mau ke bawah" Pharita pun pergi meninggalkan Asa di kamarnya

Pharita berjalan kearah Ruka dan Ahyeon yang sedang menonton film dan langsung duduk bersandar untuk meringankan beban pikirannya

"Kamu kenapa tadi berlari ke kamar Asa pake nangis segala" tanya Ruka dengan muka songongnya

"Appa..." Belum selesai pharita ngomong Ruka langsung memotong pembicaraanya

"Kamu udah tau? Bagus deh, kalau gitu kan aku tidak perlu jelaskan lagi sama kamu kalau Appa membawa mereka pergi" pharita kaget mendengarkan ucapan kakanya itu,

"Jadi mereka sudah tau, tapi kenapa mereka bisa sesantai itu" batin Pharita

Setelah mengatakan itu Ruka pergi meninggalkan kedua adiknya. Sesampainya di dalam kamar ia mengambil box yang tersimpan di lemari bajunya, duduk di kasur empuknya dan membuka box itu

"Mianhe, unnie tidak sempat memberi mu" Ruka menangis dalam diam menatap isi box itu

"Mianhe, unnie tidak sempat memberi mu" Ruka menangis dalam diam menatap isi box itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Flashback On

Saat pulang dari kelas musik dia berniat untuk membelikan calon adiknya sepatu lucu.

"Ahjussi bisa kah kita singgah di toko bayi sebentar, aku ingin membeli hadiah untuk calon adikku" kata Ruka ke Supir pribadinya

"Tentu saja nona, memangnya nona Ruka tau calon adiknya apa?" Tanya supir lagi

"Tau, kemarin aku dari temani Eomma untuk USG". "Terus adiknya cowok atau cewek?" Kepo supir pribadi Ruka

"Rahasia, hanya aku dan Eomma yang tau" tegas Ruka

"Baiklah nona" Supir pribadi Ruka senyum melihat nona mudanya itu.

Flashback Off

Ruka terlihat cuek di depan adik-adiknya padahal dia ornag yang paling terpukul saat mengetahui Appanya pergi membawa ketiga adiknya.

Namun sebesar apapun sayangnya kepada Appa dan adik-adiknya lebih besar lagi rasa sayangnya kepada Eommanya, dia tidak bisa melihat Eommanya bersedih.

Ruka bahkan pernah bersumpah untuk terus dipihak ibunya apapun yang akan terjadi, dia akan selalu menjaga Eommanya.

Wilted FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang