Insiden

615 33 2
                                    

༺♡༻

Perasaan takut, cemas dan khawatir tidak bisa dihindari oleh manusia, berdampak juga menjadi buruk yaitu membuatnya menjadi kuat dan berlebihan.

Apakah seseorang dengan gangguan seperti itu bisa sembuh? Ataukah tidak?

Sinar matahari menyorot kamar berwarna putih dengan segala isi didalamnya, membuat kerutan muncul didahi seorang laki-laki yang masih nyaman dibalik selimutnya.

"Hrrrhh mengganggu!"

Prang!

Tidak lama datanglah seorang wanita dengan cepat membuka pintu itu setelah mendengar suara benda terjatuh.

"Ada apa? Apa yang sudah kau lakukan?" Tanya wanita tersebut, melihat seorang laki-laki yang duduk diatas kasurnya menatap bingkai yang sudah berserakan dilantai.

"Disini begitu terang! Ini menusuk mataku!" Ujarnya.

"Eomma akan segera menutupnya. Jungkook sekarang mandilah, eomma akan menyiapkan makanan untukmu"

Wanita itu menatap anaknya yang diam saja, dia menghela nafas kemudian pergi dari kamar itu. Meninggalkan seorang laki-laki yang menatap kosong kamarnya.

"Disini begitu berisik" Gumamnya, sedetik dia menatap bingkai yang sempat dia lempar dengan tatapan bersalah.

"Apa ini semua salah mu Jeon Jungkook?"

"Dokter Park, bisakah anda menangani pasien secara pribadi dirumah saya?"

"Maaf sebelumnya, tapi hari ini saya sudah membuat janji dengan keluarga Jeon" Ucapnya, tersenyum.

"Apa tidak bisa secara bergantian dokter?"

"Maaf tapi sudah ketentuan disini, kalau mau anda bisa berbicara dengan dokter shim saat ini jadwalnya kosong"

"Baiklah terimakasih, permisi dokter" Ucapnya, membungkuk sekilas lalu pergi.

"Dokter Park!"

Merasa dipanggil laki-laki itu menoleh melihat perempuan berbaju seragam perawat berlari kearahnya.

"Iya Minju, ada apa?"

"Dokter akan pergi sekarang bukan?"

"Oh benar, aku hampir melupakannya, terimakasih sudah mengingatkannya" Sahutnya, tersenyum dan dibalas oleh perempuan itu.

"Apa anda akan membawa semua peralatannya dokter?"

"Iya, kenapa?"

"Tidak ada, dokter yakin menangani pasien dengan tanda Anxiety disorder itu sendirian? Atau perlu kita bantu?" Tanyanya.

"Semuanya akan baik-baik saja, aku bisa melakukan nya minju, ingat siapa disini yang senior bukan?" Sahutnya, tersenyum kembali.

"Dokter Park yang terbaik! Itulah kenapa aku lebih suka menjadi asisten dokter juga karena anda sangat manis"

"Jangan menggoda ku, aku pergi sekarang"

"Oke, Hati-hati dokter"

Seorang dokter bertag nama Park Jimin itu pergi ke parkiran mobilnya, kemudian menjalankan mobilnya pergi kediaman rumah Jeon.

"Dokter Park anda sudah datang?"

"Perkenalkan nama saya Park Jimin nyonya" Sapa Jimin tersenyum dan membungkuk sekilas.

"Aku tau, bicara santai saja dokter itu lebih nyaman, ayo masuklah" Jimin mengangguk kemudian mengikuti langkah wanita tersebut memasuki rumahnya.

"Terimakasih sudah datang dokter, aku benar-benar menunggu kedatangan dokter" Ucapnya, setelah keduanya duduk diruang tamu.

ONE SHOOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang