◆◇◆◇
Sebuah nama yang terlanjur terukir dihatinya tidak mudah untuk dilupakan. Semakin ia berusaha menggapai semakin sulit juga rintangan yang diterima.
Apapun yang bersangkutan dengan cintanya, maka menjadi urusan pertama yang harus menjadi fokusnya.
Seorang laki-laki berbaju putih dilapisi jas hitam terlihat sedang berbicara dengan seseorang ditelfon. Wajahnya yang tegas dan gagah, mata bulatnya yang terlihat tajam, bibir tipisnya yang dilapisi piercing. Terkesan sempurna di wajahnya.
"Menyadarinya? Biarkan saja, kalian bersikaplah seperti yang sudah ku perintah"
'. . .'
"Baguslah, lakukan pekerjaan mu sampai aku menelfon kembali"
Tuk
Terdengar nyaring saat laki-laki itu meletakkan handphone pada meja besar dihadapannya setelah berbicara dengan orang tersebut.
Ia tersenyum membayangkan wajah yang selalu hadir dalam pikirannya, ia mengingat hari dimana pertama kali bertemu dengannya yang begitu lucu jika diingat lagi. Membuat didalam hati tidak henti untuk menggeram.
"Pikiran ini membuatku ingin segera bertemu dan mendengar suaranya" Ia bergumam sambil bermain piercing dengan lidahnya.
"Menelfon? Tidak perlu, tinggal menunggu dia–"
Drrt
Ia tersenyum melihat deretan nama yang saat ini tengah di pikiranya, tidak perlu berlama-lama untuknya mengangkat panggilan itu.
"Yes, ba—"
'Apa kau yang melakukannya!'
Tidak ada suara lembut dan ramah seperti yang biasa dia dengar saat ini, dan itu tidak begitu mengejutkan untuknya yang sekarang tertawa samar mendengarnya.
"Kau menyalahkan ku untuk apa Jimin'ssi?" Tanyanya, spontan menyilangkan kedua kakinya.
'Bodyguard mu! Kenapa mereka ada disini, sekarang pemilik ditempat kerja ku memarahiku karena mu'
"Siapa yang berani memarahimu? Katakan padaku."
'Lupakan! Ini juga karena mu, untuk apa kau mengirim mereka!'
"Sudah kukatakan bukan? Bahwa aku akan menjagamu, aku melakukannya untukmu"
'Kenapa kau melakukannya?'
"Karena aku ingin memilikimu."
'Apa yang–'
"Jangan hentikan aku baby. Aku melakukan ini atas keinginan ku sendiri, biarkan aku menjagamu, atau kau mau aku melakukan hal lebih padamu hmm"
'Apa maksudmu?'
"Sayangnya aku tidak punya banyak waktu untuk menjawabnya sekarang, aku akan menghubungi mu lagi nanti baby"
Tut
"Hahh aku bisa gila hanya mendengar suaranya saja, kertas sialan ini terus mengganggu ku akhir-akhir ini" Ujarnya, menatap datar secarik kertas yang tergeletak dimeja kerjanya.
"Pria Kim ini, kita lihat sampai mana dia berani melangkah" Ucapnya.
—
04.15 KST
Terlihat seorang laki-laki berwajah manis berbibir plump tengah membereskan beberapa barang-barang yang berserakan dimeja selesai orang makan. Ia seorang pekerja di sebuah cafe cukup terkenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE SHOOT
Random[KOOKMIN STORY] • Kookmin Area • Warning 18+ • B×B Just For Fun♡ Enjoy~ Homophobic, Go Away! ! It Is Strictly Forbidden To Copy My Story Without My Permission ! ! Auto Block !