🌸. chapter empat

3.4K 288 1
                                    

Tidak di revisi,

Nemu typo silahkan di tandai ya...

Happy reading

••🌸🌸🌸••

Ruby kini sudah siap dengan gaun berwarna merah yang sedikit memperlihatkan belahan dadanya. Rambutnya sengaja dia gerai, memberikan hiasan berupa jepitan bermotif bunga di kepalanya.

Cantik, satu kata menggambar kan Ruby sekarang.

"Antar saya ke ruang kerja, Duke."perintah Ruby diangguki Daisy

"Baik, nona."

Keduanya berjalan menuju ruang kerja Duke. Masih pagi begini, para pelayan sudah mondar-mandir.

Sesampainya di ruangan kerja Duke, terdapat dua prajurit menjaga di depan pintu, keduanya membuka pintu untuk Ruby.

Memasuki ruang kerja milik suaminya, disana ada Devano dan sir Arthan, entah apa yang mereka bahas tetapi keduanya nampak serius.

"Ah maaf sepertinya saya mengganggu waktu kalian, kalau begitu saya keluar. Kalian lanjutkan lah."hendak berbalik keluar, suara dingin itu terdengar

"Tidak, kami sudah selesai. Keluarlah Arthan, tinggalkan kami berdua." Ucap Devano, Arthan pun mengangguk dan keluar dari sana meninggal kan Ruby dan Devano diruangan itu berdua.

Sepergian Arthan, Ruby berbalik lalu mendekati meja Devano. mata nya Menelisik setiap sudut ruangan itu, ada sebuah sofa tersedia disana, bahkan rak-rak berisi buku tebal berjejer rapi disana. Dan sebuah ruangan yang tidak Ruby ketahui.

"Kenapa kau kesini?"tanya Devano bingung, tumbenan wanita didepannya ini mau ke ruang kerjanya.

Bahkan sejak pernikahan mereka, wanita itu tidak pernah sekalipun berkeliaran di dalam kediaman atau bahkan ke ruang kerjanya. Dia hanya selalu mengurung diri didalam kamar, enggan untuk keluar.

"Hanya berkunjung saja,"ucap Ruby masih setia mengamati ruangan Devano

"Kalau tidak ada hal penting keluarlah, saya sibuk."ucap Devano datar,

Ruby menghela nafas pelan. Sepertinya pria itu tidak bisa diajak bercanda. Sebaiknya dia membicarakan nya pada Devano tentang tujuannya untuk membuka butik. Lebih cepat, lebih baik.

"Saya ingin membicarakan ini pada mu, saya harap kau memberi izin. Kalaupun kau tidak mau, saya akan tetap melakukannya,"Ucap Ruby, mendudukkan pantatnya di sofa tak jauh  dari meja kerja Devano.

"Cepat katakan, jangan bertele-tele seperti itu."

Lihat pria itu tidak sabaran sekali, Pikir Ruby sedikit kesal.

"Saya berencana akan membuka butik di pasar-pasar besar yang ada di wilayah mu. Setelah kupikir-pikir lebih baik kugunakan waktu dan bakatku sebagai designer dan membuka toko butik, daripada berdiam diri di kamar."jelas Ruby

Setelah mengetahui impian Moreenza menjadi seorang designer dan membuka butik dari ingatannya, Ruby merasa beruntung karena akhirnya bakatnya berguna di zaman ini. Selain itu, dia juga tidak akan dicurigai oleh suami dan orangtuanya nanti jika melihat perubahannya yang dadakan.

Ruby dan Moreenza memiliki impian yang sama, menjadi seorang designer.

Devano terdiam, wajahnya begitu datar dan dingin. Ruby jadi bingung dengan perilaku pria itu.

Becoming a Duke's WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang