Obětavost

94 17 2
                                    

Dalam gelapnya malam yang ditemani pancaran sinar rembulan, tengah menerangi jalanan sepi di pinggiran kota. Menampakkan sesosok gadis pemilik sepasang bola mata beriris merah, semerah darah yang dinaungi bulu-bulu lentik tepat di bawah alisnya. Kini ia sedang berjalan dengan nafas yang memburu. Merasakan terpaan angin malam yang menyapu bersih helaian rambut di kulit putih lembut miliknya, dengan disempurnakan oleh rona merah di pipinya.

Atensinya menangkap makhluk tak serupa yang tengah tersungkur di hadapannya. Wajah tenang dengan sorotan mata tajam mematikan, memperlihatkan kilatan mata akan adanya kemarahan yang terpancar begitu kuat, seakan tak ingin kehilangan mangsanya yang terakhir.

Benar saja, karena sudah beberapa kali tembakan maupun pukulan ia luncurkan untuk memusnahkan makhluk-makhluk menjijikan yang pantas mendapatkan apa yang seharusnya didapatkan.

Sebuah pistol, seketika gadis itu arahkan tepat di jantung makhluk yang sudah lemah sebab serangan sebelumnya. Tepatnya, pistol berisikan peluru perak yang siap meleburkan tubuh makhluk yang sudah tak berdaya apalagi berguna. Hanya sekedar mengangkat tangan tanda menyerah saja tak akan mampu. Walau mampu sekalipun, gadis itu tetap tak akan melepaskannya.

Suara tembakan mengisi penuh jalanan yang senyap. Perlahan-lahan tubuh itu terbakar habis setelah tembakan yang diloloskan oleh sang gadis telah menembus satu titik kelemahan milik makhluk itu.

Seutas senyum kini mulai terpancar di bibir merah, semerah bunga persik yang sangat memikat lawan jenisnya. Seketika kilat kemerahan itu terpancar semakin kuat, ketika teringat kembali jika di arah jam dua, ada seseorang yang sejak tadi sedang memperhatikan kegiatannya. Bibir yang sudah terbungkam cukup lama itu, kini mulai bergumam, "Keluar."

Yang disuruh menampakkan diri tetap saja tak menurut. Lantas membuat sang gadis memicingkan matanya di kala mendapati orang itu ternyata seorang pemuda. Dengan hanya melihat dari postur tubuhnya saja, gadis itu sudah dapat menebaknya. Tetapi, ia sama sekali tak dapat menangkap wajah yang tertutup tudung hoodie hitam yang sedang pemuda itu kenakan. Parahnya, ia malah menangkap adanya seringaian disudut bibir pemuda itu.

"Kita akan segera bertemu kembali." Gerakan bibir tak bersuara pemuda itu lantunkan sebelum melesat pergi begitu saja dari sana.

To Be Continued.





D I S C L A I M E R

Cerita ini hanya fiktif belaka.
Tidak terkait dengan kehidupan nyata tokoh [ENHYPEN]. Sama sekali tidak bermaksud menyinggung dan menjelekkan pihak mana pun. Ini hanya fiksi. Dibuat semata-mata hanya untuk hiburan. Jadi, dimohon dapat membedakan mana yang nyata atau haluan belaka.

Jangan lupa berikan apresiasi dalam bentuk vote dan coment, karena itu sangat berarti bagi penulis []

DILARANG KERAS MENJIPLAK, APALAGI MENULIS ULANG!

A NISHIMURA RIKI FANFICTION.
[A. ROMANCE FANTASY DARK ANGST]

NADVLÁDA : DOMINATION
❝MEETING OF BLOOD WARS.❞

WRITTEN IN BAHASA INDONESIA.
E-BOOK PROJECT ENGENE'S AUTOR
BY nadhealeer_

NadvládaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang