03 • Pariwinkle

30 8 0
                                    

Liera menuruni tangga sembari masih mengenakan bathrobe. Pikirannya sejak tadi tak tenang, banyak sekali pertanyaan yang menghujani pikirannya. Dirinya ingat betul jika kemarin tengah bermain dengan teman-temannya di kedai panekuk, ia juga mengingat jika banyak sekali beer yang masuk ke dalam kerongkongannya. Tetapi anehnya, Liera tak bisa mengerti dengan kedatangan pemuda Vyles di sana. Sebenarnya, itu nyata atau hanya khayalanku saja?

Seketika langkah Liera terhenti, matanya bersitatap dengan pemuda yang sejak tadi tersesat di pikirannya. Keduanya bungkam sembari memandang satu sama lain. Tak ada yang ingin memulai pembicaraan. Sampai akhirnya, suara wanita berumur ratusan tahun yang masih bisa berdiri dengan tegap, memecah keheningan di antara keduanya.

"Liera, ganti pakaianmu!" sergah Iliana yang menyadari kilatan di mata Niki. Sedangkan yang terpergoki hanya bisa memalingkan pandangan.

Liera tersadar atas ucapan neneknya yang langsung membuatnya melirik ke arah tubuhnya sendiri, sontak ia berlari kembali ke lantai atas dan masuk ke dalam kamarnya. Apa yang dia lakukan di sini? Apa semalam bukan mimpi?

Cepat ganti pakaianmu dan turun kebawah.

Liera terdiam ketika mendengar suara asing melintas di benaknya. Apa itu tadi? Bukan sebuah telepathy 'kan? Bagaimana bisa seseorang mengirim telepathy padaku?

Jangan banyak berpikir, cepat ganti pakaianmu atau perlu aku ke atas untuk membantumu?

Liera mengerjapkan matanya dua kali, benar saja jika ada seseorang yang tersesat dipikirannya, atau mungkin dirinya mulai gila.

Tidak. Mungkin karena ini pertama kalianya ia melakukan telepathy. Ia sempat di jelaskan tentang ini sebelumnya oleh sang nenek. Tetapi, yang Liera ketahui jika sebuah telepathy hanya bisa dilakukan oleh seorang vampire pemilik kemampuan khusus, selain itu hanya bisa dilakukan oleh dua orang yang ditakdirkan untuk bersama. Bisa dibilang seperti seorang alpha kepada mate-nya. Atau jangan-jangan ....

Sepertinya aku harus ke sana untuk membantumu.

Telepathy yang dikirimkan Niki kali ini, lantas membuat Liera terkejut bukan main. Sampai dirinya tak sengaja berteriak, "Jangan!"

"Nona, Anda baik-baik saja?" ucap seorang maid yang tak sengaja lewat dan berhenti di depan pintu kamar Liera karena kawatir mendengar teriakan gadis itu barusan.

"Aku baik-baik saja, beritahu halmeoni aku akan segera turun." Lantas dirinya bergegas mengganti pakaian.

Beberapa menit berlalu, kini Liera menghampiri neneknya yang sedang berbicara serius dengan pemuda Vyles di hadapannya.

Tak sengaja, Liera melihat bekas gigitan di leher Niki, lantas membuat dirinya melihat sekelebat bayangan melintasi pikirannya, seketika ia menutup mulut. Apa aku yang melakukannya? Jadi, itu bukan mimpi?

"Liera, kemarilah," ucap Iliana tak berekspresi, yang meminta Liera duduk di sampingnya. Liera pun menuruti perintah neneknya. "Apa kau sudah tahu—"

"Halmeoni, Liera minta maaf karena kemarin malam," potong Liera sembari tertunduk karena menyadari kesalahannya jika tanpa seizin neneknya, kemarin ia telah pergi ke kedai panekuk bersama teman-temannya. Liera hanya tak mau jika neneknya sampai marah padanya, sebab dirinya belum menyelesaikan tugas pembantaian kaum lycan.

"Apa cucuku melakukan kesalahan?" tanya Iliana yang membuat Liera kebingungan. Seketika Niki terkekeh kecil dan langsung mendapat tatapan tak suka dari Liera. "Halmeoni hanya ingin bilang, jika kini kau bukan lagi tanggung jawab keluarga ini."

"Tunggu, apa maksud, Halmeoni?" tanya Liera tak mengerti sekaligus merasa sesak di hatinya.

"Karena sebentar lagi, kau akan meninggalkan Halmeoni," ucap Iliana penuh sayang sembari menyisiri rambut halus Liera dengan jari-jari tangannya.

NadvládaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang