01 • Malachite

68 20 6
                                    

"Kita akan segera bertemu kembali."

Entah mengapa, hanya sejumput gerakan bibir tak bersuara itu dapat melekat kuat di sebagian besar memori

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Entah mengapa, hanya sejumput gerakan bibir tak bersuara itu dapat melekat kuat di sebagian besar memori. Bersarang seolah enggan untuk pergi. Menetap seakan itu rumah sendiri. Gadis itu masih mengingat jelas saat pertama kalinya semesta mempertemukan mereka. Untuk pertama kalinya, Juan Liera merasa begitu terganggu akan kehadiran seseorang. Begitu terganggu sampai rasanya sesuatu yang ada dalam dirinya merasakan gejolak luar biasa menyiksa.

Bagaimana bisa pria itu datang dan langsung membuatnya menggila? Atau jangan-jangan dugaannya itu benar? Lantas bagaimana bisa pria itu menemukannya secepat ini? Jika benar, maka Liera tidak akan tinggal diam. Bagaimanapun juga, segala hal yang berarti baginya belum mencapai tujuan. Liera tak akan membiarkan pria itu menghentikannya. Tak akan pernah.

Liera menyisir rambutnya dengan jemari. Membiarkan dirinya tenggelam dalam hiruk-pikuk suasana yang cukup tenang. Di sinilah Juan Liera berada. Di mana kantin tempatnya berkuliah, menjadi tujuan utama untuk memanjakan perut yang telah kosong. Terasa sedikit sunyi, sungguh tak seperti biasanya. Liera memang tak terlalu memperhatikan keadaan sekitar, namun temannya sudah siap memberikan pertanyaan atas ketidakbiasaan ini.

"Apa kau merasakan ada sesuatu yang aneh? Tak biasanya kantin kita sepi begini," ucap Reese Park sembari memicingkan matanya heran. Menatap ke arah kanan dan kiri mencari penghuni lain yang sialnya hanya terdapat beberapa anak dari jurusan mereka, itupun tak ada seperempatnya.

Liera yang mendengarnya hanya mengangguk setuju sekaligus merasa tenang karena tidak harus berebut tempat duduk dengan yang lain. Mungkin karena Liera sendiri lebih suka dengan tempat tenang nan sepi, jadi Liera tak mempermasalahkan hal ini.

Menatap jengah keadaan. Reese lebih memilih memberikan atensinya pada Liera. "Apa akhir-akhir ini kau sangat sibuk?" tukas Reese sembari melipatkan kedua tangannya di depan dada. Sedangkan gadis yang ia ajak bicara itu hanya mengangguk pelan. "Liera, bisakah aku meminta sesuatu?" ungkap Reese dengan kedipan mata berulang kali.

"Katakan," balas Liera sambil memperlihatkan senyum tipis di kedua sudut bibirnya.

"Kita sudah cukup lama tak bersenang-senang bersama, bukan?" celetuk Reese sambil memegang tangan Liera.

"Jadi?" tanya Liera yang pura-pura kebingungan. Terkadang berteman dengan manusia membuat Liera banyak berakting, andai hidupnya ini senggang mungkin ia sudah ikut casting dan memainkan beberapa drama unggulan. Menjadi aktris ternama dan memiliki banyak bakat, memainkan semua genre yang menurutnya sangat terlampau mudah. Tetapi sayang, Liera tak berminat untuk itu.

Bukannya munafik, hanya saja ini untuk kebaikannya sendiri. Menutupi identitas asli itu perlu. Sangat penting malah. Namun jangan salah sangka. Berteman dengan mereka pun, Liera merasa bersyukur dan bahagia. Jadi, Liera hanya tak mau ketika mereka mengetahui siapa Liera sebenarnya, mereka akan pergi, lari, mencampakkannya sebab takut pada sosoknya yang sebenarnya.

NadvládaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang