Kondangan

193 30 17
                                    



Berhubung mereka bukan tinggal di perumahan elit yang dikenal dengan tenang dan tentram maka istilah kondangan sudah tidak asing lagi didapati walau biasanya malas dan tidak hadir dengan berbagai alasan namun kali ini mereka terpaksa hadir

"Bang,mas!" Panggil gempa

Halilintar dan taufan yang merasa namanya terpanggil segera turun dari lantai 2 tempat kamar mereka berdua berada

"Kenapa gem?"

"Ada undangan nih"

Halilintar membolak balik undangan itu jujur saja dihari minggu ini dia hanya ingin tenang dan mengistirahat kan badannya yang telah di hajar oleh kerjaan nya selama 5 hari

"Gak usah dateng ah gem mas capek"

"Ih! Jangan gitu mas ini anak nya bude loh yang nikah gak enak kalo gak dateng"

"Yaudah lo aja gem yang dateng ogah mas capek mau tidur" jawab taufan enteng sebelum melangkah kan kaki nya kembali menuju kamarnya

"Masss!!" Kesal gempa menarik ujung kaos taufan agar kaka kedua nya itu kembali lagi

"Gak bisa yang lain apa gem?"tanya halilintar jujur saja dia enggan datang ke acara beginian

"Gak ada bang, blaze lagi latihan, ice ada les, thorn sama solar ada kerkom gue sendiri ada kerkom bntr lagi jadi ya mau gak mau cuman abang sama mas fan aja yang dateng" jelas gempa yang membuat kedua empu itu melongo

What! Halilintar dan taufan disatukan dalam balutan batik khas kondangan tidak tidak! Ini mimpi buruk bagi kedua nya

"Heh?!, blaze janjuk! Lo bisa kan anjir gak usah nyuruh nyuruh gue lo!" Maki taufan kepada blaze yang berada diseberang panggilan telfon

"Wek! Salah sendiri hari ini kosong rasain lo!"

"Ck!,adek dajjal!"

Gak ada gunanya berdebat dengan blaze maupun gempa sekarang karna endingnya dua sulung itu sudah sampai di kediaman bude dan pak de mereka yang lagi menggelar acara pernikahan putra sulung mereka

"Wih ini toh ponaan mu wes ganteng nyo kok jarang keluar ndo!"

"Ini hali dan taufan kan masyallah udah pada gede ya makin tinggi dan ganteng"

"Serinh sering lek ikut acara keluarga ginian kangen tenan bude ini"

Baik halilintar maupun taufan hanya tersenyum kikuk bingung mau menanggapi apa selain tersenyum dan mengangguk karna jujur saja yang biasanya disuurh kondangan di keluarga mereka itu ya gempa dan lunar apa gak bergantian

"Eh mas hali mas taufan kenalin nih anak bude udah gadis juga seumuran mas taufan deh kayaknya" bude sarti memghampiri mereka berdua mengenal kan anak gadis nya

"eee kenalin mas saya dinda" dinda mengulurkan tangan nya namun taufan tidak membalasnya dia malah menyatukan kedua tangan didepan dada nya

"Saya taufan" karna mungkin malu ya dinda dengan cepat menarik kembali tangan nya

Halilintar bahkan tercengang sejak kapan adik biru nya bisa serius seperti ini biasanya semua cewek di gombalinnya sampai mampus dan berujung si cewek baper

"Aduhh mas gak usah kaku gitu loh sama sepupu sendiri" bude sarti juga merasa canggung karna anak nya sama sekali tidak dilirik oleh taufan memilih pergi saja menjauh

"Fan! Ini lo kan!" Halilintar menepuk pipi taufan masih tak percaya

"Iya bang ihh sana jauhin tangan lo bau gulai tau gak!"

"Tumben lo begitu biasanya juga kegatelan lo sama ciwik ciwik"

"Gak ah bang itu kek nya kalo taufan tanggepin mau ngajak serius ogah bang taufan kan cmn mau main main doang sama cewek"

PLETAK!

"Goblok bunda juga cewek lol!"

"Udah ah daripada abang banyak bacot mending kita cabut udah gerah gue make baju ini" taufan pergi meninggalkan halilintar menuju parkiran

"Weh adek dajjal pamit dulu bego!"

Sehabis mengambil sovenir dan berpamitan kepada keluarga mereka kini taufan dan halilintar kembali ke parkiran walau tadi sempat ditahan

"Cepet banget bujang bujang ini mau pulang ayo dong gpp agak sorean sama keluarga sendiri juga"

"Tuh bener kata bude mu gpp fan lin kalian kan juga udah lama gak kumpul"

"Eh fan besok ada kuliah pagi bude pak de bang halu juga masuk kantor pagi"

Yap rencana berhasil mereka akhirnya diizinkan pulang dengan para sepupu wanita mereka yang sibuk meminta nomor ponsel kedua nya yang hanya dapat kalimat ketus dari sang gledek

"Merinding fan gue asli gak mau lagi ikut acara beginian" halilintar bahkan sampai bergidik ngeri

"Sama bang tau gitu bilang aja tadi ada kerjaan apa kek"

JDERRR!!!

"AAA Bunda!!" Teriak taufan kaget mendengar suara petir tadi dan disertai dengan kilatan

"Duh kalo dilanjutin bisa demam si taufan" pikir halilintar cepat mencari warung yang masih buka disekitar situ

"Mampus gak ada warung lagi masa berteduh di bawah pohon yang ada mati muda kami" karna tidak ada pilihan lain halilintar memilih menepi kan motor nya dibawah pohon

"Bang jangan dibawah pohon mati nanti anjir kita" kaget taufan karna dia sudah tidak merasakan adanya tetesan hujan yang mengenai diirinya

"Shut., diem dulu lo sini turun dulu" halilintar menarik taufan agar adiknya itu turun

Dia lalu mengambil jaket dan tas ransel dari jok motornya memakai kan nya kepada taufan agar sang adik tidak kedinginan dan jangan lupa memasang jas hujan untuk dirinya dan taufan

"Nih hp lo taro sini biar gak basah"

Ok semua sudah siap tinggal tancap gas aja namun aksi halilintar benar benar bikin taufan mengira jika kaka nya ini ketukee saat acara keluarga tadi

"Masukin tangan lo ke kantong jaket gue"

"Hah?"

"Ck!" Hali menarik tangan taufan agar melingkar di perut nya dan memasukan kedua tangan taufan kedalam saku jaket nya agar tetap hangat

"Nunduk sembunyiin kepala lo di badan gue"

Dan ending nya kedua saudara itu menerobos hujan meskipun hujan kini perasaan taufan bukanya kesal malah senang jarang jarang soalnya di dapat momen begini dengan abang sulung nya









"Kalo gak hujan mungkin gak akan gini ending nya"





















T










B








C


















______________

Weh selesai nihh lucu gak? Lucu lah hahahha 😻😻😻

6 prajurit kaka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang