Sorakan bahagia terdengar dari seluruh penjuru sekolah setelah kabar akan diadakannya kegiatan liburan bersama, diumumkan oleh guru di masing-masing kelas. Belum lagi kepergian para guru untuk melakukan rapat mengenai kegiatan tersebut membuat semua kelas free dari jam pelajaran mereka.
"Emily, kakinya masih sakit?"
Emily yang tengah mencoba untuk tidur terpaksa harus membuka matanya kembali kala Zoya bertanya.
"Gapapa, asal ga ke bentur lagi aja,"
Mulut Zoya mengerucut kesal, "Aku nanya serius!"
"Ya beneran udah gapapa. Emang kenapa sih?" Tanyanya sedikit geram, pasalnya ia sangat ingin tidur saat ini. Tubuhnya terasa lemas dan tidak bertenaga, padahal ia tak banyak melakukan apapun sejak pagi.
"Kalo masih sakit nanti ke Bali kamu ga akan ikut dong? Mangkanya aku nanya kamu. Masih sakit ga?"
"Gue udah sehat. Liat nih liat!" Emily menaikkan kakinya ke atas paha Zoya dengan kesal.
"Ihh kotor!"
Mata Emily terputar dengan malas. Melihat ke sekeliling dan ia pun memanggil seorang perempuan bernama Nabila untuk menghampirinya.
"Kenapa?"
"Lo jagain Zoya, ya? Gue mau ke toilet,"
Nabila ber-oh ria dan mengangguk, ia pun mengajak Zoya untuk bersamanya. Sementara Emily melangkahkan kakinya ke luar kelas. Sebenarnya ia hanya beralasan pergi ke toilet pada Nabila agar gadis itu mau menemani Zoya sebentar.
Emily ingin pergi ke kantin, tiba-tiba saja ia ingin memakan makanan yang manis.
Saat melewati koridor yang bersebelahan dengan area lapangan sekolah, Emily melihat keramaian di sana. Anak-anak basket sepertinya sedang bermain sehingga mengundang banyak orang untuk menonton. Karena memang sangat jarang mereka mau bermain di lapangan selain saat akan diadakan lomba atau sedang tanding dengan sekolah lain. Maka dari itu yang menonton sangat banyak dan berdesakan melihat hal yang jarang terjadi ini.
Ketika memasuki kantin, Emily cukup senang karena kantin tidak ramai seperti biasanya. Dalam benaknya, ia berterima kasih pada anak-anak basket yang bisa membuat murid lain memilih menonton mereka daripada menongkrong di kantin.
"Lho neng? Kok ga beli sup saya?"
Emily hanya memberikan senyum pada penjual sup langganannya itu. Ia sangat menginginkan makanan manis saat ini. Setelah mendapatkannya, Emily duduk di meja kosong yang memuat tiga kursi.
Di tengah keasikannya menikmati jasuke, seseorang ikut bergabung di salah satu kursi sebelah Emily.
"Bagus yaa bolos"
Emily berdecak sebal, ia memilih mengabaikan laki-laki yang menjabat sebagai ketua OSIS di sekolahnya ini.
"Kenapa ga di kelas aja? Malah jajan mentang-mentang jamkos,"
"Gue laper,"
"Kan lo bisa chat gue, Ly"
Emily menghela nafas pelan, ia menaruh mangkuk jasuke itu ke atas meja dan menatap Kelvin.
"Gue punya kaki sendiri, lagian juga kan lo lagi sibuk soal acara liburan bersama itu,"
Kelvin menaikkan satu alisnya, "Oh jadi lo ga mau ganggu gue ceritanya?"
Emily menatap aneh pada Kelvin, lalu ia bergidik dan melanjutkan makannya.
Kelvin sendiri hanya terkekeh melihat itu. Ia diam memperhatikan Emily yang makan dengan lahap jagung itu. Cukup lama ia memandangi Emily hingga membuat gadis itu risih karenanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry My Love
Teen FictionKisah klasik dua orang remaja SMA yang secara tidak sengaja mengalami tragedi yang tak diinginkan di suatu malam. Sehingga sang perempuan harus kehilangan hal yang paling dijaganya selama ini. Sialnya, laki-laki yang bersamanya malam itu ternyata se...