"Kayaknya me time bikin lo baikan, ya?"
Emily menoleh saat April bertanya padanya. Saat ini mereka tengah sarapan di restoran seperti kemarin-kemarin. Zoya sendiri tengah asik memakan roti cokelatnya seraya bermain ponsel tanpa memperdulikan sekitar.
"Ya, kayaknya" jawabnya seraya terkekeh kecil. Apa yang dikatakan April memang benar, ia merasa jauh lebih baik pagi ini setelah kemarin menghabiskan waktu sendiri dan meluruskan masalahnya dengan Bintang.
"Omong-omong, lo deket sama Kelvin ya?" tanyanya lagi. April sebenarnya sudah menahan pertanyaan ini sejak kemarin-kemarin, namun rasa penasarannya terlalu besar sehingga ia tidak bisa menunggu lebih lama lagi untuk mengetahui apa sebenarnya hubungan Emily dan Kelvin.
Emily sontak melirik Kelvin yang sedang bersama para anggotanya melayani orang-orang untuk sarapan. "Lumayan, kenapa?"
"Ya gue nanya aja. Awalnya gue kira kalian ada hubungan,"
Emily hanya memberikan senyum kecil, "Kita cuma temen kok. Lo juga tau kan ketos kita itu humble,"
April menggeleng dengan tidak yakin, "Eng.. Kayaknya ke lo doang ga sih? Setau gue banyak anak-anak bilang kalau Kelvin jutek,"
Emily sontak tertawa, menurutnya itu tidak sepenuhnya salah. Terkadang ia juga mendapati Kelvin yang memang membedakan dirinya dengan murid lain.
"Gatau deh ya, itu sih suka-suka si Kelvin aja" kata Emily, berniat menyudahi pembahasan itu.
Mereka berdua pun kembali fokus pada sarapan mereka, tak lama gadis yang sedari tadi sibuk dengan dunianya menyita perhatian mereka.
"IHHH!!"
"Zoy, suara lo" Emily mengingatkan.
"Ih tapi ada yang nyuri roti aku, Emily!! Ada pencuri!!"
April mengusap wajahnya karena lelah dengan kelakuan Zoya. Emily pun sama, namun dia tetap sabar dan meladeni gadis di depannya ini.
"Ga ada pencuri. Roti itu ilang ke dalem perut lo sendiri,"
"Hah? Maksudnya?"
"Lo yang makan roti itu, Zoya.." April menambahkan.
Zoya terdiam sebentar untuk mengingat-ingat, lalu selanjutnya ia menggeleng keras. "Engga kok! Aku makan baru satu, sisanya ada yang ngambil. Pasti di sini ada pencuri!"
"KELVINN ADA MALING!!" Zoya berteriak memanggil Kelvin yang tengah sibuk mengobrol dengan temannya sambil sarapan.
Mendengar itu tentu saja perhatian semua orang tertuju pada meja ketiga gadis itu. Emily dan April sudah menunduk malu karena kelakuan Zoya. Untung saja rombongan guru sudah tidak ada di restoran ini.
Kelvin mendekat dengan wajah penuh tanya, "Maling? Maling apaan?"
"Roti aku! Ada yang ngambil!" adu Zoya seraya menunjuk piringnya yang kosong.
Kelvin menatap April dan Emily bergantian, meminta penjelasan.
"Ngapain lo ladenin sih?" jengah Emily pada Kelvin yang masih saja datang jika Zoya tengah berulah.
Lalu tiba-tiba sebuah piring berisikan beberapa roti cokelat sudah berada di atas meja mereka. Mereka semua menatap pelaku yang membawakan roti itu secara bersamaan.
"Masih pagi jangan berisik, Zoya" Ucap orang itu, ia menatap Emily sejenak untuk memberikan senyum kecil sebelum pergi dari sana.
"Yeay! Makasih Bintang!" seru Zoya senang, ia kembali duduk dan melahap roti cokelat itu dengan riang. Mengabaikan sekitarnya yang cukup kaget dan bingung dari sikap Bintang yang tiba-tiba memberikan sepiring roti pada gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry My Love
Teen FictionKisah klasik dua orang remaja SMA yang secara tidak sengaja mengalami tragedi yang tak diinginkan di suatu malam. Sehingga sang perempuan harus kehilangan hal yang paling dijaganya selama ini. Sialnya, laki-laki yang bersamanya malam itu ternyata se...