01

14 1 0
                                    

Kicau burung terdengar merdu, langit yang cerah dan udara yang berhembus sejuk membuat siapa saja tersenyum mengawali pagi ini.

Namun berbeda dengan seorang laki-laki yang bernama Bintang Marcelino. Masih pagi dia malah sudah dibuat kesal setengah mati.

Bagaimana tidak? Di saat orang lain menikmati sarapan mereka tanpa gangguan, dia malah diusili oleh ayahnya sendiri. Roti yang awalnya dioleskan selai cokelat malah ditukar dengan roti beroleskan saus keju, kecap manis dan dicampur gula merah cair.

Apa dia tidak boleh merasa kesal akan itu?

"Sudah, kamu makan yang ini aja Bintang" titah Irina, istri dari Jason Sebastian yang tak lain tak bukan Ibu dari Bintang.

Bintang berdecak sebal, "Ga napsu,"

"Bintang berangkat aja" pamitnya, lalu mencium kedua tangan orang tuanya sebelum pergi menuju sekolah.

Irina kemudian menatap tajam suaminya, "Liat! Bintang ga jadi sarapan karna ulah kamu!"

Jason tertawa pelan, "Sesekali usilin dia ga akan jadi masalah kan?"

"Sesekali darimana? Tiap hari usil juga! Udah tua masih aja kayak anak kecil kamu itu," Irina mencubit lengan suaminya.

"Ngomongin anak kecil, gimana kalau kita bikin adek buat Bintang?" tanya Jason yang membuat Irina langsung melotot karena terkejut.

"Buat apa?!"

"Ya buat ngeramein rumahlah! Emangnya kamu ga bosen sama Bintang yang irit ngomong? Aku sih bosen, rumah serasa kuburan," keluh Jason.

"Kamu ngomong apa sih? Bintang itu anak kamu juga, masa dibilang gitu!" marahnya.

"Yaudah, buat dia jadi anak bawel"

"Jangan ngarang! Bintang kayak gitu aja cukup. Dia keren," kata Irina. Jason sendiri hanya bisa mencebik kesal. Padahal dia sangat ingin memiliki anak lagi, kalau boleh yang perempuan, cerewet dan aktif berlarian kesana kemari.

Tidak seperti Bintang, putranya yang jarang mengeluarkan suara dan jarang berbaur bersama keluarganya sendiri. Jika sedang ditanya, hanya dijawab dengan jawaban yang super singkat saja. Menyebalkan.

Sementara itu di sebuah bangunan sekolah terdengar nyaring dering bel istirahat yang memenuhi semua penjuru. Para murid berhamburan keluar dari kelas masing-masing. Termasuk Bintang yang sudah berjalan menuju kantin untuk membeli makanan. Salahkan Jason yang menggagalkan acara sarapannya tadi pagi. Itu membuatnya kelaparan selama jam pelajaran pertama.

Bintang dan sahabatnya menduduki tempat makan yang kosong. Mereka duduk saling berhadapan dengan meja sebagai pemisahnya.

"Mau pesen apaan?"

"Gue mau bihun, siomay, gorengan sama jus jeruk!" Oji mengabsen segala keinginannya, membuat Alroy memprotes tak suka.

"Lo kalo banyak mau begitu mending pesen sendiri sono! Tangan gue cuma dua!"

"Iya iya! Bihun sama jus, puas lo?" Oji mengalah. Alroy hanya membalas dengan rotasi mata malas, lalu dia beralih ke sahabatnya yang satu lagi.

"Tang, lo pesen apa?"

"Apa aja"

"Apa ajanya itu apa?"

"Ya apa aja,"

"Ya apaan?"

"Apa aja!"

"Ck taulah! Gue pesenin semur jahe mampus lo!" kesal Alroy pada akhirnya.

Bintang berdecak, padahal bisa saja Alroy memesankan makanan yang sama seperti Oji. Kenapa harus banyak bertanya, pikirnya.

Sorry My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang