1 September 2014
//Flashback
Di saat itu, teriknya matahari menerangiku dan abangku, panasnya sangat membuat tubuhku lemas, ingin ku langsung pulang supaya istirahat di rumah. Namun sepertinya hari ini aku tidak bisa beristirahat dengan tenang karena ayah. Ya, karena ayah. Ayahku selalu memukulku ketika ku sudah sampai di rumah. Melampiaskan kemarahannya kepadaku. Namun itu sudah menjadi makananku sehari-hari. Ketika aku terluka, abangku selalu mengobati lukaku dan aku sangat bersyukur mempunyai abang seperti itu.
"Bang, aku takut nanti aku akan dimarahin lagi oleh ayah.."
"Kayline, kalau kamu terluka abang ada di sini buat kamu ya? Semangat kay, abang tau kamu kuat. Kamu bisa ngelewatin semua ini" ujar abangku.
"Iya bang, makasih karena udah ada untuk aku ya? Kalau abang gada, aku gatau gimana cara nge hadepin ayah...."
"Iya, sama sama dek..." ucap abang sambil membelai rambutku.
Saat tiba di rumah, tumben sekali ayah tidak memukuli ku. Apakah ini hari keberuntungan ku? Tapi aku tidak yakin karena aku melihat 1 wanita dengan 2 anak-anak. Tapi mengapa mereka di sini? Ada apa dengan semua ini?
"Ayah, siapa mereka bertiga?" ucap abangku sambil menatap mereka dengan sinis.
"Mereka adalah keluarga barumu Xavier. Namanya tante Vannesa dengan kedua anaknya Dermawan dan Caroline. Saya harap kalian berdua bisa akur dengan keluarga baru kalian ya?" ucap ayahku. Abangku hanya menatap sinis kepada mereka, tak berkutik, tak berkata apa apa.
"Ayah, tapi aku tidak siap punya keluarga baru...aku hany-" ucapku, namun diberhentikan oleh tamparan keras dari ayah.
"KAMU TIDAK BERSYUKUR JADI MANUSIA. SUDAH LELAH AYAH MENCARI IBU YANG TERBAIK UNTUKMU, NAMUN INI BALASANMU?!" ucap ayahku. Aku tidak bisa berkata apa apa, hanya suara ringis yang bisa aku keluarkan. Karena tak tahan dengan sikap ayah, aku pun pergi ke luar rumah. Abangku yang menyadari itu langsung mengejarku.
"Dasar anak bodoh, lemah sekali." ucap ayahku jengkel dengan tingkahku.
"Aduhh biarin aja mas, kalau dia tetap tidak mau menerimaku, aku akan memukulnya sampai dia meringis dan menerimaku" ucap vannesa yang mendukung aksi ayahku. Sangat sakit sekali. Aku bahkan sampai menangis karena itu.
Aku pun hanya menangis, abangku mengejarku sampai ketengah jalan. Bodohnya aku, kenapa aku harus berhenti di tengah jalan hanya karena aku ditampar oleh ayahku? Dasar kay lemah, lemah sekali. Saat aku berhenti di tengah jalan, aku melihat truk dari kejauhan dan.............
//BRAKKKKKK
Seseorang menyelamatkan ku, aku hanya bisa terdiam dengan wajah datar, ternyata yang menyelamatkan ku adalah... Abangku sendiri. Dia menatapku sambil tersenyum lemah, lalu menutup matanya perlahan. Aku hanya duduk tak berdaya di tengah jalan. Semua orang menghampiri ku lalu menatapku dengan ekspresi sayu. Ayahku yang melihat kejadian itu langsung menangis karena melihat kondisi abangku. Aku tahu tidak lama lagi aku akan di pukul habis-habisan oleh ayahku. Sepertinya.......
"Kayline kau bodoh! Kenapa kau membiarkan abangmu mengejarmu?! Kenapa kayline? Kenapa..... Kau jadi kehilangan tempat bersandarmu. Kau sangat bodoh Kayline. Aku tidak akan pernah memaafkan diriku... Tidak akan pernah. Memang benar kata ayah, kau adalah "pembawa sial"
Eps 2 out
Makasi karena telah baca novel ini:D
Bantu share yuppp;)
KAMU SEDANG MEMBACA
Diriku Melawan Mimpi
Short StoryKayline Naazea Japutra, seorang gadis SMA kelas XI MIPA harus menanggung semua beban dari lahir. Ibunya meninggal saat melahirkan dia, dan karena itulah ayahnya sangat membencinya. Dia selalu dipanggil sebagai "pembawa sial" bagi ayahnya. Sampai sua...