Tahun Baru

14 7 2
                                    

31 Desember 2022

Menuju malam tahun baru.

      Tahun baru segera datang. Aku sangat ingin menantikan malam tahun baru tersebut. Aku hanya berdiam diri di kamar, membuat 1 origami yang akan kuberikan kepada Nathan. Ya, dia adalah orang yang sangat kusuka. Aku akan memberinya origami ini saat tengah malam nanti saat malam tahun baru. Ini adalah origami terakhir ku dan aku sangat menantikan hal ini sebelumnya. Aku juga akan menyatakan perasaanku kepadanya. Namun, aku tau dia tidak akan menerimaku. Tapi aku akan tetap berusaha agar bisa menyatakan perasaanku kepadanya.

     "Satu origami terakhir dan selesai. Aku akan memberikan Nathan origami burung ini dan memberikan ucapan tahun baru kepadanya. Pasti dia suka... Sepertinya. Aku juga tidak berharap banyak soal ini."

     Ekspresiku yang awalnya senang berubah menjadi sedih. Aku tahu aku akan ditolak olehnya. Namun, aku akan tetap melakukannya.
    
     Saat aku sedang membuat origami terakhir untuk Nathan, ayahku mendobrak pintu kamarku yang dikunci. Aku hanya bisa berdiam diri, mengetahui hal yang akan terjadi kepadaku.

     "A-ada apa yah....?" ucapku ketakutan dan gemetaran.

     "Ayah akan pergi bersama ibu, Dermawan, dan Caroline untuk pesta tahun baru bersama. Kau jaga rumah dan ingat, kau tidak boleh keluar. Kalau sampai kau ketahuan keluar, Aku tak segan-segan untuk memukuli mu dengan keras." ucap ayah dengan ekspresi marah lalu menutup pintu dan membantingnya sangat keras.

      Aku hanya bisa mengangguk mendengar perkataan ayah. Namun hatiku juga senang karena tidak ada lagi yang bisa memarahi, memukul, atau bahkan mencambukku lagi. Aku menggunakan kesempatan itu untuk pergi ke rumah Nathan, untuk memberinya origami terakhir dan ucapan tahun baru.

     Aku pun bergegas pergi ke rumah Nathan. Jam menunjukkan pukul 23.50. 10 menit lagi adalah malam tahun baru. Aku harus cepat untuk sampai ke rumah Nathan.

    Setelah sampai di rumah Nathan, aku pun mengetuk pintunya. Tidak terdengar suara langkah kaki yang ingin membuka pintu untukku. Aku pun mengetuk pintunya sekali lagi. Lalu di saat yang bersamaan pada pukul 00.00, Nathan membuka pintunya.

    "Siapa sih tengah malem begini-" Nathan membuka pintunya lalu terdiam melihat Kayline yang ada di depan pintunya.

     Nathan sedikit shok karena kedatanganku. Akhirnya ada rasa tegang di antara aku dan Nathan. Namun aku masih tetap tersenyum kepada Nathan. Nathan yang menyadari kalau aku membawa hadiah untuknya langsung menatapku dengan ekspresi dingin.

     "Kayline? Lu ngapain sih ke rumah gw? Ini dah tengah malem Kay... Lu gila ya malem malem gini ke rumah gw?" Nathan pun akhirnya berbicara.

     "Um... Jadi gini, aku mau ngucapin selamat tahun baru ke kamu, dan aku pengen ngasih kamu ini" sambil memberikan sebungkus kado kepada Nathan.

     Nathan pun yang menyadari hal tersebut langsung mengambil kado tersebut dari tangan ku dengan kasar lalu membuka nya dengan cara menyobek bungkus kado tersebut dengan tidak beraturan.

    "Origami lagi, hm?" ucap Nathan dingin. Dia tahu bahwa aku akan memberinya origami lagi setiap hari.

 Dia tahu bahwa aku akan memberinya origami lagi setiap hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cr:Pinterest

    Ternyata benar, origami yang sama. Nathan yang sudah bosan  melihat origami itu langsung menyobeknya dengan tak beraturan. Aku yang melihat itupun langsung diam tak berkutik. Akhirnya Nathan pun melemparkan sisa sobekan origami ke arah wajahku. Hatiku sakit. Origami terakhir pun tak diterima juga olehnya. 1000 hari kugunakan waktuku untuk hal yang sia-sia. Aku hanya bisa menahan air mataku dan menatap kepadanya.

    "Lihat, Kayline? Semua pemberianmu sia-sia. Bahkan sampai sekarang pun usahamu sia-sia. Aku bahkan tidak memiliki rasa padamu, begitupun kau memberikan ini untukku, yang kudapat hanya risih, menerima ini semua. Aku sangat terganggu dengan ini. Jadi, terjawab sudah bukan? Aku sama sekali tidak menyukaimu dan tidak akan pernah menerimamu, Kayline." ucap Nathan kepadaku.

    Nathan pun akhirnya berbalik dan masuk kerumahnya kemudian membanting pintu, tidak mempedulikanku. Hatiku hancur. Sangat hancur. Aku ditolak olehnya. 1000 hari sangat tidak berguna. Mengapa sejak awal aku tidak memikirkan ini. Mengapa sejak awal aku memberinya origami, padahal aku sudah tau akhirnya juga?

    Sekarang aku masih terdiam di depan pintu rumah Nathan. Lalu, hujan pun turun dengan deras. Aku yang menyadari itu langsung berlari menuju rumahku dengan terbirit-birit. Aku pun sempat terjatuh karena kakiku masih sakit karena tusukan itu. Akhirnya, aku pun bangun dan berlari lagi. Nathan, dia hanya menatapku dari balik jendela kamarnya.

    "Maafkan aku karena aku harus menolakmu. Aku harus melakukannya demi kebaikan ku sendiri Kayline... Semoga kau mengerti perasaanku juga..." ucap Nathan sambil menatapku dari jendela kamarnya.

    Hujan pun turun semakin deras. Akhirnya aku sampai di rumahku. Aku pun masuk ke dalam rumah dan melihat ayah yang ternyata sedang menungguku. Ya, dia menatapku sambil tersenyum menyeramkan. Lalu mulai mengambil tali rafia yang sudah disiapkan ibuku.

   "KAYLINE, DARIMANA SAJA KAU DARI TADI??!!!!! SUDAH BERANINYA KAMU KELUAR TENGAH MALAM SEPERTI INI. INGIN JADI WANITA MALAM KAMU HAH?!!!!"

   "A-ayah... Kayline minta maaf.... Kayline hanya..." belum ku katakan sepatah apapun, ayah langsung mengingatkan tali rafia itu kearah leherku.

   "DIAM KAMU DASAR JALANG!!! SAYA MALU SEKALI MEMPUNYAI ANAK SEPERTI KAMU. SAYA HARAP SAYA TIDAK MELIHATMU LAGI SELAMA-LAMANYA!!!!! SAYA TIDAK INGIN MEMPUNYAI ANAK SEPERTI KAMU INI!!" ucap ayah sambil mencekikku. Aku hanya bisa meringis. Nafasku berat. Aku pun tidak bisa menahannya lagi. Aku pun menutup mataku dan akhirnya pingsan.....

    "Loh mas, dia kok diem terus??" ucap Ibu sambungku. Akhirnya ayahku melepas ikatan yang ada di leherku sambil berseru

    "Palingan pingsan, biarin aja dia..." ucap ayahku sambil membiarkan ku.

   
    Ibuku hanya bisa menatapku, lalu dia menendang ku ke dinding kemudian menertawakan ku. Dermawan, abangku hanya bisa menatapku dengan tatapan sedikit berbeda. Yang awalnya tatapan sinis berubah menjadi... Tatapan... Kasihan? Aku tidak tau. Caroline hanya menertawakan ku dengan sangat keras. Lalu mereka melanjutkan pesta tahun baru tanpaku. Aku hanya tergeletak tak berdaya. Tidak ada yang mempedulikanku. Aku hanya tergeletak di situ sampai keesokan harinya...

....






Halowww, suka ga ama ch ini? Mau jujur ajaa agak bingung juga buat alur chp ini, tp demi kalian dehhh:3

Makanya janlup vote yaa. Cuman vote doang tp buat kita seneng tau:))
Pengen tahu keseruan novel ini selanjutnya? Jangan lupa dm instagram kita @micanaa_  yaaa, jangan lupa buat follow juga🫂💗❗❗❗❗

Diriku Melawan MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang