Lagi?

21 9 2
                                    

24 Desember 2022. . .

.....

    Aku hanya terdiam di kamarku. Sunyi dan sepi. Sangat tenang sekali. Ayah dan ibu sedang pergi ke pesta dengan Dermawan dan Caroline, ya mereka adalah abang dan kakakku yang baru. Aku sangat senang karena mereka juga ikut. Sekarang aku sedang berbicara dengan 2 sahabat sejatiku, Keysha dan Arga. Mereka senantiasa bersamaku, menyayangiku bahkan menolong ku saat aku sedang kesulitan. Aku sangat berhutang budi kepada mereka, namun aku merasa tidak enak kepada mereka. Karena aku takut mereka akan malu mempunyai teman sepertiku. Ya kalian sudah tahu bahwa sekarang aku masih berbicara dengan mereka di group. Berbincang mengenai sesuatu yang terjadi saat ini.

Isi chat mereka:

Isi chat mereka:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

    Kenapa saat aku mendengar nama "Nathan" hatiku tiba tiba sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

    Kenapa saat aku mendengar nama "Nathan" hatiku tiba tiba sakit. Namun aku menghiraukannya. Saat aku ingin membalas semua pertanyaan mereka, tiba-tiba ayahku pulang. Aku pun bergetar, akhirnya aku pergi ke lantai bawah. Membuka pintu dan terlihat ayah yang sudah dalam keadaan mabuk sambil memegang ikat pinggang. Lagi, lagi, dan lagi. Pasti saja begini. Akhirnya ayahku mendekatiku dan aku mundur selangkah. Lalu ayahku mengikat tanganku dengan ikat pinggang. Kemudian memukuli ku habis-habisan.

     "KAMU MEMANG ANAK SIALAN, KAU TAHU?! KAU MEMBUAT PESTA NYA HANCUR. KENAPA SETIAP KALI AKU MELAKUKAN SESUATU, KAU SELALU MENGACAUKANNYA. DASAR ANAK BODOH, BAJINGAN KAU!!!!!" ucap ayahku sambil menginjak-injakku. Sudah kuduga hal ini akan terjadi. Ibu sambungku, membantu ayahku untuk menginjak-injakku sampai-sampai ia memberikan pisau kepada ayahku. Aku sudah menyerah, melihat pisau yang dipegang oleh ayahku, dan kemudian......

//JLEBBBB!!!!!!

     Satu tusukan, dua tusukan, tiga tusukan diberikan ayahku kepadaku di bagian kaki dan tanganku. Itu sangat sakit bagiku. Sangat. Kaki dan tanganku berlumuran darah. Aku lemas. Tak berdaya. Aku hfanya melihat ibu sambungku yang menertawakanku. Abangku yang sekarang, Dermawan hanya menatapku dengan tatapan jijik.

     
    "Sampah rakyat....." bisik Dermawan.

    Kakakku, Caroline hanya tersenyum jijik melihatku. Sangat mengapresiasi apa yang dilakukan ayahku kepadaku. Aku hanya bisa pasrah kepada Tuhan. Aku menutup mataku berdoa kepada Tuhan agar semua ini berhenti. Tak sekian lama, akhirnya ayah pun berhenti lalu memintaku membuatkannya makan malam.

 Tak sekian lama, akhirnya ayah pun berhenti lalu memintaku membuatkannya makan malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     "Buatkan aku makan malam yang enak. Jika sampai tidak enak, akan ku pukul kau sampai beribuan kali! Dengar itu Kayline!" ucap ayahku. Aku hanya bisa menganggukkan kepalaku sambil meringis kesakitan.

      Sakit rasanya. Ku paksakan diriku untuk berdiri, namun tidak bisa. Aku mencoba berdiri namun tak bisa. Ayah yang melihatku memutar kedua bola matanya lalu menyeretku ke dapur lalu melemparkan wajan dan minyak kearahku supaya aku bisa memasak. Lalu dia memberikan satu tamparan keras kepadaku lalu pergi.

     "Bersihkan darah kotormu yang ada di depan pintu. Aku tidak sudi untuk membersihkannya sendiri. Paham, Kayline?"

     Aku pun mengangguk pelan.

     "Ya ayah, aku akan membersihkannya" ucapku sambil gemetar. Ayah pun langsung meninggalkan ku dan bersenda gurau dengan ibu kandungku dan kedua anak nya.

      Aku juga ingin seperti itu. Itu adalah keinginanku dari dulu. Ya Tuhan, bolehkah aku iri dengan apa yang ku lihat? Aku juga ingin seperti itu Ya Tuhan. Mengapa Kau tidak memperbolehkan ku memiliki keluarga seperti itu? Aku selalu bertanya-tanya setiap malam. Apa yang membuatmu menempatkan diriku dengan keluarga seperti ini? Mungkin ini adalah rencana yang terbaik bagiku. Aku percaya itu....

...

     Setelah aku mati-matian untuk memasak dan membersihkan darahku sendiri, akhirnya mereka menikmati makananku tanpa mempedulikan keberadaan diriku yang sedang bersandar di dinding dapur. Aku hanya memegang tanganku yang ditusuk oleh ayahku sebanyak 2 kali. Aku hanya bisa mendesah pelan karena itu sangat sakit. Lalu tanpa mereka sadari, aku menyeret badanku ke tangga lalu naik menuju kamarku dengan bantuan satu kakiku yang tidak ditusuk oleh ayahku. Kemudian aku menuju ke kamar mandi, berusaha membersihkan darah yang ada ditangan dan kakiku lalu aku pergi ke kamarku dan tertidur sambil menangis pelan. Mengingat semua kenangan bersama Xavier, abangku. Tangisanku yang semulanya pelan berubah menjadi tangisan yang kencang. Setelah semuanya reda, aku pun tanpa sadar tertidur lelap di bawah cahaya bulan yang ingin redup....



....




thank u yg udh bacaaa:)))
jangan lupa vote yaww, cuman vote bkin auth semangat tauu;3
10k vote otw jadiin buku🫂💗💗

Diriku Melawan MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang