12 September 2014
//flashback (lanjutan chpter 1)
Saat itu dirumah sakit, ayahku hanya menangis tak berdaya melihat mayat abang. Ibu sambungku yaitu Vannesa hanya bisa terdiam sambil menepuk pundak ayah. Berusaha menenangkannya. Aku hanya berdiam, tidak berbicara apa apa, dengan tatapan kosong ku melihat mayat abang. Sakit, tempat ku bersandar sudah tidak ada. Mengapa aku melakukan hal bodoh seperti itu? Itu hanya membuat kau kehilangan rumahmu Kay. Aku tidak akan pernah memaafkan diriku ini. Sungguh, sungguh tidak pernah.
Keesokan harinya, mayat abang dipindahkan ke rumah duka. Di sana, ayahku menangis tersedu-sedu. Aku sangat menyesal. Sangat. Setelah itu, mayat abang didoakan dan dimakamkan. Tatapanku masih kosong, seolah olah tidak percaya dengan hal yang kulihat ini.
Cr: Pinterest
"Ini mimpi kan? Ini pasti mimpi." ucapku dengan ketidak percayaan. Saat itu, abang sudah selesai dimakamkan, semua orang bubar. Tidak ada satu pun orang lain kecuali ayah dan ibu sambungku. Ayah melihat makam abang dan menangis tak berhenti. Aku hanya bisa melihat ayah yang sudah terpukul hatinya karena kematian abang. Tapi tak lama kemudian, ayah melihat ke arahku. Tatapan yang semula sedih menjadi tatapan marah yang tak bisa terkondisikan. Aku tahu hal ini akan terjadi... Namun inilah yang seharusnya ku dapat.
"Ayah..."
//PLAKKKK
Tamparan keras berhasil ku dapat di pipiku. Itu sangat sakit, sakit sekali.
"DASAR ANAK SIALAN, TIDAK BERGUNA, MATI SAJA KAMU. KAMU MEMBUAT KELUARGA INI SATU PERSATU MENGHILANG KARENA PERBUATANMU. DASAR BAJINGAN LICIK, PERGI KAMU DARI HIDUP SAYA. SAYA TIDAK INGIN MELIHATMU LAGI SELAMA LAMANYA." ucap ayahku. Dia menamparku, menyeretku ke atas makam abang lalu memegang kepalaku dan menghentakkan kepalaku ke makam abang lalu menjambak rambutku.
"LIAT XA, ORG YG SUDAH MEMBUNUHMU, HANTUIN DIA XA, HANTUIN DIA! HANTUIN DIA DENGAN RASA BERSALAH YANG BESAR. DIA MEMANG ANAK PEMBUAT SIAL, DIA HARUS MENERIMA INI SEMUA!!!!!!!!"
Ya benar, sakit sekali saat itu. Aku hanya meringis kesakitan dan menangis namun tak bersuara. Ayah benar, aku memang pembawa sial. Aku pantas untuk mati. Di saat itu, tubuhku semua berlumuran darah. Tak ada satupun tubuhku yang tidak berlumuran darah. Ibu sambungku hanya bisa tersenyum jijik menatapku. Kedua anaknya juga, dengan tatapan kosong menatapku tanpa rasa kasihan. Mereka semua jahat, namun aku sayang mereka. Semua hari-hari berlalu dengan rasa sakit yang terus menerus. Aku dipaksa bekerja di rumah dan diperlakukan seperti anjing yang tak pernah dirawat pemiliknya sebelumnya. Tapi, aku mempunyai satu keinginan, membuat mereka bahagia dan menganggapku sebagai anak mereka tanpa mengucapkan kata "pembawa sial......"
....
26 Desember 2022. . .
Hari hari berganti, tahun pun juga berganti... Tak peduli dengan masalah di masa lalu. Aku sudah melupakannya. Aku sekarang menyukai seseorang, aku memberinya segala sesuatu agar aku bisa dekat dengannya. 1000 origami akan kuberikan padanya hari demi hari. Aku melakukan ini dari beberapa tahun yang lalu. Yah dan kalian tahu? Dia membuang semua origami yang ku berikan kepadanya selama beberapa tahun. Aku tahu origami yang kuberikan akan disobek dan dibuang, tapi aku tetap memberikannya. Konon katanya,
"jika memberi barang kepada orang yang kita sukai dan memberinya sekitar 1000 barang yang sama, maka orang itu akan menyukai kita"
Namun tidak ada yang bisa kudapatkan. Sekarang aku sudah memberikannya 994 origami dari 1000 origami. Akan ku berikan kepadanya origami terakhir pada tahun baru nanti. Walau aku tahu, dia akan menyobek origami itu dan membuangnya.
"Dia membenciku, namun aku mencintainya"
Teruntukmu, 5 Tahun yang lalu sampai sekarang
Dari Kayline,
Kepada Nathan Elvano Dewantara.MAKASIHH YANG UDAH BACAA^^
jangan lupa divote yaa;))
chptr 3 ditunggu malem ini/besok🫂💗
KAMU SEDANG MEMBACA
Diriku Melawan Mimpi
Historia CortaKayline Naazea Japutra, seorang gadis SMA kelas XI MIPA harus menanggung semua beban dari lahir. Ibunya meninggal saat melahirkan dia, dan karena itulah ayahnya sangat membencinya. Dia selalu dipanggil sebagai "pembawa sial" bagi ayahnya. Sampai sua...