B 460 NG

3 3 0
                                    

Setelah mendapati temuan yang membawa mereka pada potongan petunjuk dari kasus itu, mereka merundingkannya dengan profesor Eujo dan menunggu arahan selanjutnya.

"Kepala kepolisian harus tau hal ini," Zeyya memasukkan kembali buku catatan kecilnya ke dalam tas.

"NGGAK PERLU !" Gebrakan meja membuat Zeyya terkejut.

"Den, gausah gebrak meja kayak gitu," Saga berdiri untuk menenangkan Arden yang tiba-tiba tersulut emosi.

"Bagaimanapun, kasus ini berada dalam naungan kepolisian." Zeyya mencoba untuk memberi pemahaman kepada Arden.

"Terserah. Gue mau mandi dulu,"

"Arden kenapa sih nggak mau kooperatif ?" Zeyya berdecak sebal dengan sikap Arden yang kurang mengenakkan tadi.

"Udah, dia punya trauma sendiri. Biarin aja. Kita ngasih tau kepala kepolisian setelah laporan ke prof Eujo." Saga menenangkan Zeyya dan perlahan membersihkan area meja dari semua sampah yang berserakan.

"Emang, sepenting itu ya ?" Gumam Zeyya.

***

"Prof, kita ada sedikit petunjuk." Kedatangan mereka bertiga mengejutkan prof Eujo yang sedang menuangkan cairan pada labu erlenmeyer di tangan kanannya.

"Astaga, kalian membuat cairan ini tidak bereaksi." Prof Eujo meletakkan kedua labu erlenmeyer nya yang tidak menimbulkan reaksi karena terlalu banyak meneteskan cairan.

"Itu gak penting, prof. Ada yang lebih penting nih." Saga merebut botol bening dari tangan profesor yang baru saja diambil dari raknya.

"Oke, jelaskan." Profesor berjalan menuju kursinya.

Dengan posisi keramatnya yaitu menopangkan dagunya ke kedua tangan yang mengepal serta kacamata bacanya yang mulai turun sampai ke pangkal hidung, profesor menunggu penjelasan Saga yang mengganggu proses penelitiannya.

"Jadi begini, prof. Kemarin, Arden sempat kecolongan di bandara. Terus hp nya juga disadap,"

"Lalu ?"

"Terlepas dari itu semua, Arden berhasil mengenali salah satu identitas pelaku yang diduga terlibat dengan kasus yang sedang kita selidiki." Zeyya mengambil alih penjelasan Saga.

"Apa itu ?"

"Nomor plat motornya." Arden membuka topi yang menutupi wajahnya.

"Sudahkah kalian periksa nomor plat itu ?"

"Setelah ini baru kita akan memeriksanya."

"Lakukan sekarang ! Kalau memang pelaku itu bisa menyadap hp Arden, maka tidak menutup kemungkinan dia bisa menyabotase lokasi."

"Ba-baik prof,"

"Kalian berdua aja yang cari tau informasinya. Gue mau tidur dulu." Saga menyeret bagian kerah baju Arden yang sudah memposisikan tubuhnya untuk bersandar.

"Nggak. Arden biar di sini dulu. Ada hal lain yang ingin saya bicarakan dengannya."

"Baik prof."

"Ntar kalau mau ke lokasi jangan lupa telpon gue ya ?" Ucap Arden dengan nada sedikit meledek.

"Sialan lu, Sarden !"

"Oh iya lupa, gue kan ganti nomor ya. Ntar aja deh gue wa. Oke ? Buruan cari informasi."

"Masih untung ada profesor. Kalau nggak ada, bisa habis lo."

"Udah, ayo cepetan sekalian kasih tau kepala kepolisian." Zeyya menarik lengan Saga untuk segera keluar dari ruangan agar profesor bisa berbicara empat mata dengan Arden.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SECRET MISSION : Shht...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang