03. Janji

29 4 1
                                    

Vera mengerutkan keningnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vera mengerutkan keningnya. Arga? Cukup sangat berani di posisi mereka yang baru saja bertemu dan berkenalan. Tanpa ragu ia mengetik balasan chat dari Arga dan segera bersiap siap.

☂☂☂

          Di tengah keramaian, motor Arga berhasil memasuki gerbang sekolahnya. Semua mata tertuju padanya, entah pada Arga atau pada perempuan yang diboncengnya. Bisikan-bisikan terdengar dari murid lain.

Vera turun dari motor begitu kendaraan itu berhenti di area parkir. Teman-temannya yang melihat mereka datang bersama segera menghampiri keduanya. Abim langsung merangkul pundak Arga, membuatnya tersentak sedikit. "Hebat, bisa langsung boncengin anak orang aja, lo. Baru kenal udah berani banget, ya?"

Arga hanya bisa tersenyum sambil menggaruk tekuknya yang tak gatal.

"Serius, gimana ceritanya bisa sampai bareng gini?" tanya Vannessa yang sambil menyenggol nyenggol tangan Vera.

Vera tertawa kecil, suaranya terdengar ringan. "Perasaan biasa banget deh, kalian jangan lebay deh ah," ujarnya, mencoba meredakan kehebohan yang terjadi.

Namun, Abim dan Vannessa tidak mudah teralihkan. Mereka terus menggoda dengan pertanyaan-pertanyaan penasaran dan candaan yang semakin ramai. Vannessa terus menatap Vera dengan mata menggoda. "Ayolah Ver, cerita dong! Masa cuma kebetulan aja?"

Vera menggeleng sambil tersenyum, mencoba menahan tawa. "Serius deh, nggak ada yang spesial. Arga cuma kebetulan lewat dan nawarin tumpangan."

*bohong banget ya padahal janjian.

Arga, yang masih merasa sedikit canggung dengan perhatian yang mendadak ini, hanya bisa tersenyum tipis. "Iya, kebetulan aja kok," tambahnya, mencoba membantu menguatkan pernyataan Vera.

Mereka terus menggoda keduanya, sampai akhirnya bel masuk mengalihkan perhatian mereka. Mereka segera berpisah dan menuju kelas masing masing.

☂☂☂

          Vera dan Jane melangkah menuju kelas mereka, MIPA 1, yang dikenal sebagai sarangnya anak-anak kutu buku. Jane termasuk di antaranya, sedangkan Vera, meski cerdas, tidak terlalu terpaku pada buku seperti teman-temannya.

Setibanya di kelas, Vera dan Jane duduk di bangku yang sama. Sebelum guru masuk, keduanya sibuk membaca materi sebelumnya, mempersiapkan diri untuk sesi pengujian yang pasti akan datang.

Di tengah keheningan membaca, Jane tiba-tiba melontarkan pertanyaan, "Bener lo nggak ada apa-apa sama si Arga?" tanyanya tanpa mengalihkan pandangan dari buku tebal di tangannya.

ANGGARA [ Joy & Jaehyun ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang