"Eh, Lis. Gue baru nyadar kembalian duit gue dari lo kemaren tiga puluh ribu. Harusnya kan dua puluh. Nih ya, es buah dua puluh, es coklat sepuluh. Lebihan nya gue transfer aja ya? Gue gak ada cash," kata Jisoo. Dia dan Lisa kini lagi lagi mengunjungi pasar Ramadhan dekat universitas mereka.
"Es buah nya sepuluh ribu aja, kata Jennie diskon hari Sabat," jawab Lisa.
"Hah?! Jennie Jewish?" Jisoo menutup mulutnya tak percaya.
"Enggak, katanya sih setiap hari keagamaan ada diskon gitu, kayak yang gue beli pertama kali, itu dia diskon Jum'at berkah. Terus hari ini katanya gratis karena hari Minggu," jelas Lisa.
"Loh, gak rugi dia?" Lisa menggidikkan bahunya. Mungkin gadis itu hanya iseng ikut berjualan dengan dua sahabatnya dan tidak peduli apakah dia akan untung atau rugi.
Jisoo terkekeh, "orang kaya mah bebas ya."
"Tumben gak terlalu rame," celetuk Lisa melihat stan Jennie CS yang hanya ada beberapa orang yang mengantre. Lisa dan Jisoo pun mendekat.
"Eh, eh. Banner nya beda gak sih? Smoothies... Wih, ada smoothies, Lis!" Jisoo berseru girang, menarik perhatian Rosie, Irene, dan Jennie yang tadinya sibuk menyiapkan pesanan pelanggan.
"Eh, halo kak Jisoo, mau beli?" Rosie menyapa ramah. Jisoo terpaku sejenak, kenapa Rosie terlihat cantik sekali hari ini?
"Wah, ada menu baru nih kayaknya," goda Lisa.
Jennie yang mendengar itu hanya menundukkan kepalanya pura pura tak mendengar. Irene yang jahil malah menyenggol nyenggol badannya.
"Ck, apasi Rene. Jangan rese, gue lagi sibuk!"
Irene terkekeh geli. "Itu menu barunya Jennie, kak. Besok besok kalo nambah menu lagi jangan kaget ya," kata Irene pada Lisa. Jika gadis tinggi itu menyebutkan satu jenis minuman yang diinginkannya di instastory setiap hari, maka kemungkinan besar setiap hari pula Jennie akan berganti menu dagangannya sesuai keinginan Lisa.
Lisa langsung menatap Jennie, raut wajah gadis itu nampak sebal sambil mengoleskan whipped cream di gelas plastik. Lisa menyunggingkan senyum, rasanya lucu saja melihat Jennie cemberut seperti itu.
Lisa melangkah mendekat, kebetulan pelanggan Jennie tadi mulai beranjak dari sana.
"Hai," sapa Lisa pada Jennie.
"Hai juga kak Lisa, mau nyoba menu baru aku gak?" Dengan percaya diri Jennie menawarkan pada Lisa.
"Boleh.. kebetulan banget kemarin aku nyari smoothies, eh kamu jualan smoothies sekarang."
Jennie tertawa canggung. "wah, bisa gitu ya. Kakak mau smoothies apa nih? Alpukat, mangga, strawberry?" Lisa bergumam panjang, melihat lihat buah yang ada.
"Mangga boleh deh," putus Lisa.
"Oke kak. Kalo mau duduk masuk aja ya kedalam, siapa tau kakak capek berdiri," kata Jennie lagi.
"Gak papa, disini aja. Mau liat kamu bikinnya," jawab Lisa. Jennie lantas langsung mengalihkan pandangannya, berpura pura tidak memperdulikan ucapan Lisa itu. Padahal sebenarnya, ia tengah salting setengah mampus.
"Gue juga ya Jen, alpukat satu!" Timpal Jisoo yang sedari tadi berbincang dengan Rosie juga Irene. Jennie hanya mengacungkan jempolnya sebagai balasan.
"Oh, iya. Ngomong ngomong, kata Lisa, Jennie ngasih diskon setiap hari keagamaan, terus hari ini gratis karena hari Minggu. Bener gak sih?" Tanya Jisoo sepelan mungkin agar tidak terdengar oleh Lisa ataupun Jennie disebelah sana.
Irene dan Rosie saling beradu pandang, lalu kompak melirik Jennie dan Lisa. Lisa nampak begitu memperhatikan Jennie yang mengolah smoothies pesanannya. Sementara sahabat mereka nampak salah tingkah, terbukti dari pipi tembamnya yang bersemu merah sepanjang mata Lisa memperhatikan setiap tindakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Like Fruit Ice [JenLisa Fanfiction]
FanfictionCerita ini mengandung unsur LGBT, GXG/WLW!! mohon bijak dalam memilih bacaan. Kisah ini dimulai dari sesuatu yang manis dan menyegarkan, Es buah! Our love story sweet and softly. Like fruit ice and smoothie. Maybe sometimes it's bitter But we c...