7. Insiden

8 1 0
                                    

Hari ini Aira hanya berniat mengisi hari Senin-nya dengan membantu pekerjaan di klinik. "Benar kata Felix kemarin, kalau aku sudah tau klinik sedang ramai sebaiknya aku tetap tinggal di klinik dan bukan malah main sampai lupa waktu," ujarku saat melangkah keluar dari apartement.

Di tengah perjalanan menuju klinik, Aira dikejutkan dengan seseorang yang menabrak dirinya. Dilihatnya lelaki memakai pakaian full hitam dengan membawa kresek hitam, entah berisi apa.

"Aww," ujar Aira ketika tertabrak lelaki yang berpostur cukup besar itu.

Lelaki tadi hanya berhenti sejenak, melihat ke arah Aira jatuh lalu melanjutkan larinya dengan tergesa.

"Ada apa dengan dirinya?" Aira berusaha bangun dan membersihkan kotoran yang menempel pada bajunya.

Aira melanjutkan langkahnya yang sebentar lagi akan sampai di kliniknya.

Begitu sudah sampai di klinik ia tersenyum lebar, "wah sudah ada 3 kucing yang dititipkan se pagi ini? ramai juga ya kliniknya, aku harap semua hewan yang diperiksa di sini bisa segera sembuh dan tidak sakit-sakit lagi," ucap Aira saat hendak membuka pintu kliniknya.

"Selamat pagi," sapa Aira kepada pengunjung yang sedang menunggu hewan peliharaannya diperiksa.

Aira memasuki ruang kerjanya dan mempersiapkan dirinya untuk membantu kliniknya. Biasanya Aira akan membantu dalam penanganan hewan yang sakit atau cidera namun khusus hewan yang boleh Aira pegang saja tapi apabila memang terpaksa harus memeriksa anjing atau hewan lain yang sebenarnya najis untuk dilakukan Aira ya Aira tetap melakukannya dan selanjutnya akan bersuci.

"Permisi nyonya, ada yang bisa saya bantu?" tanya Aira kepada salah satu pengunjung yang membawa kucing di keranjang kucingnya.

"Oh apa kau bu dokter di sini?"

Aira mengangguk lalu tersenyum.

"Syukurlah, tolong selamatkan kucing ini, aku tidak tau dia milik siapa, aku menemukannya kemarin malam di gang dekat sini dan saat kulakukan pengobatan di rumah keadaannya tidak membaik malah makin memburuk apalagi bagian kakinya, tolong kucing ini bu dokter,"

Aira mengangguk, "boleh saya bawa kucingnya menuju bangkar?"

Perempuan tadi mengangguk setuju lalu mengikuti kemana Aira pergi.

Aira mengeluarkan kucing hitam dari keranjang kucing secara perlahan, Aira mengerutkan alisnya karena terkejut dengan keadaan si kucing yang benar-benar tidak baik-baik saja.

"1 bulan yang lalu aku juga menemukan kucing dekat sini dengan luka yang hampir sama seperti kucing ini," ujar Aira di tengah pemeriksaannya terhadap si kucing.

***

Jam dinding klinik menunjukkan pukul 14.30, Aira baru saja selesai melaksanakan shalat duhur tepat setelah itu HP Aira di atas meja kerja berbunyi.

"Hallo?"

Ma-maaf menganggu waktunya, aku Felix.

"Fe-felix oppa? ada ap-apa?"

Aku menemukan seekor kucing di belakang dorm, sepertinya kaki si kucing dipotong paksa oleh seseorang, aku akan membawa si kucing ke klinik mu, apakah tidak apa?

"Iya oppa, silakan, maaf aku belum bisa ke sana karena beberapa peralatan tidak bisa ku bawa keluar klinik,"

Iya aku mengerti, aku sedang dalam perjalanan bersama manajer, terimakasih Aira.

"Sama-sama o-oppa,"

Benar saja, sekitar 10 menit kemudian mobil van hitam terparkir di belakang klinik Aira yang cukup sepi. Felix membawa kucing tersebut dengan tangannya lalu segera memasuki klinik Aira.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

An Idol and A STAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang