「 𝟎𝟒 」

100 71 25
                                    

"Kalau dipikir-pikir lagi, kelas kita itu istimewa ya?"

"Kok bisa? Istimewa dari mananya?"

Kai menyengir gaje. "Ya, karena kelas kita jumlahnya lima sendiri, yang lain mah pada tujuh."

"Mau jumlah kita cuma lima, empat atau bahkan satu, pasti kelas kita paling rame," sahut Soobin. Tidak lagi heran dengan tingkah laku teman-temannya. Bahkan kini, dirinya yang dulu─kalem, lemah lembut nan baik hati─harus tertular virus menyebalkan itu.

"Kata siapa semua kelas isinya tujuh? Noh, kelas kelas di gedung sebrang isinya kayak satu desa. Ramenya ngalahin pasar." Beomgyu ikutan nimbrung percakapan random temannya.

"Cuma ya, gue denger kabar burung kalau murid-murid di gedung sebrang itu jarang keluar kelas." Kai mulai menyebarkan gosip hangat. Di antara lima orang kelas XI-Exty atau kelas mereka, memang Kai sosok manusia penyebar gosip. Nilai plusnya, Kai selalu mengatakan sebuah fakta, no fake-fake.

Bukan macam netizen yang sok tau itu.

"Sistem sekolahnya masih sama kayak kita nggak sih? Apa beda?" tanya Soobin kepo. "Padahal gue ngefans banget sama satu orang."

"Kalau tentang itu, gue belum tau yang sebenernya terjadi. Cuma pas nggak sengaja papasan gitu sama mereka, gue ngerasa aneh."

"Aneh gimana maksudnya?" serobot Beomgyu.

"Yang laki-laki pada kompak. 'Kan mereka per-kelasnya dibagi tujuh orang. Nah, kalau pas ada acara atau kegiatan apa gitu, tiga kelas itu digabung jadi satu. Apa nggak meledak tuh kelas?"

Soobin tertawa datar. "Beda cerita kalau kita ya? Boro-boro kompak, saling sapa aja kadang-kadang."

Lantas mereka yang di sana ikut setuju.

Seharusnya mereka berlima. Namun, setelah memakan waktu satu jam untuk berputar mengelilingi tempat asing ini, mereka baru bisa mengumpulkan tiga orang. Masih ada sisa waktu satu jam untuk kesempatan berkumpul lengkap.

Diceritakan bahwa awalnya dari Kai yang berhasil keluar dari sebuah goa kecil. Goa itu tidak nampak seram, justru sangat nyaman jika berada di sana. Hangat dan tenang. Bahkan sebenarnya Kai belum ingin keluar, tapi karena tidak ingin menyia-nyiakan waktu yang ada, alhasil ia keluar dari sana. Meski hatinya sangat tidak rela.

Dalam perjalanan panjang, Kai menggerutu tanpa henti. Merasa ingin tumbang, ia memutuskan untuk istirahat sejenak. Yang mana saat itu, ia langsung menemukan Soobin yang tengah kebingungan di tengah-tengah rel kereta.

Rasanya lega sekali jika sudah memiliki teman.

Selanjutnya, Kai tidak jadi istirahat. Ia memilih membantu Soobin mencari temannya yang lain. Karena sangat jujur, ia memutuskan untuk mengatakan pada Soobin bahwa dirinya lelah. Tidak ingin membuang waktu lagi, Soobin dengan setengah hati merelakan punggungnya dijadikan tempat gendong. Tidak tau saja bahwa Kai menertawakannya dalam hati sambil berujar, "Mampus! Sekali-kali harus baik sama manusia tampan."

Ya ya, walau itu memanglah fakta. Kai itu tampan. Tidak bisa diganggu gugat.

Memakan waktu tidak lama, mereka berdua menemukan Beomgyu yang tidak sadarkan diri. Ah ralat, mungkin saja belum sadar. Keduanya tanpa ba-bi-bu langsung mendekat dan menggoyangkan badan Beomgyu dengan brutal.

Begitulah ceritanya. Dan berakhir mereka bertiga bersama-sama untuk berteduh. Jika bisa dikira-kira, mungkin sekarang masih siang. Sekitar jam setengah dua. Panas sekali. Ditambah banyaknya rel kereta api, membuat suasana panas menjadi tambah panas.

Maka dari itu, Kai kurang ikhlas keluar dari goa.

"Kurang Yeonjun Hyung sama Taehyun Hyung. Kira-kira mereka berdua di mana ya? Udah bengek gue," kata Kai.

Exam Games Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang