Hazel selesai memoles wajahnya dengan make up tipis. Ia mengenakan dress berwarna pink muda. Seperti biasa, ia menata rambutnya dengan rapi. Sekali pun malam ini tidak akan berjalan sebagaimana mestinya, ia harus tetap tampil memesona.
"Hazel, keluarga Dominic sudah datang." Theo, sang Kakak memanggilnya.
"Terima kasih. Aku akan turun." Hazel menuruni anak tangga dengan anggun. Ia melihat Felix dan Ayahnya sudah duduk. Di sana juga ada cliff.
Hazel menyapa tamunya dengan hormat. "Dimana Nyonya Arabella?"
"Sepertinya masih di luar,"Tuan Dominic menjawab.
"Saya akan menemuinya. Mungkin Nyonya membutuhkan bantuan." Hazel melangkah mencari keberadaan Ibu tiri Felix. Dari kejauhan, ia melihat Arabella sedang bicara dengan Carissa . Hazel bertanya-tanya dalam hati, kenapa Carissa ada di sini. Hazel tidak mungkin lupa bahwa ia dan Carissa memiliki janji. Wanita itu melangkah mendekat, ia tersenyum dan ingin segera menyapa. Namun, ada beberapa kata yang membuat langkahnya terhenti. Hazel bersembunyi dan mendengarkan percakapan mereka.
"Nyonya, aku tidak yakin Hazel akan menerima lamaran Felix. Dia wanita populer, banyak pria mendekatinya." Wajah Carissa terlihat sangat cemas.
Arabella tertawa."Kencan hari ini sangat sukses. Aku juga sudah memberikan mahar yang tinggi. Dia pasti menerimanya. Dia suka uang bukan?"
"Lalu, bagaimana jika tidak berhasil? Maka pernikahanku dengan Cliff akan tertunda lagi."
Arabella memegang tangan Cariss lembut. "Percaya padaku. Kali ini akan berhasil. Aku harus mengeluarkan sedikit lebih banyak uang, untuk mendapatkan hal yang lebih banyak lagi. Begitu mereka menikah, pernikahan kalian akan diumumkan. Kau akan menjadi menantu yang sempurna. Kesempurnaanmu akan membuat pasangan itu tenggelam dan tidak berguna. Kalian yang akan memimpin keluarga Dominic."
Tangan Hazel mengepal saat mendengar percakapan Carissa dan Arabella. Wanita itu segera berbalik arah dan kembali ke dalam rumahnya.
"Kau sudah menemukannya?"tanya Jayden, Ayah Hazel.
"Mereka sudah berjalan menuju ke sini, Ayah. Jadi, aku memutuskan untuk menyapa mereka di sini saja,"balas Hazel dengan lembut. Lalu, tatapannya beralih pad Felix.
Felix membalas tatapan Hazel dengan percaya diri. Ia sangat tenang menghadapi pertemuan ini. Hazel akan menolak, lalu tidak ada alasan bagi Arabella untuk marah padanya.
Tidak lama setelah itu, Arabella dan Carissa masuk. Akhirnya Felix bisa melihat kekasih Cliff. Hazel sudah memberi tahunya, jadi, ia tidak kaget ketika wanita itu muncul.
"Maaf, kami terlambat." Arabella menyapa dengan hormat.
"Carissa, apa yang kau lakukan di sini?"tanya Hazel."Apa kita memiliki janji?"
"Aku datang sebagai anggota keluarga,"jawabnya.
"Apa kau sudah menikah dengan Cliff?"
Carissa terlihat panik."Tidak, tapi, Nyo-Nyonya~"
"Saya yang mengundangnya." Arabella membantu menjawab.
Hazel tersenyum tipis."Sebenarnya saya kurang berkenan jika ada yang tidak berkepentingan hadir dalam acara penting ini."
"Carissa bukanlah orang lain. Dia dan Cliff akan segera menikah. Kalian juga berteman baik, kan? Oleh karena itu aku mengajaknya datang."
"Baiklah, itu bukan mazalah. Kita langsung saja membicarakan perihal kelanjutan pembicaraan kita." Jayden menghentikan obrolan Hazel dan Arabella."Hazel, keluarga Dominic memintamu menjadi menantu mereka, yaitu menjadi calon istri Felix. Kalian sudah bertemu, kan?"
Hazel mengangguk."Kami sudah bertemu hari ini, Ayah."
"Lalu, bagaimana keputusanmu, Hazel? Mereka menginginkan sebuah jawaban,"tanya Jayden. Ia menyerahkan keputusan pada putri satu-satunya itu. Ia sangat yakin, Hazel tidak pernah salah dalam mengambil keputusan.
Hazel menatap Felix, lalu menatap Jayden. "Saya menerima lamaran Felix, Ayah."
Felix terperanjat. Ia menatap Hazel tak percaya. Mereka sudah membuat kesepakatan siang tadi. Kenapa wanita itu melanggar perjanjian.
"Syukurlah, akhirnya Putra sulung kami menikah." Suara Arabella terdengar semangat sekali.
"Kau menyukai Felix?"tanya Jayden untuk memastikan.
"Ya, aku sangat menyukainya. Aku ingin dia menjadi suamiku!" Hazel menatap Felix dengan hangat. Sementara Felix merasa kesal. Ia diam saja berperang dengan pikirannya sendiri.
"Syukurlah." Dominic mengusap pundak Felix dengan bangga. Sebab, orang yang akan menjadi istri dan Ayah mertua Felix bukanlah orang sembarangan. Ini akan menjadi hal baik bagi keluarganya.
"Kalau begitu, untuk apa berlama-lama lagi. Sebaiknya kita langsung menyiapkan tanggal pernikahan mereka. Lebih cepat lebih baik, kan?"
Arabella sangat menunjukkan antusiasnya terhadap pernikahan Felix.Hazel mengusap ujung rambutnya."Ah, saya sangat terharu. Sepertinya Nyonya Arabella tidak sabar untuk memiliki menantu."
Arabella memegang lengan Felix."Tentu saja. Setelah ini Felix tidak akan kesepian lagi."
Hazel menyeringai."Baiklah, saya setuju untuk langsung mempersiapkan pernikahannya. Jadi, Ayah, bagaimana dengan mas kawinnya?"
Jayden terkekeh."Kau saja yang menentukan, Hazel. Sebaiknya bicarakan secara terang-terangan apa yang kau inginkan."
Hazel menegakkan badan, lalu menatap keluarga tersebut. "Aku ingin mas kawinnya adalah seribu gram emas ."
"A-apa?" Arabella terbelalak."Maksudmu mungkin seratus gram." Wanita itu tertawa kecil.
"Tidak, Nyonya, aku ingin seribu gram emas." Hazel berkata dengan tegas dan jelas. Ia sedang tidak bermain-main dengan ucapannya.
Felix menatap Hazel tajam, tetapi, wanita itu mengabaikannya. Ia terlihat fokus saja dengan pembicaraan mas kawinnya.
"Oh, jadi itu tujuanmu, Nona muda? Kau menginginkan harta? Kau melanggar perjanjian kita karen diiming-imingi harta oleh Arabella?" Felix bersungut dalam hati.
"Itu bukan masalah. Kami akan menyiapkannya,"kata Dominic dengan semangat."Ini untuk putraku, tentu saja aku sudah menyiapkannya."
Felix menghela napas panjang. Tiba-tiba saja ia merasa sangat lelah.
"Terima kasih, Tuan Dominic. Tidak hanya itu, aku juga menginginkan hal lain. Karena cukup banyak, aku akan menulis semuanya. Aku akan mengirimkan rinciannya." Hazel berkata demikian sembari melirik ke arah Arabelle. Wanita itu terlihat syok. Mungkin permintaannya terlalu besar, jauh besar dibandingkan penawaran yang diberikannya.
"Baik, kami akan mewujudkannya. Asalkan pernikahan ini berjalan dengan baik dan lancar. Bagaimana, Felix?" Dominic menatap Felix yang tertunduk. Wajahnya sudah terlihat pucat dan keringat dingin.
Hazel menatap Jayden. "Ayah, sebaiknya kita makan malam saja. Sepertinya pembicaraan bisa dilanjutkan dengan sedikit santai."
"Itu benar, ayo kita makan malam."
Semua orang berdiri. Sementara Felix masih duduk di tempatnya. Hazel menarik Felix dengan cepat ke luar rumah. Setelah itu ia memberikan segelas air.
Felix menerima minuman pemberian Hazel dan meneguknya dengan tangan gemetar. Ia menghirup udara segar dalam-dalam. Setelah tenang, ia menatap Hazel."Kau menipuku."
"Itu benar. Tapi, aku tidak bisa membiarkan pria sepertimu jatuh ke tangan wanita lain. Jadi, biarkan menjadi milikku saja. Kau harus menghadapi pernikahan ini, Felix." Hazel berkata dengan serius.
Felix menatap Hazel bingung. Ia terjebak dalam situasi membingungkan. Kepalanya kini terasa sakit.
💜💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
PEACHY BITCHY
Romance21+ Felix Herbert Dominic selalu mengagalkan perjodohannya dengan berbagai cara. Ia tidak masalah dengan perjodohan. Hanya saja ia tahu bahwa Ibu tirinya ingin menjatuhkannya melalui pernikahan. Ibu tiri Felix tidak menyerah, ia kembali mengatur pe...