09

24 11 1
                                    

Happy reading guys 🐣🐣🐣

"Minggu depan Tuan Diaz harus ke Korea untuk rapat dengan pemegang saham disana" Jelas sekertarisnya.

"Lalu?"

"Disana tuan hanya 2 hari saja kemudian ada rapat penting juga mengenai anak perusahaan yang ke 5"
Diaz menghela nafas besar.

Melihat banyaknya jadwal yang menumpuk. Jam di meja kerjanya menunjukkan pukul 12 siang. Jam istirahat untuk dirinya. Selesai membacakan jadwal atasannya, sekertaris itu meninggalkan ruangan Diaz.

Melonggarkan dasi ketatnya, Diaz mengutak-atik ponselnya. Menggulirkan kotak chatnya dan berhenti di salah satu nama.

"Irene" Gumam Diaz.

Menekan beberapa tombol dan mengirimkannya pesan. Setelah menunggu 5 menit pesan singkatnya terbalaskan.

Irene

Boleh main kerumah nanti malam?

Boleh mas. Silahkan

Jam 7 aku kerumah ya

Iya

Senyum diwajah Diaz tampak merekah. Melemparkan ponselnya, Diaz memilih untuk memejamkan matanya sebentar.

Sementara itu dilapangan basket, Irene sedang mencatat nilai dari pertandingan voly ball. Dibantu Demon sebagai wasitnya. Jeno dan yang lain ikut melihat sebagai penonton.

"Lyn, pinjam ponselmu bentar. Mau telpon ayah" Teriak Jeno.

Tanpa bertanya apapun, Irene memberikan ponselnya dengan mata yang masih melihat pertandingan volly. Irene yang fokus dengan pertandingan, Jeno yang fokus membuka kolom chat Irene. Satu nama yang membuat Jeno mengernyitkan dahinya.

"Nanti malam??? Diaz??" Gumam Jeno dalam hati.

Selesai dengan ponsel Irene, Jeno mengembalikan kepada pemiliknya.

Pertandingan sore ini dimenangkan oleh kelas XII IPA 2. Setelah selesai dengan pertandingan ini, Irene memilih untuk pulang kerumah. Didalam mobil, Irene sempat tertidur karna terlalu lelah dengan kegiatan hari ini.

-----

Lagu senduh milik dewa terdengar lembut di radio mobil milik Xavion. Disini lha Xavion, Karina dan Xavier berada. Setelah pulang dari pertandingan sekolah, mereka bertiga memutuskan untuk mengisi perut mereka terlebih dahulu sebelum pulang kerumah masing-masing.

"Bang kayak biasanya ya 3" Pesan Xavier.

Xavier lebih memilih untuk menunggu diluar mobil sambil menghisap rokok. Sedangkan, Karina dan Xavion menunggu didalam mobil sambil sibuk dengan kegiatan masing-masing.

"Ion lihat sini" Titah Karina sambil merentangkan tangannya mengajak selfi.

Dasarnya kutub utara berjalan, Xavion pun enggan untuk menuruti permintaan teman perempuannya itu. Lelaki itu malah sibuk merenggangkan tubuhnya.

"Ish nyebelin, ngajak si Xavier aja lha" Karina merajuk.

Sebelum Karina turun, tangan besar Xavion dengan cepat menahan tangan Karina. Suasana berubah menjadi sedikit akward.

"Napa lu?" Tanya Karina.

"Mau masuk rumah sakit?" Tanya Xavion datar.

Karina menoleh ke arah Xavier, benar saja kembarannya itu sedang menikmati rokok elektriknya. Terlihat asapnya mengepul dengan pekat. Karina memang tidak bisa terkena asap rokok barang sedikit saja. Hal itu dapat mempengaruhi pernafasan Karina.

IreneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang