14.

10 6 0
                                    

Dug.. Dug.. Dug.. Suara pantulan basket menggema dilapangan basket sekolah SMA ANGKASA JAYA I, Pelakunya jelas Jeno dan kawan-kawan. Irene, Karina dan Xavion memilih melihat di pinggir lapangan. Jessica datang bersama yang lainnya. Seperti biasa Jessica masih saja selalu mencari cela agar bisa berdekatan dengan Jeno.

"Eh cewek murahan, gue denger elo udah nikah ya sama om-om? Enak banget ya? Dibayar berapa lo?"

Irene mengernyitkan keningnya, Karina yang mendengar itu jelas tidak terima sahabatnya dihina.

"Eh pecun, nggak kebalik!! Harusnya gue yang tanya ke elo!! Dibayar berapa lo semalam sama om-om tua Bangka itu?"
Bukan tidak ada alasan Karina mengatakan hal itu, selain bertemu dibioskop rupanya Karina pernah bertemu dengan Jessica di salah satu hotel ternama dengan seorang laki-laki tua yang berbeda dari pertama dia bertemu.

"Diem lo! Gue nggak ngajak elo ngomong ya"

"Dih, sapa elu ngatur-ngatur gue" Sinis Karina.

"Denger yaa, kalo elo emang elo udah punya om-om mending elo pergi jauh deh dari Jeno, Jeno nggak pantas buat deket-deket cewek murahan kayak elo" Hina Jessica sambil mendorong pundak Irene.

Karina yang mendengar itu langsung menjambak rambut Jessica. Walhasil hari itu terjadi pertengkaran diantara mereka. Jeno yang melihat itu langsung mengamankan Irene. Memeluknya dan membawa menjauh.

"Elo nggak apa-apa?" Tanya Jeno sambil mengusap rambut Irene yang ternyata juga kena jambak Jessica.

"Lumayan sakit" Singkat Irene meringis sakit ketika akar rambutnya tertarik tadi. Bibir pojok bawah Irene juga sedikit berdarah. Ntah bagaimana wanita gila itu menyakiti Irene.

"Sayang?" Suara berat terdengar. Jeno dan Irene melihat keasal suara.

"Mas Diaz?"

Diaz langsung menghampiri Irene yang berantakan dengan rambut yang acak-acakan. Wajah khawatirnya semakin terlihat jelas apalagi ketika melihat darah di bibir mungil istrinya.

"Kamu kenapa Ren? Kok bisa sampai kayak gini?" Tanya Diaz cemas sambil melihat luka istrinya.

"EH CEWEK MURAHAN!! SINI LO GUE GAMPAR LO YA!!" Teriak Jessica seperti orang kesetanan.

Melihat itu, Diaz langsung melindungi istrinya dengan berada didepan Irene, menggenggam tangan halus Irene. Jeno melihat tingkah Jessica semakin merasa ilfil.

"Oohh ini om-omnya cewek sialan ini"

"Jaga mulut kamu. Dia istri saya" Tegas Diaz.
Plaak.. Sebuah tamparan keras akhirnya bersarang di pipi Jessica.

"Jeno.. "

"Jen"

Diaz dan Irene terkejut melihat sikap Jeno.

"Gue muak ya sama tingkah lo ini. Yang murahan itu elo. Elo kira gue nggak tau kalo elo dibuat bergilir sama cowok-cowok nggak jelas itu. Termasuk guru matematika kita kan!!" Pernyataan Jeno sukses membuat Irene dan yang lain terkejut.

"Maksud lo apa Jen?? Gue nggak mungkin ngelakuin hal rendahan kayak gitu. Gue nggak sama kayak cewek murahan ini"

Plaakkk..lagi.

Tapi kali ini pelakunya Diaz. Wajah Diaz terlihat menyeramkan, rahangnya mengeras dan kedua bola matanya menatap Jessica tajam.

"Gue udah bilang sama elo. Jangan pernah panggil Irene kayak gitu. Elo mau buktikan? Ok gue kasih" Jeno melihat kearah Xavion.

Xavion yang paham kode mata Jeno langsung memperlihatkan sebuah video dari ponselnya. Tampak jelas ketika Jessica dan guru matematika melakukan hal itu di gudang belakang sekolah.

IreneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang