Hutan Terlarang

24 18 2
                                    

"Kakakmu berlian terbaik yang pernah dimiliki kerajaan ini, tapi sayangnya kami harus kehilangan dia"

"Ohh anakku yang malang"

"kerajaan ini mungkin akan kehilangan masa depan jika kita diam saja"

Jane bangun dari mimpi buruk itu, terduduk diatas ranjangnya, menyeka dahinya yang berkeringat dingin. Lalu dia menoleh kearah jendela. Valencia berdiri disana, mengedarkan pandangan kearah luar.

Terdengar suara suara aneh dan pandangannya menggelap singkat saat dia memusatkan fokusnya pada Valencia, matanya tak berkedip saat dia melihat ruangan mendadak berubah menjadi sangat gelap, hanya ada secercah cahaya bulan dari jendela petak kecil, seorang gadis kecil duduk meringkuk diranjangnya sambil menatap nanar bulan yang bersinar terang di langit.

Jane memijit pelipisnya pening lalu penglihatannya kembali semula.

Valencia sudah berbalik dengan wajah melongo marah, lalu dia mendekat dengan terburu buru pada Jane, "apa Yang kau lakukan padaku?"

"Menelusuri masa lalumu" kata Jane mendesis

Valencia melotot padanya dengan wajah menantang "Beraninya kau!"

Jane menarik kerah baju Valencia dengan kasar sambil berbisik pelan ditelinganya, "Jangan kau pikir aku tidak akan tahu jika kau diam saja, latar belakang keluargamu itu dan hubungan kakakmu dengan kakakku"

Dia mendorong pelan Valencia yang wajahnya mendadak memucat lalu dia menyeringai tipis sebelum melanjutkan, "Kuharap kau bersifat kooperatif dengan memberitahu semua yang kau punya"

"Aku tidak tahu," Valencia menggeleng pelan lalu mulutnya terbuka dengan ragu-ragu, "Aku juga tidak tahu kakakku dimana, tapi kakakmu bukannya sudah tiada-"

"Tutup mulutmu!" Belum selesai Valencia berkata, Jane sudah memotong kalimatnya dengan kasar, mata merahnya mengkilap di kulit putih pucatnya

Jane menyingkap selimutnya dan berjalan keluar kamar, dia sangat marah hanya karena perkataan singkat Valencia yang mengatai kakaknya sudah mati.

"Kupikir ada sesuatu yang bisa aku temui disini" Jane mengedarkan pandangan kesekeliling, sepi tak ada satupun orang di asrama mereka bahkan saat dia turun keruang santai, membaca judul buku yang tertata rapi di rak, lalu dia menyadari jika dia ingin mencari tahu tentang hal yang lebih berbahaya itu tidak mungkin bisa diakses dengan mudah.

Pandangannya teralihkan kearah luar dari jendela yang menjulang tinggi mengelilingi ruang santai. Cahaya amat terang kecil muncul dari kejauhan. Jane jelas tahu kearah mana cahaya itu akan membawanya tapi dia tidak peduli, menurutnya tak ada hal hal semacam itu. dia penasaran soal monster hebat macam apa yang bersembunyi di dalam sana seperti yang selama ini digosipkan anak anak saat dia mendengarkan di ruang makan.

Dia mengendap keluar dari asramanya, menuruni tangga dan berlari setenang mungkin di lorong, hanya dengan gaun tidurnya yang berwarna hitam tanpa alas kaki, lalu dia meminjamkan kakinya di rerumputan belkanag sekolah, di depannya hutan Terlarang terbentang luas.

"sssttt"

Jane memandang dengan waspada kesekeliling saat dia mendengar suara desis. Lalu matanya terbelalak kaget saat suara itu memanggil namanya.

"Jane.. kau mencariku?"

"Sial" Jane bergumam saat dia menyadari bahwa sepertinya alasan orang-orang tidak bisa keluar dari hutan ini karena hutan ini mengandung sihir yang dapat menghipnotis.

"Aku di dalam sini jane, kemarilah.. Bantu aku keluar"

"Jason.." dia berkata lirih pada suara itu dan melangkah mendekat. Jane telah terjerat bisikin sihir hutan Terlarang.

EVERDALETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang