Denis dilanda dilema. Di satu sisi, dia ingin melupakan Bram. Di sisi lain, dia masih memiliki perasaan yang kuat untuknya. Setiap hari bertemu Bram di rumah membuat Denis semakin teringat dengannya.
Denis mencoba untuk mengalihkan perhatiannya dengan melakukan berbagai aktivitas. Dia membaca buku, menonton film, dan menghabiskan waktu bersama teman-temannya. Namun, bayangan Bram selalu hadir di benaknya.
Hal ini berakhir membuat Denis terus berusaha untuk mendapatkan Bram apapun caranya.
•
Suatu hari, Denis mendengar kabar bahwa Nisa akan dinas ke luar kota selama beberapa hari. Denis merasa ini adalah kesempatannya untuk mendapatkan tubuh Bram.
Denis tau bahwa ini adalah tindakan yang salah. Dia tidak ingin merusak pernikahan Bram dan Nisa. Tapi dia tidak bisa lagi menahan rasa haus akan tubuh Bram. Dia ingin menjebak Bram dengan cara memberikannya obat tidur yang dibelinya beberapa hari yang lalu.
Denis menunggu dengan cemas hingga Nisa berangkat. Dia memastikan Nisa benar-benar sudah pergi sebelum dia keluar dari kamarnya. Denis berjalan menuju dapur mengambil camilan yang ada di kulkas dan membuat jus yang di dalamnya sudah dia masukkan obat tidur.
Denis memanggil Bram yang sedang berada diluar menutup pagar setelah melihat istrinya pergi. Denis menunggu Bram dengan hati yang berdebar kencang.
Denis: "Mas, gimana kalau kita lanjut nonton film yang kemarin belum selesai?"
Bram: "Boleh, Mas juga penasaran sama endingnya."
Denis: "Kalau gitu Denis ke dapur sebentar, Mau ambil camilan sekalian ambil jus tadi aku bikin hehe.... Mas mau jus juga?"
Bram: "Of course mau dong, Mas mau yang banyak ya, udah lama gak minum jus."
Denis: "Siap boss."
•
Denis berjalan ke dapur mengambil semua yang sudah di siapkan tadi. Bram menyantap habis camilan dan meminum jus buatan Denis tanpa tau apa yang ada di dalam jus itu.
Mereka lanjut menonton film hingga Bram merasa dirinya sangat lemas dan mengantuk lalu berpamitan untuk tidur duluan ke kamarnya meninggalkan Denis di ruang tamu dengan perasaan yang tidak karuan.
Sudah 3 jam Denis menunggu, sekarang dia berjalan mendekat dan mengetuk pintu kamar Bram dengan pelan, berharap Bram sudah tertidur.
Jantung Denis berdebar kencang saat dia mengetuk pintu. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Apakah Bram sudah tertidur lelap? Apakah Bram akan bangun?
Denis menarik napas dalam-dalam sebelum mencoba membuka pintu. Dia harus berani melakukannya, meskipun dia tahu risikonya.
Denis melangkah dengan hati-hati ke dalam kamar Bram. Ruangan itu gelap, hanya diterangi oleh cahaya bulan yang masuk melalui jendela. Denis mendekati tempat tidur dan melihat Mas Bram tertidur pulas.
•
Denis duduk di tepi tempat tidur dan memandangi tubuh Bram, seluruh tubuhnya tertutup selimut yang tebal menyisakan wajah tampannya yang damai.
Denis tangan perlahan mendekati tubuh Bram lalu berbisik dan menggoyangkan badannya pelan menunggu apakah Bram akan terbang, namun tidak ada reaksi dari Bram yang berarti obatnya sudah berkerja.
Denis merasa lega melihat Bram tertidur lelap. Wajahnya terlihat sangat puas saat melihat Bram tertidur tak berdaya.
Denis: "Mas, malam ini kamu puasin aku ya"
Bram: "..."
Denis menyibakkan selimut Bram kesamping lalu menatap tubuhnya seperti seorang harimau yang kelaparan. Perlahan dia menurunkan celana tidur yang dipakai Bram.
TBC
Hayo kira-kira Mas Bram bakal diapain sama Denis ya?? ><
p.s
Thank you for those who have been waiting on this patiently! Aku usahain update cerita ini setiap hari rabu yaa..
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Love [Ipar]
Teen Fiction⚠️ THIS STORY CONTAIN LGBT & NSFW CONTENT ⚠️ Denis diam diam mencintai Kakak iparnya, Mas Bram. bagaimana kisah cinta Denis? Apakah dia akan mendapatkan cinta atau harus merelakan cintanya. Apakah Denis bisa mendapatkan tubuh kekar Bram?