Bagian Lima

12 0 0
                                    

Malam itu Rafa tertidur dengan kepala di pangkuan Yori. Mereka tidak pulang menunggu papa mereka.

"Kak, bangun, dah pagi, aku pulang dulu ya," kata Yori menepuk pipi Rafa. Rafa pun bangun dan mengumpulkan kesadarannya.

"Yor, kamu sekolah aja, biar abang yang nungguin papa," kata Rafa merenggangkan sendi-sendinya. Yori pun mengangguk dan beranjak pergi.

Rafa mengecek kondisi papanya yang belum banyak berubah. Kesadarannya belum pulih penuh, dan masih dengan bantuan oksigen.

"Rafa," tiba-tiba Yupi datang menyapanya.

"Eh, lu ngapain?" Tanya Rafa bingung kedatangan Yupi.

"Bawain lu makan nih," kata Yupi tersenyum memberikan makanan ditangannya pada Rafa.

"Eh, makasih," kata Rafa menyambutnya.

"Yori sekolah?" Tanya Yupi mencari si mungil. Rafa hanya mengangguk.

"Cari tempat makan dulu yuk, papa aman kok pasti," kata Yupi menarik tangan Rafa.

Ditempat lain, Ariel gelisah karena sejak Rafa pergi dirinya belum mendapatkan kabar dari pacarnya tersebut.

"Udah lah Ril, lu begitu juga gak bakal bikin dia tiba-tiba ngabarin lu kan!" Protes Jinan bete melihat Ariel yang mundar mandir.

"Gimana gue gak stres nan, ini Rafa sama sekali gak ada kabar!" Balas Ariel uring uringan.

"Ya sabar aja Ril, lu bayangin aja kalo lu diposisi dia, semalem tiba-tiba rumahnya di datengin sama anak buah papi lu," kata Gita berusaha menenangkan.

Ariel akhirnya duduk di sofa dan terdiam. Dirinya hanya khawatir sesuatu yang buruk terjadi pada pacarnya.

"Gue ma Gita berangkat ya, lu kalo mau balik ke apart Rafa ati-ati, kalo gak lu disini dulu aja," kata Jinan bersiap ke kampus. Ariel hanya mengangguk, membalas dengan tatapan kosong.

Kembali ke Rafa dan Yupi yang sedang sarapan. Yupi memperhatikan dengan senyum mengembang melihat Rafa makan.

"Kenapa lu ngeliatin? Mau?" Tanya Rafa tersadar Yupi memandanginya.

"Gak, makan aja, udah kenyang," kata Yupi tidak berhenti senyum.

"Lu kok mau di jodohin?" Tanya Rafa tiba-tiba.

"Gak punya alasan nolak juga," jawab Yupi spontan. Rafa menaikan sebelah alisnya.

"Lu mau aja hidup lu diatur bokap lu? Lu bahkan gak kenal gue," kata Rafa.

"Orang tua pasti mau yang terbaik, dan bukan gak kenal, tapi belum kenal," jawab Yupi santai.

"Kalo gue ternyata orang jahat? Gue suka kdrt?" Kata Rafa.

"Emang iya?" Tanya Yupi balik dengan santainya. Rafa jadi salah tingkah sendiri.

"Setiap orang itu ditakdirkan Tuhan jadi baik, tinggal dia mau ikut arahan Tuhan apa gak, gitu aja kok, jadi gue yakin-yakin aja lu orang baik," kata Yupi senyum membereskan bekas makan Rafa. Sementara Rafa? Hanya mematung dengan jawaban Yupi.

"Yuk balik, takut papa nyari," kata Yupi menggandeng tangan Rafa pergi dari tempat mereka makan.

Dalam perjalanan kembali ke ruangan papanya, Rafa hendak menghubungi Ariel, dia baru sadar jika Hp nya mati. Mau panik juga percuma, pikirnya. Akhirnya dirinya mencari tempat untuk mengisi baterai Hpnya, sementara Yupi setia menemani.

"Kalo gue dah punya pacar dan gak mau putus dari dia gimana?" Lagi-lagi pertanyaan random keluar dari mulut Rafa.

"It's your choice, aku gak bisa larang, tapi harus gentle lu bilang ke gue, papa lu, sama papa gue, biar mereka paham," kata Yupi gak merubah ekspresi senyumnya. Lagi-lagi Rafa tertegun dengan jawaban lugas Yupi.

"Tapi boleh gak kita coba dulu?" Kata Yupi menggenggam tangan Rafa. Rafa tidak berani merespon apapun.

"Rafa?!" Tiba-tiba seseorang mengagetkan mereka. Membuat Rafa menarik tangannya dari Yupi.

"Brielle?!" Rafa kaget dengan kehadiran Brielle disana.

"Brielle?!" Rafa kaget dengan kehadiran Brielle disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Brielle

Love and JoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang