∆∆𝕆𝕟 𝕥𝕙𝕖 𝕨𝕒𝕪 𝕥𝕠 ℍ𝕠𝕘𝕨𝕒𝕣𝕥𝕤∆∆

112 14 1
                                    

~ •| Note |• ~
+ ooc (out of character)
+ banyak typo di setiap kata
+ sedikit berbeda dari cerita asli nya
+ cursed words⚠️
+ cerita geje+ cringe
——————————

~ •| Note |• ~+ ooc (out of character)+ banyak typo di setiap kata+ sedikit berbeda dari cerita asli nya+ cursed words⚠️+ cerita geje+ cringe——————————

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝐇𝐨𝐠𝐰𝐚𝐫𝐭𝐬 𝐢𝐬 𝐨𝐮𝐫 𝐡𝐨𝐦𝐞?

.
.
.

   Uriel Pov
Aku telah sampai di satu kompartemen kereta yang masih kosong, hah begitu beruntung nya diriku. Ali menaruh koper ku di atas tempat taruh barang, begitu nikmat nya duduk sendirian di sini.. Semoga tidak ada orang— baiklah ku tarik kata-kata ku, dia.. Anak ini ada di depan ku.

"Hei, tidak ada yang duduk di sini selain kamu kan? " Tanya anak itu, anak yang bernama devis Miller sewaktu di butik.. Ntahlah aku sudah lupa.

"Duduklah"

"Great thanks! "

"Kita bertemu lagi kawan! Oh ya perkenalkan ini Mario, dia hewan peliharaan ku oh dan juga baru berusia 3 tahun! " Jelas nya, aku pun menatap ke arah pergelangan tangan nya dimana hewan peliharaan nya yang adalah ular berada, dan saat ini sedang melilit tangan devis.

"Begitu kah, lucu sekalih.. Sudah berapa lama? " Tanya ku masih dengan pandangan ke arah ular di pergelangan tangan devis.

"Maaf? " Ah, seperti nya pertanyaan ku kurang jelas.

"Maksud ku.. Sudah berapa lama kamu memelihara ular kecil ini? "

"Hmm, tidak lama-lama banget sih, baru sekitar tiga mingguan! "

"Begitu yah"

'Menarik'

Setelah perbincangan itu kami berdua hanya sibuk dengan urusan masing-masing, seperti devis yang sibuk dengan ular nya dan sementara aku yang sibuk dengan buku novel muggle yang aku pinjam dari teman muggle ku.. Buku ini terlalu menarik, walaupun isi cerita nya begitu klise.

Ah, apakah aku perlu merenggut beberapa orang untuk membantu ku menjalankan rencana ku? Jujur saja aku benar-benar tidak tertarik dengan perperangan bahkan masalah para penyihir yang begitu kekanak-kanakan.. Aku ingin hidup bermalas-malasan, tapi aku juga harus menunjukkan ke orang-orang bahwa aku adalah salah yang sesungguhnya! Ah, membayangkan semua nya berjalan seperti rencana ku benar-benar membuat ku mabuk kepayang.

Dapat ku lihat dari luar jendela, bahwa anak-anak masih berada di luar untuk menikmati moment terakhir sebelum naik ke kereta dan berangkat ke Hogwarts ini, jujur saja Tempat bernama Hogwarts ini kurang untuk di katakan sebagai tempat yang aman, banyak moment berbahaya yang telah terjadi.. Dan akan ku pastikan.. Kupastikan apa yah... Kenapa seakan.. Ah lupakan saja.

Memutar waktu yah, jika pada kehidupan sebelum nya aku telah kehilangan orang-orang yang ku anggap sebagai keluarga ku, maka apakah pada putaran ini aku akan tetap kehilangan mereka? Tidak itu tidak akan terjadi, mereka adalah keluarga ku.. Akan kupastikan mereka akan selamat.. Biarpun nyawa ku yang akan menjadi taruhan nya.

Aku harus berhati-hati, karena sekalih salah menginjak langkah. Maka seluruh event yang terjadi akan semakin terjdi dengan begitu cepat dan akan lebih buruk dibandingkan sebelum nya, terlalu satu langkah kedepan juga sama saja dengan perubahan yang akan terjadi di masa depan, satu langka 1 perubahan jika melangkah dengan senonoh tanpa berpikir maka dampak buruk bisa terjadi, lagi pula perubahan terdapat dua, yaitu yang buruk dan yang baik .

Apakah aku bisa melakukan nya? Bodoh kenapa kamu berpikir seperti orang krisis, tentu saja kamu harus bisa melakukan nya demi orang-orang tercinta mu dan juga adik laki-laki Bodoh mu yang selalu berbuat onar tersebut di masa depan!

Ah—

"Uriel? "

Ah, aku hampir lupa akan keberadaan anak di hadapan ku ini..

"Ya? "

"Apa kamu mau permen? " Tanya devis, seketika menyadarkan ku.. Kita sudah di tengah perjalanan menuju Hogwarts? Cepat sekalih, perasaan aku hanya membaca buku- sebentar dimana buku itu?

"Kamu mencari buku ini? " Tanya devis, aku pun menatap nya dan melihat bahwa buku itu berada di genggaman nya.

"Aku terkejut kamu membaca sebuah buku muggle, karena yang aku tau keluarga Malfoy itu anti banget dengan yang namanya muggle. " Ucap nya sembari membolak-balikan buku tersebut, menilai dan melihat cover dari buku tersebut, terlebih nada bicara nya benar-benar seakan merendahkan diriku.. Rasanya panas di dalam.

Aku pun segera merebut buku itu dari nya dan bertanya dengan acuh.

"Memangnya kenapa? Kamu merasa risih melihat nya? Miller? "

"Ah... Hahaha! Tidak aku hanya terkejut saja dengan hal ini! Tenang lah turunkan aura mengintimidasi mu itu! Aku hanya ingin menjadi teman yg perhatian kok! " Jelas nya sembari menggaruk pipi nya.

'Benar-benar anak aneh! '

"Baiklah lupakan saja yang tadi, kamu mau permen tidak? "

"Permen? "

"Nih" Ucap devis, dia menaruh sebuah permen ke telapak tangan nya.. Permen dengan bungkusan pink dan juga gambar bintang di tengah..

"Terimakasih.. "

"Your welcome! Aku ingin mengenal mu lebih jauh.. Apakah ada hal yang kamu sukai? " Tanya nya, dia ini.. Suka ngobrol yah?

"Aku, aku suka.. Ntahlah aku tidak tau apa yang ku sukai.. "

"Hah?

   Uriel pov end

"Kau yakin tidak ada yang kau sukai????? "

"Kamu benar-benar aneh! "

"Ya begitulah.. " Gumam Uriel, dia benar-benar sudah terbiasa dk panggil sebagai anak yang aneh karena tidak menyukai apapun.

"Huff! Sebagai teman baik mu! Aku akan membawa mu ke berbagai tempat dan mencoba berbagai hal agar ada satu saja hak yang bisa kamu sukai!!! "

'Yang aku sukai?'

"Jadi rencana nya adalah"

'Eh? Cepat nya? '

"Bagaimana menurut mu? "

'Hah? '

"Renca— seperti nya sebentar lagi kita sampai, mari kita berganti.. " Ucap Uriel seketika terpotong kala melihat satu orang yang berjalan melewati lorong dengan jubah Hogwarts.

"Oh, kau benar, kita harus bersiap-siap! "

'Waktu berjalan begitu cepat, bentar—'

.
.
.
.

- The return of the eldest son

□ᵀᴴᴱ ˢᴱᶜᴼᴺᴰ ᴸᴵᶠᴱ ᴼᶠ ᵀᴴᴱ ᵀᴿᴬˢᴴ ᴱᴸᴰᴱˢᵀ ˢᴼᴺ□ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang