Bagian 14

172 31 0
                                    

Hidup telah berjalan dengan sangat baik selama beberapa hari terakhir. Akhir-akhir ini aku menghabiskan lebih banyak waktu bersama Shanks, The Freebooter sedang ramai, dan rasanya aku merasa lebih bahagia. Namun aku sama sekali belum mendengar kabar Ace. Shanks tidak suka membicarakannya, tidak peduli seberapa keras aku berusaha membujuknya. Nami, Luffy, dan teman temannya tampak prihatin. Sebenarnya aku sudah bertemu mereka beberapa hari yang lalu. Kombinasi pertemanan yang agak aneh, tapi mereka sangat menyenangkan.

Flashback

"Yah, aku harus memperingatkanmu sebelumnya, mereka mungkin akan sedikit gila dan sangat berisik saat kita semua berkumpul, tapi aku yakin mereka akan menyukaimu dan kau juga akan menyukai mereka! Aku sudah bercerita banyak kepada mereka tentangmu." Nami menyeringai padaku. Aku sedikit ragu akan bertemu begitu banyak orang sekaligus, tapi keyakinan Nami membuatku merasa sedikit lebih tenang.

Terdengar ketukan di pintu rumah Nami, menandakan bahwa mereka telah tiba. Aku menyesap bir untuk terakhir kalinya sebelum meletakkannya di meja dan berdiri. Terdengar teriakan samar dari balik pintu, "Aku lapar! Makanan, makanan, makanan!" Aku terkikik melihat suara antusias itu, yang kemudian disusul dengan beberapa suara erangan kesal.

Nami menghela nafas dan membuka pintu, memperlihatkan sekelompok manusia yang terdiri dari 8 orang. Begitu pintu dibuka seorang pria kurus mengenakan topi jerami aneh dan familiar bagiku langsung berlari menuju dapur. Itu topi yang dulu dimiliki Shanks?! Aku menyadarinya, langsung mengetahui bahwa ia adalah Luffy. Aku pernah melihat foto Shanks di apartemennya ketika ia masih lebih muda dan mengenakan topi itu.

7 orang lainnya masuk ke dalam, asyik mengobrol satu sama lain. Setelah mengapa mereka, Nami menghampiriku dan meletakkan tangannya di bahuku. Aku melambai dan tersenyum, semua mata mereka langsung tertuju padaku. "Hai semuanya, aku (Name)! Nami sudah bercerita banyak kepadaku tentang kalian," sapaku riang.

Aku langsung mengenali Robin dan Usopp, barista di Sunny Go, dan tersenyum pada mereka. Mataku tertuju pada wajah familiar lainnya dan langsung terbelalak terkejut. "Dr. Chopper! Kamu teman Nami?!" seruku sambil nyengir lebar ke arah dokter muda itu. Dia tertawa dan mengangguk, menyambut dengan gembira.

"Bagaimana kalian bisa saling mengenal?" Nami bertanya bingung. Aku mengalihkan senyum padanya. "Dia yang merawatku saat.... yah, kamu tahu." Jawabku, Chopper mengangguk.

Nami terkejut, alisnya terangkat dan dia meletakkan tangannya di pinggul. "Oh! Chopper, kenapa kamu tidak memberitahuku? Aku tidak tahu kamu sedang bekerja ketika aku mengunjungi (Name), apalagi merawatnya!" Dia cemberut, membuatku dan Chopper tertawa.

Tawaku terhenti saat merasa ada kehangatan tiba-tiba menyelimuti tangan. Aku mengerjap kaget saat salah satu teman Nami yang belum memperkenalkan diri sudah berlutut di hadapanku. Dia memegang tanganku dan memberikan ciuman lembut padanya. Aku menatap Nami dengan mata lebar dan bingung, tapi dia tidak terlihat terkejut sama sekali.

"U-Um..." Ucapku terpotong saat pria pirang itu menatap dengan mata berbentuk hati. "Siapa bajingan di dunia ini yang berani menyakiti gadis cantik sepertimu?! Rumah sakit bukanlah tempat untuk wanita cantik!" Dia berseru keras sambil menyentuh dadanya. Kebingunganku meningkat sepuluh kali lipat. Pria berambut hijau, Zoro, memutar matanya dan menggumamkan sesuatu tentang "Koki Bodoh".

"Sanji, lebih baik berhati hatilah. Dia sudah ada yang punya." Nami berseru dari belakang, meletakkan tangannya di atas kepalaku. Sanji tersentak. "Pria mana yang berhasil mendapatkan dewi ini?!" Dia berteriak, suaranya terdengar sedih. Nami terkekeh jahat.

"Akagami Shanks." Dia tertawa makin keras saat semua mata tiba-tiba tertuju padaku karena kaget. Semua obrolan seketika berhenti. Sanji berdiri, keterkejutan terlihat jelas di matanya.

Gangland || Shanks x Female! Reader (AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang