Chapter 3

1.3K 166 13
                                    

"Hah, Mas Mahen? Saha eta anjay?"

Kedua netra bening Angga berkaca-kaca. Dirinya sedang bermimpi kah? Tolong jangan bangunkan Angga sekarang. Angga tidak mau bangun disaat mimpi yang paling ditunggu-tunggunya ini datang ke alam bawah sadarnya.

"Mas, aku ... ak-aku ... a-aku—" Angga tidak melanjutkan kalimatnya tatkala sebuah tangan menggenggam pergelangan tangannya dan menariknya pergi.

"Iya-iya tunggu aku ya, Sayang. Aku pulang ini." Haikal lekas mematikan sambungan teleponnya tanpa melepas genggamannya pada sang sepupu. Pria itu menoleh ke arah Angga dengan gurat kebahagiaan. "Anak gue mau lahir! Kita musti cepet pulang!" tuturnya memburu-buru. Tak memberi kesempatan pada Angga guna mengadukan apa yang baru saja Ia lihat sebelum ditarik pergi oleh Haikal.

Angga termenung sepanjang perjalanan menuju rumah. Ia bahkan mengabaikan celotehan Haikal yang bersemangat karena sebentar lagi akan menjadi seorang ayah. Angga hanya berpikir, benarkah yang Ia lihat tadi itu Mahen atau karena saking lelahnya sampai membuatnya berhalusinasi?

....

Angga mendudukkan tubuhnya di pinggiran kasur. Baru saja Ia sampai rumah, rasanya begitu hampa. Angga masih terbayang-bayang oleh pemuda di alun-alun tadi. Entah itu orang sungguhan atau bukan, Angga merasa yakin seratus persen bahwa dirinya tidak sedang berhalusiasi.

Wajah, suara, hingga postur tubuhnya benar-benar mirip dengan Mahen.

Apakah ini salah satu efek rindu yang tak kunjung sirna? Jujur saja tidak semudah itu bagi Angga untuk melupakan Mahen.

Angga mengembuskan napasnya pelan. Pupilnya bergulir melirik bingkai foto dirinya bersama Mahen di meja samping tempat tidur dengan tatapan sendu. Tangan kurusnya terulur ke depan mengambil bingkai tersebut diiringi bulir-bulir air mata yang siap kapan saja menetes.

 Tangan kurusnya terulur ke depan mengambil bingkai tersebut diiringi bulir-bulir air mata yang siap kapan saja menetes

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[©Pin]

Foto itu hasil jepretan Raihan, sukses menumpahkan isak tangis yang sedari tadi ditahannya agar tidak keluar.

"Mas, untuk kesekian kalinya aku nggak bisa nggak nangis karena kamu. Dada aku sakit, sakit banget," tuturnya lirih sembari memukuli dadanya yang terasa menyesakkan.

"Aku kangen, mau peluk Mas Mahen sambil cerita banyak hal. Kenapa Mas Mahen nggak pernah muncul di mimpi aku?" Angga mengelus kaca bingkai di tangannya dengan gerakan lembut. "Kayaknya aku udah gila, Mas. Aku lihat kamu tadi, duduk di sebelah aku. Itu kamu, 'kan?"

Angga merebahkan badannya menyamping setelah menaruh bingkai itu di tempat semula. Pandangannya kini menetap pada gambar dirinya bersama mantan tunangannya itu. Tetap di posisi sama sampai beberapa menit sebelum akhirnya dikejutkan oleh bunyi notifikasi dari ponselnya.
_____

🤘🏻PBSIng '28 Squad🤘🏻

Anggara Tri A., S.Pd., M.Pd:
Hari ini tidak ada
perpanjangan waktu
pengumpulan makalah
19.04

Anggara Tri A., S.Pd., M.Pd:
Link pengumpulan
filenya akan saya tutup
jam 23.59 nanti. Untuk
makalah jadinya,
dibawa besok
19.04

~Juan:
|Baik, Syg💕
19.05

~Hendry:
|Saya sudah, ya, Cantik😘
19.05

~Arjuna:
|Ahsiaaaapp!
19.06

Anggara Tri A., S.Pd., M.Pd:
Thank you all👍🏼
19.06

~Allen:
|Pak, maaf, laptop saya
mati. Kalau agak telat
sedikit boleh nggak?
Serius ini, mohon
keringanannya sebentar
aja. Telatnya dikit doang
kok, nggak sampe berjam-
jam😭🙏🏼🙏🏼🙏🏼
19.06

Anggara Tri A., S.Pd., M.Pd:
Perbaiki sekarang aja,
mumpung masih ada waktu
sebelum jam 12 malem
19.06

~Allen:
|Baik, Pak🙏🏼
19.06

~Malv:
|https://www.xxx1821.com.
21.21
|Sokin, Ngab. Masih anget,
full ena-ena😎
21.21

~Rubysan:
|??!
21.23

~Juan:
|Anjir, Malv ....
21.23
_____

Tangisan Angga sontak berhenti menyaksikan keributan dari grup kelas mata pelajarannya. Seketika rautnya berubah serius melihat tautan link yang dikirimkan oleh salah satu mahasiswanya. Angga tidak bodoh untuk tidak mengerti link apakah itu.

Angga pun mengirim balasan.
_____

Anggara Tri A., S.Pd., M.Pd:
🙂
21.25

~Malv:
|WADUH, MAAP, PAK
19.17
|Salah grup😭🙏🏼🙏🏼
21.26

Anggara Tri A., S.Pd., M.Pd:
Saya tidak tau siapa
kamu, tapi besok
temui saya di ruang
konseling.
21.26
_

____

Angga mematikan ponsel pintarnya dan menaruhnya di atas meja. Ia mengurut pelipisnya yang tiba-tiba berdenyut sakit lantaran perilaku salah satu mahasiswanya yang entah itu sungguhan disengaja atau tidak sampai mengirim link situs porno ke grup kelas. Angga tahu itu, dia pernah muda.

Akan tetapi Angga seperti merasa tidak asing dengan kejadian barusan. Pikirannya langsung tertuju satu nama di benaknya.

"Mas Mahen ...," gumamnya pelan tanpa sadar. Membuat Angga menutup matanya mengingat masa lalu. Dia lelah dan mulai mengantuk, pada akhirnya Angga sungguhan tertidur tanpa berganti pakaian terlebih dahulu.

Mengabaikan keberadaan seorang pemuda di sebuah apartemen yang uring-uringan membaca pesan terakhir sang dosen yang membuatnya kepalang panik akibat kecerobohannya sendiri.

....

Maaf baru bisa update. Terima kasih telah membaca🙂

Pak AnggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang