PROLOG

7 1 0
                                    

"WOY ABIM BALIKIN SEPATU GUEEEE." Teriak seorang siswi dari arah pintu kelas menuju ke koridor lantai 3.

Seorang siswa yang merasa namanya dipanggil pun menoleh ke belakang lalu menunjukkan senyuman remehnya.

"Ambil aja sendiri kalo bisa." Tantang seorang siswa yang posisinya tidak berada jauh dari siswi tersebut, kemudian ia menaruh sepatu sang empu di atas lemari piala.

Siswi tersebut melihatnya penuh dengan dendam, ia sudah sangat jengah dengan siswa yang berada di depannya saat ini. Karna sudah dari kelas 10 ia menjadi target siswa tersebut.

"Emang anjing lu Bim." Maki siswi tersebut namun diabaikan dan justru siswa tersebut lebih memilih melangkahkan kakinya pergi menuju lantai 2.

Mau tidak mau siswi tersebut bersusah payah mengambil sepatunya yang bertengger diatas lemari piala, ia sangat kesal karna hanya sepatunya flatshoes ia harus mengalami peristiwa seperti ini.

Para murid yang melihat kejadian itu hanya bisa tersenyum geli, karena sudah menjadi pemandangan yang sangat biasa untuk warga sekolah SMA Garuda, dimana ada seorang siswi cantik memiliki rambut sepunggung dengan model potongan layer serta seragam sekolahnya yang sangat ketat sedang beradu mulut bersama seorang siswa memiliki paras manis dilengkapi dengan kacamata bulatnya lalu berambut klimis dan berpakaian sangaaaat rapih.

"BERRYL LU NGAPAIN DI ATAS SITU." Teriak heboh seorang siswi yang berpenampilan biasa saja dari atas hingga bawah, namanya Elin. Seorang perempuan yang mempunyai darah campuran antara Indo dan China.

"JADI MONYET KALI DIA SEKARANG." Ujar seorang siswi yang berpenampilan heboh karna dari atas hingga bawah ada saja aksesoris yang ia pakai, namanya Shelva. Kalau dia ini real orang Indo, dia Jawa abiss.

Dua siswi tersebut ketawa sangat puas berhasil mengejek teman kesayangannya itu, mengejek teman kesayangannya adalah hal yang paling indah tiada tara.

Berryl yang kaget pun otomatis menoleh lalu setelah tau kedua orang itu adalah teman dekatnya ia langsung melihat malas ke arah mereka berdua.

"Bacot banget si lu pada, mending bantuin gua ngambil sepatu gua."

"Gimana caranya Ber?" Tanya Shelva dengan tampang dongonya itu.

"Emang sekali tolol ya bakalan tolol terus."
"Lo tau sapu kan? Nah lo ambil yang ada di kelas terus bawa ke sini. Cepetan!"

"Iye iye bentar." Shelva yang tidak ingin kena amukan lagipun pergi dengan terbirit-birit.

Berryl dan Elin melihat kepergian Shelva dengan menggelengkan kepala heran, heran bagaimana caranya mereka berdua bisa temenan sama orang oon seperti itu.

Elin mengalihkan atensinya ke Berryl, ia kepo atas hal apa yang telah Berryl lakukan sekarang.

"Lu emang kenapa Ber bisa kena lagi."

"Au tuh si cupu emang anjing, gua padahal cuma pake flatshoes. Belom aja besok gua pake heels." Ucap Berryl dengan sangat menggebu-gebu.

"Eh tapi ide bagus tuh, coba besok pake heels. Lu kan demen ama yang nyentrik-nyentrik." Celetuk Elin dengan memasang muka wajah bangganya atas ide yang baru saja ia keluarkan.

Berryl yang mendengarnya hanya bisa tersenyum miris, sangat miris sekali hidupnya. Sudah berteman dengan dua orang oon harus juga menjadi musuhnya si cupu.

"Cape gua cape."





⋆ ˚。⋆୨ ʚɞ ୧⋆ ˚。⋆

To Be Continue

⋆ ˚。⋆୨ ʚɞ ୧⋆ ˚。⋆

TraitorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang