01

7 1 0
                                    

Kringgg Kringgg

"Bel masuk berbunyi seluruh murid silahkan ke lapangan, upacara akan segera dilaksanakan."

Disaat semua murid sudah berkeliaran keluar kelas menuju lapangan ada Berryl yang masih saja menego dengan satpam agar diperbolehkan masuk ke dalam sekolah.

Berryl berbicara dengan sangat memohon namun mau pakai cara apapun tidak akan mempan, karena satpam yang berjaga ini sudah bekerja selama puluhan tahun. Memang tidak ada bosannya mengabdi untuk sekolah butut ini.

"Pak ayolah pak, nanti semua yang bapak makan di kantin saya bayarin! Yang penting bolehin saya masuk dulu."

"Aduh neng Berryl, neng kan udah tau kalo telat sama saya udah ga bakal bisa masuk. Mending neng cari jalan lain dah sono."

"Ish aneh banget si."

Berryl melihat aneh tingkah laku satpam depannya ini, karena bukannya sama aja ya masuk lewat dia sama lewat lain?

Daripada buang waktu buat mikir hal yang ga perlu mending dia langsung aja pergi ke gedung belakang sekolah keburu ada Abim si cupu yang berjaga.

"Hahh akhirnya berhasil juga gua masuk." Ujar Berryl dengan puas akan kelakuan barusannya, namun kepuasannya tidak berlangsung lama. Sebab lelaki yang paling dihindarinya saat ini muncul dengan tegap di hadapannya.

"Ikut gue." Ucap Abim dengan nada dan ekspresi yang sangat datar, ia tak lupa menggandeng sebelah tangan Berryl agar perempuan itu tidak kabur.

Namun segera Berryl hempas tangan Abim dari pergelangan tangannya, ia menatap Abim nyalang.

"Gamau!"

"Gue kasih pernyataan bukan per.ta.nya.an."

"Ck, ya bodoamat! Ga peduli tuh gua." Berryl bersiap ingin pergi mendahului Abim, namun dengar ucapan Abim membuat langkahnya seketika terhenti.

"Ohh ga peduli? Iya? Oke gue langsung aja aduin ke BK." Abim pergi meninggalkan Berryl yang masih menjadi patung, ia sengaja memilih lewat tepat disamping Berryl. Ia ingin bermain sedikit dengan perempuan itu.

"Ehhh IYA IYA CUPU!" Ucap Berryl dengan sedikit teriak karena Abim sudah berjalan sedikit menjauh darinya.

"Pinter, cepetan."

Berryl membuang nafas lelah dan jangan lupa muka malasnya, ya ia selalu malas jika berurusan dengan Abim. Lelaki yang selalu saja mencari-cari kesalahannya.

"Bim! Lo ngapain sih bawa gue ke tengah-tengah lapangan?"

"Hukum lu."

"What?! Harus banget di tengah-tengah lapangan kayak gini?!"

"Kalo ga gini, lu ga bakalan kapok."

"Bim, Bim, ABIM."

Abim tidak pedulikan panggilan Berryl, ia melangkahkan kakinya menuju ke podium untuk berbicara kepada pembina upacara. Terlihat pembina upacara hanya mengiyakan semua perkataan Abim, tak lama kemudian Abim pergi meninggalkan area upacara menuju ke barisan kelasnya.

"Aduhhh bangsaaat malu banget gua cokk."

Seluruh peserta upacara melihat ke arah Berryl yang berada sedikit jauh dari tiang bendera, mereka ada yang kasian ada juga yang tertawa. Malang sekali nasib Berryl hari ini.

Saat Abim sudah kembali ke barisan kelasnya ia mendapatkan pertanyaan serta pernyataan yang sedikit membuat ia tercengang.

"Woy Bim, lu seriusan hukum dia begitu?" Tanya seorang lelaki yang berada tepat di samping kiri Abim.

"Iya, kenapa emang?"

"Ya bukan gimana-gimana si Bim, cuman diliat-liat kasian juga si Berryl. Ini udah termasuk berlebihan."

"Pantes kali hukuman gini buat dia, kek gatau dia aja. Biang onar."

"Bim, nakalnya Berryl masih standar. Ya mungkin lu liatnya biang onar karna cewe yg paling nakal dia doang. Tapi kalo lu liat lebih seksama, banyak ko yang nakalnya lebih dari dia. Tapi lunya cuma fokus ke dia doang, apa jangan-jangan lu aslinya demen ama dia?!"

"Han, brisik. mending lu fokus sama upacara, kuping gue pengeng denger kotbah elu."

Reyhan yang semulanya bertanya dengan penuh semangat tiba-tiba langsung menjadi malas akibat dengar penuturan dari Abim.

"Emang ye dasar bocah denial, eh gatau dah denial ato bloon tentang cinta." batin Reyhan gemas.

Abim sedari tadi fokus melihat jalannya upacara, namun tanpa ia sadari fokusnya bukan ke upacara melainkan ke Berryl. Pandangannya terus ia tujukan untuk Berryl tanpa henti, ia sempat tersenyum tipis karna kelakuan Berryl.

Perempuan itu berdiri dengan ogah-ogahan. Sebenernya sih dia sudah dapat peringatan dari guru melalui matanya, mereka melototi Berryl namun orang yang dipelototinya hanya acuh.

Ternyata memang biang onar kamu Berryl Berryl.






⋆ ˚。⋆୨ ʚɞ ୧⋆ ˚。⋆

To Be Continue

⋆ ˚。⋆୨ ʚɞ ୧⋆ ˚。⋆

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TraitorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang