[MARI FOLLOW SEBELUM BACA]
✨Bukan Novel Terjemahan✨
FANTASI STORY
🙏Typo sebanyak dosa Malin Kundang
Akhir yang bahagia kedua pasang kekasih yang selama ini menjalani hubungan mereka dengan penuh rintangan akhirnya berakhir manis.
Para pemeran uta...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Astaga naga, padahal aku susah payah agar tak bertemu dengannya malah dia sendiri datang kepadaku. Batin Tatiana menggerutu tak senang.
Dengan senyum paksa dan wajah tertekan Tatiana meneguk teh hitam pekat yang sama sekali tak ada rasa manis, apakah tamunya tak suka makanan manis?
Pria yang berambut panjang seputih salju itu duduk dengan gaya elegan, satu tangannya memegangi cangkir teh setelah menghirup aromanya sesaat kini pria itu meneguk teh hitam super pahit itu tanpa menunjukkan ekspresi tak suka seperti Tatiana. Ya, Tatiana sedang duduk dengan mantan tunangannya, Duke Vortia.
Tatiana bergumam dalam hati sedari tadi, tak ada topik yang terlintas di dalam kepalanya agar bisa mengobrol dengan pria sedingin es di hadapannya.
"Teresia," Duke Vortia memanggilnya dengan nada datar.
"Ya?" Tatiana menyahutnya dengan wajah kaget. Siapa sangka dia yang akan membuka mulut duluan.
Duke Vortia menaruu cangkur teh, menatap lekat lawan bicaranya. "Maaf mendadak mendatangimu seperti ini, Teresia. Aku hanya tak sabar bertemu denganmu lagi." Pria itu mulai melunak, nada bicaranya tak sedingin sebelumnya.
Tatiana mengangguk, berusaha tersenyum senatural mungkin. Bisa saja Duke Vortia ini tersinggung dan membekukan dirinya menjadi bongkahan es berbentuk manusia.
Dari sudut pandangan Tatiana hubungan mereka adalah mantan tunangan karena status Tatiana yang kini menjadi Duchess Horte. Tapi jika sudut pandang Remian alias Duke Vortia mereka masing bertunangan satu sama lain karena tak pernah ada kata pembatalan pertunangan diantara mereka walaupun Tatiana sudah menjadi Duchess Horte sekalipun.
Remian masih bertanya-tanya bagaimana dirinya selama tinggal disana, apakah dia baik-baik, apakah ada yang mengganggu dirinya atau semacamnya membut Tatiana kikuk sendiri. Selain Jena hanya dia yang bertanya sampai seperti ini.
"Anda terlalu khawatir Duke Vortia, saya baik-baik saja selama disana walaupun sedikit sulit belakang ini karena percobaan bunuh diri duke Horte." Jawab Tatiana memotong pertanyaan beruntun dari Duke Vortia.
Pria itu menggelengkan kepalanya, "kau bisa memanggilku seperti biasanya Teresia. Aneh sekali rasanya kalau kau yang memanggilku dengan panggilan Duke Vortia." Ungkap Remian sedikit cemberut. Tak ada yang menyangka pria maskulin seperti akan memasang ekspresi seperti itu.
Tatiana mengangkat cangkir teh, berpura-pura meneguk tehnya. Dalam hati wanita itu sudah kegirangan bukan main melihat ekspresi cemberut dari Remian barusan.
Tatiana pura-pura batuk. "Maafkan aku Remian, sepertinya belakang ini aku sedikit lelah." Katanya bohong belaka.
Remian mengangguk paham. Pria itu masih terus mengobrol banyak hal dengan Tatiana kali ini wanita itu tak lagi tegang menikmati obrolan dengan pria itu.
"Kadang kala aku merasa kalau kau maksudku dalam dirimu itu bukan bagian dari dunia ini tapi hanya sekilas-kilas. Itu kadang membuatku bingung, mungkin seperti katamu kau sedang lelah." Remian berkata sambil tertawa kecil setelah mendengar Tatiana bercerita soal gaun dari Jena yang yak kunjung selesai karena mereka sedang kabur sekarang.