Pagi ini cena terpaksa berlarian di sekitar lorong kelas kerena kebodohan nya yang menonton drama thailand hingga larut dan menyebabkan dia telat bangun lagi dan lagi.
"Drama thailand mana lagi yang buat kau lari lari pagi ini cena? " Ucap nindia
Cena hanya tertawa kecil, nindia sudah hafal betul cena adalah orang yang sangat menggemari film dari negeri gajah putih itu.. Jika telat pasti pertanyaan itu akan terlontar.
Nindia Aprilia samosir dia teman terbaik cena di masa kuliah sejak maba, mereka sama sama merantau jauh dari orang tua, nindia berasal dari medan Sumatra Utara ,dia anak sulung yang selalu menjadi kakak ku di perkuliahan ini. Gadis dengan darah batak yang mengalir deras ditubuhya, tapi walaupun kadang ucapan nya sarkas aku tau dia baik.
"Ada film baru rilis nin, seru kali bah aku suka karna emg alurnya buat penasaran, jdi ku tonton lah sampai ending, lupa aku liat jam ternyata udah jam 3 pagi" Mungkin kalo pertama kali orang mendengar cena berbicara pasti akan mengira dia juga gadis keturunan batak, karena logat yang kental sekali..
Padahal acena adalah gadis asli keturunan Jawa sumatra yang besar dan lahir di Jawa, mungkin karena sudah lama berteman dengan nindia sudah ikut ikutan jadi logat batak
"Halah kau tiap kali menonton pasti bilang itu, heran padahal bisa kau lanjut besok nya, ini lah akibat nya telat kau, untung prof andin belum datang kalo dah datang dia , jangan harap bisa masuk kau" Celotehan panjang lebar dari nindia bukan hal aneh lagi, itu sudah jadi makanan sehari hari
Sebenarnya teman cena bukan cuma nindia di kelas ini ada sakura hinata yang hari ini sedang sakit jadi tidak bisa mengikuti kelas seperti biasa, jika diliat dari namanya suda ketebak dia anak Jepang tapi produk indo, ya sakura memiliki garis keturunan Jepang hanya saja orang tua nya memang sudah menetap di Indonesia sejak lama.. Jadi tidak ada jepang-jepang nya lagi berbicara pun sudah Indonesia sekali.. Jika cena dan nindia anak kos maka sakura bukan dia lahir dan besar di solo dan berkuliah juga di kampus yang berada di solo.
"Nin ayo ke kantin, cari risol aku udh lama gak makan risol"
"Kau gak makan risol baru hari ini bisa bisa nya kau bilang sudah lama tidak makan "
Cena hanya memamerkan cengiran nya, nindia ini memang gampang naik darah dan emosian tingkat tinggi beda dengan sakura yang lemah lembut walaupun agak lemot dan sering kali ha he ho dulu kalo di ajak berbicara
Kantin fakultas hari ini padat sekali rasanya sesak padahal hanya melihat dari jauh, karena memang saat ini jam jam anak anak pada keluar untuk cari makan.
"Nin kursi pada penuh dimana kita duduk? " Tanya cena sembari meneliti kursi yang dipenuhi mahasiswa kelaparan
Bukan menjawab dia menarik cena ke arah salah satu gerombolan orang yang tengah menyantap makan siang dengan nikmat.
"Rian kami duduk disini boleh? Ap ada penghuni nya? " Ntahlah nindia ini banyak sekali teman nya senantero kampus ini mungkin dia kenal semua
"Oh boleh nin duduk aja, tapi yang ada tas berarti ada penghuni nya ya " Ujar laki kali yang tadinya di panggil rian
Kami sudah duduk di kursi yang memang masih tersisa di sini, sebenarnya cena sedikit bingung satupun dan mereka tidak aku kenal dan tiba-tiba sorot mata orang tertuju ke kami yang duduk di kursi bersama 7 laki laki lain
"Nin ini teman teman mu semua? " Cena berbisik kearah nindia yang berada di sampingnya
Dan dia langsung mengubah posisi duduknya
"Iya"
"Rian perkenalkan ini teman ku azucena tavisha adytama, "
"Cena, aku dipanggil cena panjang kali bah nin ini memperkenalkan ku"
KAMU SEDANG MEMBACA
sakala bumi
Teen FictionSakala bumi, laki laki dengan tinggi 175 cm dengan perawakan wajah campuran manado Jawa dan Cina menyatu pada sosok sakala bumi.. Hidung nya mancung dengan kulit khas orang manado putih dan tutur lembut khas anak Jawa serta mata yang menyipit menand...