"Semuanya perhatian!!"
Seluruh atensi yang tengah berada di lapangan utama sebuah markas tertuju kearah depan dimana sang ketua berdiri dengan seorang pemuda disampingnya.
"Setelah kemenangan yang telah kita raih dari sebuah pertempuran Minggu kemarin, gua ingin mengumumkan pergantian ketua di tahun ke 32 ini." Dengan lantang sang ketua berbicara yang didengar dengan baik oleh seluruh anggota.
"Pada usia Phyrgos yang ke 32 ini, gua mengumumkan penyerahan jabatan ketua ini kepada Halilintar Thunder Aksara. Dia dengan beraninya melawan pasukan Karsa seorang diri ketika kita telah berada di ambang kekalahan,"
"Kita menang juga berkat dia. Jadi, untuk menghargai tindakannya yang sangat berani itu sekaligus untuk menghargai pengabdiannya kepada Phyrgos selama tujuh tahun, gua segenap hati dan raga menyerahkan jabatan ketua kepada Halilintar sebagai apresiasi dari tindakannya yang berhasil mengangkat kita dari kekalahan pertempuran Minggu kemarin." Ujar Katara Hikaga Gira, sang ketua tahun ke 31 membuat suasana lapangan utama menjadi riuh oleh tepukan tangan ikut mengapresiasi tindakan teman mereka bahkan ada yang bersiul.
Setelah suara tepukan tangan mereda, Katara menatap Halilintar yang berada disampingnya. "Lo siap, Akra?" Tanya nya meyakinkan pemuda disampingnya.
Sedangkan sang lawan bicara yang kerap kali dipanggil 'Si Petir Merah' mengangguk dengan mantap. "Gua siap!"
"Baiklah! Mulai hari ini, detik ini, Phyrgos akan diketuai oleh Halilintar Thunder Aksara secara resmi!" Teriak Katara yang kembali mengundang tepukan tangan dari seluruh anggota yang berjumlah 1000 orang itu.
"PHYRGOS!!"
"TAK KAN PERNAH TERKALAHKAN!!"
"PHYRGOS!!"
"DATANG MENGUSIK, PULANG TINGGAL NAMA!!"
"PHYRGOS!!
"JANGAN PERNAH DATANG KALO NYALI KECIL!!"
"PHYRGOS!!"
"MASTERNYA SEGALA PERTARUNGAN!!"
Sorakan dan tepukan tangan memenuhi lapangan utama dari sebuah markas geng besar bernama Phyrgos.
Si Petir Merah tersenyum bangga dibalik wajah datarnya dengan pencapaiannya yang ia idam-idamkan sejak masuk ke dalam geng itu.
Kini, Phyrgos yang beranggotakan 1000 orang telah dalam kawalannya. Dirinya berjanji untuk selalu membawa kemenangan untuk Phyrgos disetiap pertempuran yang mereka lewati.
Tidak hanya dirinya, termasuk juga para sahabatnya. Para sahabat yang sudah seperti keluarga.
Ya. Ia akan mengabdi kepada Phyrgos sampai tetes darah terakhirnya di pertempuran terakhirnya.
*****
"Ciee ... Yang udah jadi ketua ... Boleh, dong, makan-makannya," ucap seorang pemuda yang lebih pendek dari nya itu dengan wajah jahilnya.
Hali hanya memutar kedua bola matanya malas. Kebiasaan pemuda di sampingnya. Padahal, dua hari yang lalu, baru saja mereka makan bersama di rumah makan padang sebagai hadiah ulang tahun dari Hali untuk sahabat masa dinosaurusnya, Taufan Lonier Cakrawala.
"Makan-makan mulu. Baru dua hari yang lalu kita makan," balasnya tanpa melirik orang yang sedang berjalan di sampingnya.
"Ya, terus, kita mau ngapain? Kita harus ngerayain pencapaian lo, Lin. Karena lo udah berhasil jadi ketua dalam geng gedhe," ujar Taufan menatap layar ponsel yang baru diambilnya dari saku celananya.
"Udah gua bilang jangan panggil gua kek gitu kalo lagi di tempat ini,"
Halo menghela napasnya. Jika sudah seperti ini, mana mungkin Hali bisa menolaknya. Sebenarnya, ia bisa saja menolak. Tapi, memang pada dasarnya Hali selalu mencibir ajakan sahabatnya itu, namun, tak urung ia kabulkan juga setiap ajakan manusia satu ini.
"Ya, udah. Besok kita main ke Transmart mau? Gua traktir. Sekarang udah malem," finalnya namun tak mendapat jawaban membuatnya bingung kenapa orang di sampingnya itu diam. Padahal, baru saja semenit yang lalu Taufan berbicara, sekarang sudah diam.
Diliriknya Taufan yang tampak murung menatap ponselnya. Ia tak tahu kenapa, tapi, ia tahu kalau ada yang tidak beres di ponsel yang menunjukkan sebuah room chat itu.
"Ada apa, Cak?" tanya nya membuat Taufan tersentak dan sontak menatapnya dengan tatapan gelisah.
"Anu .. Agus ngajak reunian," balas Taufan menunjukkan seluruh pesan di grub 'Reuni SD Negeri 5 Gunung Pati 20**/20**'.
Hali membaca semua chat hari ini dan kembali menghela napasnya. "Kenapa lo masih ikut grub itu?" tanya nya di luar topik pertanyaan Taufan tadi.
Taufan tampak bingung menjawabnya. Lantaran setelah apa yang terjadi pada mereka di tempat itu, Hali dengan lantang tak pernah mau masuk grub seperti itu begitu juga berlaku untuk Taufan.
"N-nggak tahu," jawabnya pada akhirnya.
"Gak usah ikut,"
Taufan merubah tatapannya menjadi tanda tanya. "Kena-"
"Bisa aja itu jebakan buat kita di hina lagi sama mereka. Lo inget, kan, sama apa yang mereka lakukan sama kita? Mereka bilang kayak gitu di grub, bisa jadi cuma buat mancing kita buat mereka injak lagi habis-habisan. Mending nggak usah ikut. Gua cuma nggak mau lo kena lagi, Cak,"
"Lagipula, mereka reunian cuma bakar-bakar doang. Kita sama anggota Phyrgos yang lain bisa lakuin sekarang," ujar Hali.
Taufan merenungkan ucapan sahabatnya yang sudah ia anggap abang sendiri dan kembali menatap layar ponselnya. Di mana para penghuni grub lainnya masih asik bertukar pesan di sana. Ia menghela napasnya kemudian menekan titik tiga di sudut kanan atas dan memilih keluar dari grub itu.
Setelahnya ia menyimpan benda pipih persegi itu dalam saku celananya dan fokus berjalan di samping Hali menuju ruang meeting sembari berbincang ringan.
*****
Ekhem... Yang nunggu Lia buat cerita tentang Boboiboy..
Kali ini Lia buat nih yang versi geng motornya...
Semoga pada suka lah ya...
Janlup kasih kesan pesan di komen yaa..
Ketemu lagi di bab selanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
HALILINTAR [TAHAP REVISI]
Teen FictionHalilintar Thunder Aksara, seorang pemuda yang duduk di kelas IPA XI-1 yang menjabat sebagai ketua geng motor besar se-Indonesia pada ulang tahun geng tersebut yang ke-32. Bukan hanya markasnya yang besar sehingga disebut geng besar. Jumlah anggota...
![HALILINTAR [TAHAP REVISI]](https://img.wattpad.com/cover/371943529-64-k575715.jpg)