4. istirahat

79 5 2
                                    

terlihat seorang anak laki-laki yang sedang duduk bersandar di ranjang pesakitannya dan dikrumuni oleh sekeluarga yang berusaha sembujur agar anak itu mau memakan makanannya karena sedari bangun dari pingsannya fasha sangat susah untuk makan padahal ia harus meminum obatnya.

"ayok dong cucu oma yang gantengg ini, mau ya makan lima suap aja gapapa nak"ucap oma memohon sembari tangannya mengangkat sendok yang siap untuk menyuapi sang cucu.

fasha hanya menggeleng, anak itu bahkan menatap dengan malas makanan hambar itu. jujur saja ia bukan tak mau memakannya cuma perutnya sedikit mual dan tak nafsu makan sama sekali dan jika ia paksakan bisa memuntahkan makanan itu kembali."engga oma, aku gamau makan perutnya masih kenyang"jawabnya lirih.

"kenyang dari mana dek? kamu belum makan apa-apa loh, mau ya makan? yaudah tiga suap aja ya? abis ini kamu harus minum obatnya dek?"ujar oma sambil menatap sang cucu dengan memohon. 

fasha yang melihat itu semakin tak tega, sebelum ia mengiyakan ucapan sang oma, anak itu sempat melirik sang ayah dan tatapan itu melihatnya penuh dengan permohonan."yauda mau tapi cuma tiga suap ya oma, jangan lebih"

oma yang mendengar itu langsung dengan cepat menganggukan kepalannya dan menatap sang cucu penuh binar senang dan langsung menyuapkan makanan itu pada fasha, anak itu membuka mulutnya dengan pelan takut jika ia mual. dan benar saja wajah fasha langsung memerah menahan gejolak yang diperutnya  sebisa mungkin ia memaksa makanan itu ditelan.

"tahan ya dek, dua suap lagi jangan dimuntahkan"tangannya mengusap dada sang cucu guna untuk menenangkannya.satu suapan saja harus membutuhkan jeda untuk fasha, ia merasa mual dan ragu untuk memakannya kembali

"udah di telan sepenuhnya belum? oma suapin lagi ya" tak ada jawaban yang keluar dari mulut fasha, ia hanya menatap lemas ketika oma hendak menyuapinya lagi.

suapan yang kedua telah masuk ke mulutnya dan anak itu panik ketika ingin memuntahkan makanannya, ia teru memaksakan hingga menelan dan di gantikan dengan batuk yang terdengar menyakitkan dan nafas yang terengah-engah.

Uhuk - Uhuk- Uhuk "hahhh..hahhh udahh o-mma hhh sse-sesek, sakitthh"mata anak itu terpejam dengan kernyitan di matanya, helaan nafas didadanya pun tak beraturan,tanganya mencengkram sprei guna menahan sesak dan panik ketika tak ada pasokan udara yang bisa ia hirup. buru buru ayah fangga langsung menyondorkan segelas air putih dan membantu sang anak untuk meminumnya walaupun dengan sangat pelan.

yang lain menatapnya dengan sangat khawatir, diruangan ini hanya terdapat fangga, oma daan juga fasha. sedangkan sang opa dan farel sedang menuju kantin, keluarga dari sang istri tak bisa datang karena mereka berada diluar kota.

dengan lembut sang oma mengusap dada fasha perlahan"tenang sayang cucu oma hebat, gapapa jangan panik, oke?"sambil terus menenangkan sang cucu, oma tak sedikitpun mengalihkan padangannya pada wajah fasha, ia fokus dan gurat khawatir diwajahnya terlihat jelas.

"dek, tambah sesek nafasnya? ganti pake masker oksigen aja ya?"ucap ayah fangga khawatir, anaknya itu terlihat sangat lemah dan kepayahan bernafas padahal sudah ada nasal canula yang bertengger dihidungnya.

anak itu tak menjawab, ia masih setia memejamkan matanya. demi apapun yang tengah dirasa kan anak itu dadanya seperti terhimpit batu besar sehingga ia merasa sesak, belum lagi lemas yang luar biasa ditubuhnya saat ini.

melihat fasha yang hanya diam, dengan cepat fangga langsung menekan tombol darurat itu dan tak lama bang fahar pun datang bersama suster yang mengikuti di belakangnya.

"kenapa ini dek? fasha kambuh lagi?"ujarnya panik sambil mendekat dan langsung memeriksa fasha.

"sesek lagi bang, ganti sama masker oksigen keliatannya fasha masih belum normal pernafasannya"farel hanya mengangguk dan mengambil masker oksigen itu sembari mengecek uapnya.

"dek lo tahan badan fasha, abang mau lepas nasal canulanya"perintah sang abang dengan sigap fangga menahan tubuh sang anak

"fasha, tahan sebentar ya dan jangan panik, om mau ganti oksigennya oke? pegang tangan ayah erat kalo farel sesek, om cepet kok masang oksigennya jadi jangan panik"setelah mengucapkan itu, tangan fahar langsung melepaskan nasal canula dengan cepat dan buru buru menggantinya dengan masker oksigen. terbukti ketika nasal canula itu di lepas tubuh fasha berlonjak ke atas dan menggenggam tangan fangga dengan erat, suara meng-ngi itu terdengar menyakitkan dan sangat berat.

"ennghhh hhhh ayahh shhh"

setelah selesai, fahar langsung mengecek tubuh sang keponakan dengan telaten, suster pun memeriksa infusan dan mengatur saturasi oksigennya.

"nak, fasha sepertinya belum kuat keadaanya cukup lemah dan gak memungkinkan juga meminum obat takut menambah drop, apa ganti saja lewat infusan obatnya bang?"uacp sang bunda dengan gurat khawatir

"yaudah iya bun, fahar siapkan dulu obatnya ya dan untuk sekarang fahar memberi cairan vitamin untuk imunnya agar kuat"ia langsung menyutikan cairan itu pada kantong infus sang keponakan dan itu tak luput dari pandangan sang oma dan fangga.

"sekarang biarkan saja fasha tertidur dan mengistirahatkan tubuhnya"

"tapi fasha belum minum obat nak, makan saja cuma dua suap, bunda sangat khawatir nak"

fahar memandangi wajah sang bunda tercinta dengan lembut"gapapa bun, aku udah kasih vitamin dan ada waktu 5 jam untuk fasha istirahat dan aku bakal kesini lagi ketika sudah waktunya habis"ucap fahar meyakinkan sang bunda

"bener ya? kamu jangan sampai telat datangnya awas aja! kasian cucu oma takut kenapa-napa lagi"

"iyaa bun iyaa, yaudah aku balik lagi ya masih ada pasien yang harus aku tangani"setelah dua orang itu keluar dan disini tersisa lah bunda dan fangga yang setia menunggu anak itu dikamar rawat private.

tak lama terdengar pintu terbuka menampilakan opa dan farel menghampiri ranjang pesakitan.

"loh oma, ayah, tadi aku liat om fahar baru keluar dari sini apa terjadi sesuatu sama adek? eh kok adek pake masker oksigen oma? bukannya pake nasal canula ya?"deretan pertanyaan yang keluar dari mulut farel, ia kaget saat melihat sang adik ada yang sedikit berbeda.

"tadi oma menyuapi fasha tapi baru dua suap langsung ingin memuntahkannya dan berarhir sesak, jadi minta omfahar buat ganti oksigennya"mendengar penjelasan sang oma, farel lantas memegang kening sang adik dan ternyata hangat kembali

"fasha demam lagi oma, aku gatega liatnya"farel menatap sendu sang adik, bagaimanapun adiknya walau susah diatur tapi ia sanget menyayangi fasha.

"oma mau siapkan kompresan dulu buat adek, sekarang kalian mending mengistirahatkan tubuh masing-masing, takut kalian juga ikutan drop"mereka semua menurut dan mendudukan tubuhnya disofa yang telah tersedia, sedangkan sang oma langsung memberikan handu kecil dan memeratnya lalu menaruhnya di kening sang cucu berharap demamnya segera turun.

.

.

.

.

.

.

.

.

maafin aku ya telattt, mkasiii yang udh membaca, mau menunggu dan memberikan vote, komentarnya. itu sangat berartii buat akuu huhu.

ada yang mau double up ga? kalo mau komen yaa, aku bakal up lagi 

IHSANI FASHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang