Semua orang kini sudah tak terlalu panik, dan duduk di kursi yang sudah di sediakan.
Netra semuanya terfokus pada hitung mundur yang tampak di layar.
"Ini bukan hitung mundur bom kan??" (Name) bergumam yang dapat di dengar seluruh ruangan yang sunyi.
'Bjir perasaan aku ga ngomong sekeras itu deh.' Pikir (Name) depresi. Bergumam aja suaranya sekeras itu, apalagi kalau nanti ada yang teriak. Ga kebayang deh.
Gumaman (Name) membuat semua orang tampak waspada. Benar juga yang di katakan gadis itu.
Angka menunjukkan angka nol di layar dan untungnya ruangan tersebut tidak meledak yang membuat semua orang bernafas lega.
Bulan bersinar dengan begitu terang di malam hari. Indah sekali. Apalagi tak ada polusi udara ataupun awan yang membuat kita dapat melihat bintang-bintang yang bertebaran di langit malam.
Di bawah sinar rembulan, tampak sebuah desa dengan rumah-rumah yang tampak masih tradisional.
"Eh rumah apa itu? Baru pertama kali melihatnya." Hyungseok berkata dengan rasa penasaran.
"Ah itu? Rumah adat dari Indonesia." Hyungseok hanya mengangguk-angguk mendengar ucapan (Name).
"Ehh jangan-jangan filmnya tentang (Name) ya?" Mijin berucap dengan lembut sembari melirik (Name) yang tampak memikirkan sesuatu.
'Gweh jadi mc nih bos, senggol donk! Bentar, rumah adat itu... Eh itukan pas gweh mati di dunia lama. Belum apa-apa masa rahasiaku ketahuan!?' Pikir (Name) yang terlihat tenang namun aslinya panik.
"Edan, jaringannya lemot banget!?" Seorang gadis yang masih terjaga walau sudah tengah malam berteriak frustasi. Netranya terfokus melihat layar hpnya.
Layar menampilkan subtitel yang memudahkan orang-orang di dalam ruangan memahami apa yang gadis itu katakan.
"Lagian dia ada di mana sih?" Zin bertanya dengan penasaran.
"Hutan." Kini semua mata tertuju pada (Name).
"Waaa, lookism akhirnya update! Tapi pada spoiler kalau Jichang is dead. Belum siap mental..." Gadis itu tampak sedih sendiri memikirkan Jichang yang meninggal di chapter yang akan dia baca.
"Apa?" Jichang tampak terdiam tak tau harus mengatakan apa.
"Hei ini bohong kan!? Mana mungkin kakak akan meninggal!?" Jihan berteriak entah ke siapa. Dia merasa tak terima dengan fakta yang baru saja di berikan.
Jibeom menepuk pundak Jihan yang masih tampak tak terima.
Generasi 1 juga tampak terkejut dan kini terdiam.
"Dasar bocah! Tidur sana!? Jangan begadang mulu." Tak ada angin, tak ada hujan teriakan terdengar dari dalam rumah adat.
"Iya mak! 5 menit lagi!" Jawab gadis itu malas.
"Tolong aku..." Bulu kuduk gadis utu berdiri ketika mendengar suara dari hutan.
GULP.
"Waah! Jangan bilang hantu!?" Jungoo berteriak yang membuat Jonggun merasa risih.
"Diamlah wibu kuning." Sahut seseorang dari yang duduk jauh dari Junggo.
"Heh siapa yang bilang gitu!?"
"S-siapa?" Gadis itu mendekati hutan sembari menyalakan lampu senter hpnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Where? [LOOKISM REACTION]
FanfictionTak ada angin, tak ada hujan para character lookism di kumpulkan di suatu ruangan yang menyerupai bioskop. (!!!!) Karakter dan alur lookism hanya milik Park Taejoon. (!!!) Dilarang plagiat ceritaku. (!!) Ini adalah fanfiction yang ku karang sendiri...