O4

528 66 32
                                    

"Oh ya... Kamu masih berhutang penjelasan. Path of mistery tahap tiga." Mencoba menghilangkan rasa bersalahnya, Zin menatap (Name) yang kini membeku di tempat.

"Uh, begitu deh..." Sejujurnya (Name) tak berharap Zin akan ingat hal itu!

'Aduh, aku juga asal ceplos lagi...' (Name) sudah pasrah.

"Sini... Ku bisikkan." (Name) memberi gestur agar Zin mendekat. Dia tak ingin orang-orang di dalam ruangan tau apa yang dia katakan.

Sudah dua menit berlalu dan (Name) akhirnya selesai menjelaskan ke Zin.

"..." Zin terdiam tak tau harus bicara apa.

'Lagi-lagi berurusan tetang bakat ya? Ah sial.' Mengacak rambutnya pelan, Zin berpikir dengan murung.

"Bocah itu kenapa lagi?" Junggo bermonolog sendiri, dia telah memperhatikan (Name) dan Zin sejak Zin mengatakan path of mistery.

"Siapa?" Jonggun mengangkat alisnya dan menatap Jungoo penasaran.

"Zin, yang berada di sebelah (Name) ituu... Tadi dia bertanya pada (Name) apa itu path of mastery tahap tiga. (Name) lalu bisikin entah apa, aku ga denger. Setelah itu bocah itu langsung murung. Dasar aneh."

"..."

"Sudahlah, filmnya mau mulai."

"Hadeh, malas sekolah." (Name) bergumam sembari melihat hpnya. Kakinya melangkah menuju kelas, dan ketika sampai di luar kelas...

"Hyungseok?" (Name) bergumam pelan ketika melihat Hyungseok yang berdiri membeku, menghalangi jalan.

Samar-samar (Name) dapat mendengar ejekan yang terlontar dari dalam kelas.

"Kemarin Zin menghajar..."

"Zin..." Mijin menghela nafas gusar melihat kelakuan teman masa kecilnya itu.

"..." Zin yang sudah murung sebelumnya karena bakat kini makin murung lagi ketika melihat pujaan hatinya yang terluhat kesal dengan kelakukannya.

"Foto telanjang anak babi."
"Kau foto itu?!"
"Ya kalian mau lihat?!"

'Apa hebatnya melakukan hal seperti itu.' (Name) memutar matanya malas.

"Benar! Apa hebatnya!" Banyak orang dalam ruangan itu berteriak setuju.

"Ihh, gamau jijik." Haneul berkata dengan nada melas, padahal dia juga mau lihat...

"Lihat cewe itu pura-pura."

"Aduh ngomong apa sih!?" Haneul menatap tajam orang yang mengatainya itu.

"Tinju Zin memang cepat! Tak terlihat!" Orang itu beralih memuja Zin tak ingin membuat Haneul lebih marah lagi.

"Oh?" Beberapa orang terlihat tertarik. Cepat katanya? Secepat apa!?

"Hei sudahlah itu bukan hal yang membanggakan." Kata Zin dengan muka sombong, (Name) rasanya ingin memukulnya karena kesal.

"Ck, dasar. Padahal haus pujian." (Name) berjalan ke kursinya sembari bergumam sinis.

"Kau tahu gak? Dia... Waktu smp di juluki boxing champion." (Name) tak sengaja mendengar teman semeja Mijin berkata dengan sedikit takut.

"..."

'Kalau tak baca komiknya mungkin aku akan menantang Zin.' Pikir (Name) menyeringai sedikit.

Layar lalu menunjukkan (Name) yang membersihkan piala-piala dan piagam yang di pajang.

Boxing, pencak silat, taekwondo dan banyak bela diri lainnya. Semua perlombaan itu di menangkan oleh (Name).

Where? [LOOKISM REACTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang