2. Aroma Woody

799 50 4
                                    

Warning⚠️Harsh words areaTandai typo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warning⚠️
Harsh words area
Tandai typo.

"Lakukan apapun. Kecuali memohon-mohon kepada seorang pria agar tidak ditinggalkan. Hold your crown high, girls."

👠

Pagi-pagi sekali, Tania sudah melihat Kalendra di rumahnya, dengan setelan jas dan rambut yang ditata rapi sedemikian rupa. Dia baru saja keluar dari ruangan kerja ayahnya.

Tania menghampiri Kalendra dengan tatapan menyelidik. "Ngomong apa lo sama Papa?"

"Bukan apa-apa. Hanya bisnis." Kalendra menjawab.

Kedua tangan Kalendra berada pada saku celananya. Jam tangan rolex melingkar dipergelangan tangannya yang berurat. Aroma woody yang tajam menyapa indera penciuman Tania, membawa kesan maskulin pada pria itu.

Tania masih memandang Kalendra dengan mata yang menyipit penuh selidik. Seorang Tania tidak akan mudah percaya bahkan pada pria di hadapannya ini, "bohong lo ya!?! Awas kalo ada sesuatu yang enggak gue tahu."

"Tidak ada, Taniaa." Jawab Kalendra.

"Yaudah. Awas, minggir lo." Tania mendorong Kalendra ke samping agar tidak menghalangi jalannya.

"Mau kemana kamu?" Tanya Kalendra. Akan kemana tunangannya itu dengan membawa koper di pagi hari begini.

"Bukan urusan lo." Tania berkata dengan sarkas. Kemudian ia melenggang pergi dari hadapan Kalendra.

Hari ini, Tania ada agenda keluar kota. Mungkin selama tiga hari dia akan menetap di sana. Bersama dengan sekretarisnya, Cecillia.

Namun, sekretarisnya itu belum memunculkan dirinya di hadapan Tania, ada apa dengan sekretarisnya itu? Jika tidak bisa menepati jam yang ditentukan, seharusnya dia mengirimkan pesan padanya.

Akhirnya, Tania mengambil ponselnya berniat menghubungi Cecilia. Ia kesal sendiri dengan menunggu sekretarisnya itu yang tak kunjung datang.

Saat ponsel sudah menempel ditelinga Tania, tiba-tiba terdengar suara yang sangat dekat dengan telinganya. Hingga Tania dapat merasakan nafas hangat pada tengkuknya.

"Belum ada yang menjemput? Mau saya antar??" Tanya Kalendra.

Kalendra berdiri di belakang punggung Tania. Menundukkan kepalanya hingga sejajar dengan telinga Tania.

Tania terkejut dengan keberadaan Kalendra yang sangat dekat dengannya. Ada apa dengan pria itu? Pikirnya.

"Sialan. Ngagetin sumpah." Ujar Tania sambil memegang dadanya.

"Your language." Kalendra mengangkat kepalanya yang sedari tadi menunduk. Membuat dirinya kembali berdiri dengan tegap.

"Bodo amat. Lo yang ngagetin."

Beside Into You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang